PELAKITA.ID – Saat ini Pangkalan Pendaratan Ikan Beba di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar sedang diperbaiki.
Dana rehabilitasi berasal dari pos Dana Alokasi Khusus dan diharapkan menjadikan salah satu pangkalan pelabuhan tersibuk di selatan Kota Makassar itu efektif melayani aktvitas bongkar muat ikan.
Pelakita.ID berkunjung ke salah satu dari 22 PPI yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi itu untuk melihat denyut PPI tersebut dan mendapat kalau pengunjung tetap membeludak.
Terlihat beragam aktivitas yang tumpeng tindih seperti kegiatan kuliner, perdagangan, hingga bongkar muat kapal ikan.
Akses masuk ke dalam PPI pun sempit dan perlu jadi perhatian terutama kebersihan dan pengaturannya. PPI Beba merupakan pusat bongkar muat ikan yang banyak dimanfaatkan pembeli ikan dari sekitra Makassar.
Ribuan orang disebut datang ke PPI Beba terutama pada musim timur atau musim ikan.
Selain itu, dapat disebutkan bahwa dermaga atau fasilitas labuh untuk kapal-kapal ikan hingga 20 groston tetap aman dan bisa nyaman di sana. Sekitar seratusan armada disebut datang tiap pagi ke pelabuhan ini.
Meski demikian diperlukan antisipasi untuk suasana musim barat dimana wilayah ini kerap mengalami gelombang besar saat musim hujan atau barat.
Sisi lain yang juga lekat dengan PPI Beba adalah akgtivitas wisata kuliner di sekitra PPI dan perlu penanganan bijaksana.
“Secara umum fasilitas labuh relatif baik, hanya masih perlu kolam labuh dan breakwater untuk keamanan kapal nelayan saat musim barat,” jawab Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Muhammad Ilyas saat dihubungi Pelakita.ID.
Pejabat yang belum lama dilantik sebagai Kepala Dinas tersebut menyebut pengelolaan PPI Beba harus berorientasi 5K dan Eco Green Fishery Port. Maksudnya, mengadopsi sistem dan protokol aman dan peduli lingkungan.
“Pengelolaan ke depan harus mandiri. Layanan dasar nelayan seperti pelayanan Surat Perintah Berlayar atau SPB, SLO, ketersediaan Bahan Bakar Minya Nelayan dalam bentuk Solar Package Dealer Nelayan SPDN harus aktif, pabrik es harus ada dan bisa menyediakan es bagi pelaku usaha,” sebut alumni S3 di Jepang ini.
“Termasuk coldstorage di sana harus dipastikan tersedia dan bisa beroperasi. Selain itu, tugas kami memastikan 5 K atau Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, dan Kenyamanan bagi pengunjung teristimewa pelaku usaha perikanan,” imbuhnya.
Menurut Ilyas, tantangan ke depan ada sinergi antar pihak, antar pelaku usaha termasuk dengan masyatakat yang berdomilisi di sekitar Beba.
“Saat ini kita lihat bahwa PPI Beba adalah pemasok ikan bagi Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan kabupaten kota jauh,” imbuhnya.
“Oleh sebab itu, kita perlu mengantiisipas tantangan, kendala dan potensi konflik yang muncul karena ketersediaan ruang. Kami berharap ke depan, setelahh bangunan PPI rampung semua aktivitas bongkar muat terjadi di kompleks PPI,” harapnya.
“Kita perlu komitmen bersama. Perlu ada juga dukungan penguatan sumberdaya manusia, komitmen dan kapasitas kelembagaan yang memadai,” ucapnya.
“Kita ingin PPI Beba ini dikelola dengan profesional sebab posisinya sangat strategis dan menjadi sumber pendapatan asli daerah Sulsel dan Takalar,” pungkas alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas ini.
Penulis: K. Azis