PELAKITA.ID – Sebuah proyek bernama StAR atau Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery telah diluncurkan di Kota Sorong, Papua Barat pekan lalu atau pada Rabu, 30/11/2022.
Proyek itu bisa disebut perintis proyek pelestarian pertama di dunia yang bertujuan membangun kembali populasi hiu zebra atau zebra sharks yang efektif di Raja Ampat, Indonesia.
Acara peluncuran dihadiri oleh pemerintah Indonesia, bersama dengan mitra Proyek StAR, pengelola Kawasan Konservasi Perairan KKP serta perwakilan dari organisasi konservasi dan lembaga akademik.
Melalui Proyek StAR, akan mengantisipasi target pelepasan 200 hingga 300 anak hiu zebra selama 6 hingga 10 tahun ke depan, dengan harapan dapat memulihkan populasi Raja Ampat sepenuhnya ke tingkat mandiri.
Setelah peluncuran, para peserta juga mengunjungi Pusat Penelitian dan Konservasi Raja Ampat (RARCC) dan menyaksikan tiga hiu zebra remaja pertama yang menetas pertengahan September dan akan dilepasliarkan awal tahun depan.
Tentang Hiu Zebra
Hiu zebra (Stegostoma tigrinum) adalah spesies hiu ksatu-satunya anggota keluarga Stegostomatidae.
Spesies ini ditemukan di seluruh Indo-Pasifik tropis, sering ditemukan di erumbu karang dan dataran berpasir hingga kedalaman 62 m (203 kaki).
Hiu zebra dewasa berpenampilan khas, dengan lima bubungan memanjang pada tubuh silindris, sirip ekor rendah yang terdiri dari hampir setengah panjang total, dan biasanya berupa pola bintik hitam dengan latar belakang pucat.
Hiu zebra muda dengan panjang di bawah 50–90 cm (20–35 inci) memiliki pola yang sama sekali berbeda, terdiri dari garis-garis vertikal tipis dengan latar belakang cokelat, dan tidak memiliki punggung. Spesies ini mencapai panjang 2,5 m (8,2 kaki).
Hiu zebra aktif di malam hari dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan beristirahat tak bergerak di dasar laut.
Pada malam hari, mereka aktif berburu moluska, krustasea, ikan bertulang kecil, dan mungkin ular laut di dalam lubang dan celah karang.
Meskipun menyendiri hampir sepanjang tahun, mereka membentuk agregasi musiman yang besar. Hiu zebra bersifat ovipar: betina menghasilkan beberapa lusin kapsul telur besar, yang ditambatkan ke struktur bawah air melalui sulur perekat.
Tidak berbahaya bagi manusia. Hiu zebra adalah obyek penyelaman ekowisata dan akuarium umum yang populer.
Lembaga Konservasi Dunia telah menilai spesies ini sebagai terancam Punah di seluruh dunia, karena ditangkap oleh perikanan komersial di sebagian besar wilayah jelajahnya (kecuali di luar Australia) untuk daging, sirip, dan minyak hati. Ada bukti yang kuat bahwa jumlahnya semakin berkurang.
#ReShark #StARProject #leopardshark #zebrashark #ocean #marineconservation #sealife #indonesia
Sumber: ReShark Linkedin dan Wikipedia
Editor: K. Azis