PELAKITA.ID – Pemanfaatan tulang ikan sebagai perekat alami untuk produk kayu laminasi mengantarkan salah satu tim Universitas Hasanuddin memperoleh medali emas dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-33 tahun 2020.
PIMNAS diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional dimana Universitas Gadja Mada dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggara, pada tanggal 24-29 November 2020 secara daring.
Melalui wawancara pada Kamis (03/12) bersama Risaldi Wajo selaku ketua tim menjelaskan pada ajang PIMNAS ini, timnya mempresentasikan ide penelitian mengenai “Perekat Alami Berbahan Limbah Tulang Ikan Sebagai Alternatif Pengganti Perekat Sintetis Untuk Produk Kayu Laminasi”.
Saat ini produk turunan kayu yang menggunakan perekat sintetis berbasis formaldehid dengan kandungan emisi yang sifatnya karsinogenik banyak digunakan.
Hal ini dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia serta bahan dasar yang digunakan dari minyak bumi tidak terbarukan.
“Berawal dari masalah ini kami tergerak menghasilkan inovasi perekat alami yang berbahan dasar tulang ikan berbasis gelatin. Ini lebih ramah lingkungan tanpa emisi. Produk turunan kayu ini berasal dari dua bahan utama yakni kayu dan perekat. Gelatin sendiri bisa didapatkan dari berbagai bahan baku bagian tubuh hewan yang mengandung protein kolagen tinggi,” jelas Risaldi.
Limbah perikanan adalah salah satu bahan baku yang dapat dijadikan perekat gelatin. Dilihat dari data Kementrian Kelautan dan Perikanan, sekitar 20 pesen dari total berat badan ikan menjadi limbah yang belum termanfaatkan secara maksimal.
Inovasi ini selain menyelesaikan masalah terkait perekat sintetis, melalui penelitian ini juga dapat terselesaikan masalah pencemaran lingkungan dari limbah perikanan khususnya di Sulawesi Selatan.
Risaldi beserta tim juga menganalisis ketersediaan bahan baku limbah perikanan untuk dikonversi menjadi perekat gelatin agar bermanfaat menutupi ketersediaan perekat produk kayu.
Hasil analisis menunjukkan perekat alami dari limbah perikanan khususnya bagian tulang dapat menutupi ketersediaan perekat untuk produk kayu skala nasional sekitar 58.473.000 m3 yang dihasilkan dari perekat gelatin berbahan baku limbah perikanan tulang ikan.
PIMNAS dimanfaatkan oleh Risaldi beserta tim sebagai upaya peningkatan kapasitas diri baik softskill maupun hardskill. Ajang ini juga menjadi jembatan meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan.
Hal lainnya adalah mereka memperoleh pengalaman berinteraksi dengan peneliti muda lainnya dari berbagai penjuru di Indonesia.
Ide penelitian berpotensi menggeser arah konsumen perekat sintetis menjadi perekat alami ramah lingkungan. Hal inin tentunya akan berdampak pada Indonesia menjadi negara dengan green countries and pollution-safe countries.
“Menurut saya PIMNAS merupakan ajang bergengsi bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. Saya dan teman-teman termotivasi untuk menunjukkan diri sebagai sosok mahasiswa yang memiliki inovasi, kreatif, dan memiliki kemampuann kognitif, afeksi, dan psikomotorik. Banyak hal positif kami dapatkan dari ajang ini,” kata Risaldi.
Dosen Pendamping adalah Sahriyanti Saad S.Hut, M.Si, Ph.D sementara ketua tim Risaldi Wajo dan anggota Sartika dan Nadhifa Maudika Izza Nisa.(*/mir)