PELAKITA.ID – PT Vale Indonesia Tbk bersama Komunitas Merah Putih Parasulu dan Pemda Luwu Timur menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Pesisir dan Laut Terjaga, Masyarakat Tangguh dan Berdaya, subtema Mengelola Potensi Sumberdaya Mangrove dan Terumbu Karang Malili Secara Mandiri dan Berkelanjutan.
Menarik ya temanya? FGD ini adalah upaya bersama untuk mendayagunakan, mengembangkan dan menindaklanjuti Program PPM-PKPM atau Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat-Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri sebagai wujud implementasi CSR PT Vale 2018-2023 yang dijalankan melalui kolaborasi multipihak PT. Vale Indonesia Tbk, Pemerintah dan masyarakat.
Implementasi PKPM merupakan manifestasi MoU PT. Vale, Kemendesa, Pemprov Sulsel, Pemda Luwu Timur yang ditandatangani pada tanggal 18 November 2018.
Kebijakan Pengembangan Kawasan Perdesaan itu merujuk pada UU No. 6/2014 tentang Desa, dimana di dalamnya mengatur tentang kerjasama desa terhadap pembangunan kawasan atau desa-desa termasuk perdesaan pesisir yang ingin bekerjasama dalam spirit “membangun desa” secara bersama.
Salah satu kawasan perdesaan dari 10 kawasan yang masuk wilayah pemberdayaan PT.Vale adalah kawasan pesisir dan olahan hasil laut di Kecamatan Malili.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan seperti penanaman mangrove dan pembangunan ‘apartemen ikan’, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai isu abrasi di wilayah pesisir laut yang mengancam wilayah tangkapan nelayan dan permukiman.
Isu lainnya adalah kterdegradasinya luasan mangrove dan kerusakan terumbu karang karena praktik pemanfaatan sumber daya yang tak terkendal, akibatnya, akses daerah dan ikan target tangkapan nelayan setempat terancam.
FGD ini merupakan upaya untuk mendayagunakan potensi sumberdaya pesisir dan laut Malili dan Luwu Timur secara umum agar dapat dikelola dengan efektif, mandiri dan berkelanjutan dengan memperhatikan realitas dan isu yang ada termasuk tantangan ke depan.
Hadirnya Kementerian terkait seperti KKP, DKP, dan Pemda Luwu Timur, praktisi dan akademisi diharapkan akan memberi masukan dan perspektif baru, agar ke depan, pemahaman terhadap urgensi mengelola, memanfaatkan dan melestarikan kawasan pesisir laut Malil sesuai pedoman dan ketentuan Pemerintah yang berlaku dalam menjamin keberlangsungan hidup masyarakat dan ekosistem.
Yang kedua, diharapkan agar dapat meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya kesepahaman dan kolaborasi para pihak terhadap pengelolaan dan pelestarian kawasan pesisir dan laut.
Yang ketiga, semoga lahir rekomendasi bersama dalam rangka pemanfaatan dan pengembangan kawasan pesisir dan laut melalui pola kemitraan para pihak.
Proses FGD akan diisi paparan Selayang Pandang Kondisi Pesisir dan Panorama Bawah Laut Malili dengan foto, video dan data oleh MORI Diving Club Malili, opening speech oleh Direktur Departemen Eksternal dan Corporate Relation PT. Vale Indonesia Tbk. Sambutan Bupati Luwu Timur sekaligus membuka acara FGD, kemudian dilanjutkan pemaparan materi.
Narasumber dan penanggap cukup beragam seperti dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, DKP Sulsel, TNI AL, akademisi, pemerhati Teluk Bone, NGO, perwakilan fasilitator masyarakat. Pelaksanaan FGD daring pada Rabu, 18 Agustus 2020, waktu 08.30-12.00 Wita. Cek infografis di atas.
Salam lestari, salam berdaya!
Sumber: TOR FGD