PELAKITA.ID – Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar melakukan pengecekan atau verifikasi lapangan terhadap adanya pengaduan warga di Sungai Parangloe, Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Senin, (8/5)
Laporan pengaduan warga tersebut adalah munculnya bau tidak sedap disertai buih pada permukaan sungai di sekitar aliran sungai.
Ada fakta yang berbeda dengan situasi sebelumnya dimana air menjadi berwarna sangat keruh.
“Air menjadi lebih keruh mendekati hitam dan berbau. Ini sudah berlangsung sejak lama, makanya saya melaporkan kepada pemerintah,” ungkap Patahuddin, ketua forum RT RW.
Menurut Patahuddin, di situ juga ada indikasi kebocoran pipa.
“Diduga pipa dari usaha atau kegiatan warga,” sebut Patahuddin.
DLH Kota Makassar pun langsung menindaklanjuti laporan tersebut.
Pj Kepala DLH Kota Makassar, Ferdi Mochtar turun tangan dan menugaskan tim untuk melakukan verifikasi lapangan.
Ferdi bahkan ikut serta dan didampingi oleh Asfat Azis, selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH.
Berdasarkan identifikasi dari tim DLH, ditemukan bahwa buih yang berada di sungai diduga berasal dari pelepasan air limbah oleh usaha atau kegiatan warga yang berada di sepanjang Sungai Parangloe.
Selanjutnya, Tim DLH melakukan pengujian parameter kunci di lapangan yang disaksikan langsung oleh Lurah Parangloe Muhammad Ansar, ketua LPM, dan RT/RW setempat.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat portable, dengan hasil DO, pH, yang masih memenuhi baku mutu.
Meski demikian, lebih jauh, terkait masalah air yang bau dan berwarna, akan dilakukan pengambilan sampel untuk diuji lebih lanjut di laboratorium yang terakreditasi dan teregistrasi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar menyebut segera melakukan koordinasi dengan para pelaku usaha yang berada di sekitar lokasi sungai tersebut.
“Kita perlu memastikan penanganan limbah dengan cermat. Mungkin saja baku mutu masih bagus tapi ke depan kita perlu tetap waspada,” ucap Ferdi.
“Setelah pengecekan ini, setelah tim kami memeriksa sampel di sungai,” imbuhnya.
“Kita akan tindak lanjuti dengan koordinasi dan sosialisasi bagaimana semestinya pelaku usaha untuk menerapkan usaha sehat, peduli lingkungan dan bertanggung jawab mengelola limbahnya,” sebut Ferdi.
“Yang kini lakukan ini merupakan respon atas laporan warga, tentu kita tidak mau ada implikasi buruk bagi lingkungan dan terutama masyarakat pengguna air sungai,” pungkas Ferdi.
Editor: K. Azis