Lahir pada 14 Maret 1988 di Kéra, Burkina Faso. Ia meraih gelar Sarjana Geologi dari Universitas Ouagadougou dan menempuh pendidikan sebagai perwira militer (khususnya di pasukan khusus), dengan pengalaman di Mali di bawah misi PBB.
PELAKITA.ID – Sebagai kapten, ia memimpin kudeta September 2022 yang menggulingkan Paul-Henri Damiba, dan menjadi presiden interim pada usia 34 tahun—menjadikannya kepala negara termuda di dunia, serta yang termuda kedua di Afrika setelah Thomas Sankara.
Mengapa Banyak yang Menyebutnya “Sankara Baru” Afrika
Traoré mengusung visi Pan-Afrika dan anti-imperialis—menjadikan Prancis sebagai simbol neokolonialisme, mengusir pasukan Prancis, menegosiasi ulang kontrak tambang emas, serta menjalin hubungan lebih erat dengan Rusia dan mitra regional seperti Mali & Niger.
Ia memimpin berbagai reformasi ekonomi besar:
-
Menasionalisasi sektor emas, membangun kilang negara, serta membentuk SOPAMIB (perusahaan tambang negara) untuk menahan nilai dan pendapatan tetap di dalam negeri.
-
Menolak pinjaman baru dari IMF/Bank Dunia, melunasi utang domestik, memotong gaji menteri sekitar 30%, menaikkan gaji pegawai negeri sekitar 50%—meningkatkan perputaran ekonomi dan mengurangi pemborosan elit.
-
Meluncurkan Agro-Pastoral Offensive: mendistribusikan traktor, pompa, dll., yang menghasilkan lonjakan produksi tomat, millet, dan beras (contoh: tomat 315 → 360 ribu ton; beras 280 → 326 ribu ton).
-
Mengembangkan agro-industri—pabrik pengolahan tomat dan kapas, kilang emas baru, pabrik semen, bandara, pabrik tepung, serta pabrik lokal lainnya—menciptakan lapangan kerja, mengurangi impor, dan memperkuat kedaulatan.
-
Meluncurkan reformasi tanah: mencabut izin agribisnis ekstraktif, mengembalikan hak-hak adat pedesaan—mendapat dukungan dari petani kecil dan kaum muda.
Simbol Regional & Pan-Afrika
Usia, gaya, dan retorika Traoré sangat resonan dengan generasi muda Afrika yang kecewa pada kepemimpinan tua yang korup dan ketergantungan pada Barat.
Ia dipandang menghidupkan kembali warisan spiritual Thomas Sankara: memugar mausoleum Sankara, menamai ulang jalan, dan mendeklarasikan “Revolusi Progresif dan Populer” yang menggema cita-cita Sankarisme—kemandirian dan egalitarianisme.
Ia juga membantu mendirikan Alliance of Sahel States (Burkina Faso, Mali, Niger) sebagai penyeimbang regional terhadap ECOWAS dan badan-badan pro-Barat—menekankan solusi Afrika untuk masalah Afrika.
Traoré dirayakan dalam diaspora dan kampanye akar rumput—dari Nairobi hingga London dan Jamaika—sebagai simbol perlawanan terhadap neokolonialisme dan pembawa panji pembebasan kulit hitam.
Tantangan & Kritik
-
Keamanan memburuk tajam: kekerasan jihad meningkat hingga lebih dari 17.000 kematian—tiga kali lipat dari sebelum kudeta—dan lebih dari 60% wilayah Burkina Faso di luar kendali negara, dengan jutaan orang mengungsi internal.
-
Norma demokrasi terkikis: pemilu ditunda hingga 2029, kebebasan pers dibatasi, kritikus dipaksa wajib militer, laporan penahanan di luar hukum meningkat, semua diperparah oleh kultus individu yang didukung propaganda Rusia dan konten AI.
-
Pengamat memperingatkan popularitasnya bisa merosot jika keamanan dan kemajuan ekonomi mandek, serta modelnya berisiko menukar ketergantungan Barat dengan rezim otoriter yang didukung kekuatan eksternal lain.
Warisan yang Sedang Dibangun
Ibrahim Traoré mewakili jenis kepemimpinan Afrika baru: muda, anti-imperialis, pro-kedaulatan, dan populis. Ia telah mendefinisikan ulang jalur ekonomi Burkina Faso, posisi regional, dan identitas simbolisnya—menantang sistem lama di seluruh Sahel.
Jika ia berhasil memberikan perbaikan nyata—keamanan, kesejahteraan, stabilitas demokratis—ia mungkin akan dikenang sebagai pewaris politik idealisme Sankara, serta pemicu kebangkitan Pan-Afrika sejati. Namun jika represi semakin dalam dan kekerasan berlanjut, warisannya bisa menjadi kisah peringatan lain tentang semangat revolusioner yang tak diimbangi kematangan institusional.
Sekilas
Domain | Aksi Traoré | Simbolisme/Dampak |
---|---|---|
Ekonomi | Nasionalisasi tambang, reformasi agraria, industrialisasi | Kendali supranasional & penciptaan kerja |
Politik & Kedaulatan | Penolakan IMF/Bank Dunia, poros anti-Prancis | Penegasan kembali otonomi nasional |
Sosial & Agraria | Dukungan petani, infrastruktur lokal | Ketahanan pangan & pemberdayaan pedesaan |
Identitas & Budaya | Kebangkitan Sankarisme, pembentukan AES | Persatuan Pan-Afrika & citra anti-imperial |
Keamanan & Hak | Ekspansi militer, represi | Instabilitas meningkat & erosi demokrasi |
Pembaca sekalian, Ibrahim Traoré amatlah penting—bukan hanya di Burkina Faso, tetapi juga di seluruh Afrika dan diaspora global Afrika—sebagai simbol kuat perubahan generasi, keyakinan anti-kolonial, dan pencarian pembangunan yang ditentukan sendiri.
Kepemimpinannya sekaligus dipuji dan dicurigai—sebuah tesis yang masih berjalan tentang apakah bab berikutnya Afrika akan ditentukan oleh visi revolusioner atau kekuasaan yang mengakar.
Sumber (Wikipedia/Internet)