PELAKITA.ID – Masih pagi, Abdul Razak Said, sosok yang saat ini telah memasuki periode ketiganya sebagai pengurus di DPP Partai Golkar sedang menunggu penerbangan sorenya ke Jakarta.
Di Hometown Kopizone, Jalan Boulevard Makassar, alumni Fakultas Hukum Unhas ini mengaku rehat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan kembai ke Tanah Jawa, layaknya Anak Rantau.
Dia ke Bone pergi nyekar, menghantar pemakaman saudara Gubernur Sulsel, Andi Sumardi Sulaiman.
“Dari Bone ini, sekaligus ziarah kubur orang tua, Ummi, Abbaku dan silaturahmi keluarga,” katanya saat disapa Pelakita.ID, Minggu, 1 Juli 2023.
Acha, begitu sapaan, Ketua Umum Badko HMI SULSELRABAR ini berkisah tentang pengalamannya dengan Warkop Kopizone, komunitas, dan orang-orang yang menyertainya. Di Jawa Barat dia familiar disapa Kang Said
Di sudut kanan depan Hometown Kopizone, Kang Said menikmati kopi racikan 7:3, lamat-lamat mengisap rokoknya.
Dia pun bercerita tentang beberapa nama yang dia akrab sejak awal, ada Awaluddin Lasena, Didies Abubaeda, Suwarno Sudirman, Iqbal Arifin, Iwan Patawari hingga sejumlah aktivis HMI, baik yang masih berstatus mahasiswa maupun yang sudah ‘veteran’.
“Dulu saat masih bernama Goolagong, anak-akan HMI dari Gowa Raya, Makassar Timur, dan Makassar, ketemunya di sini,” ucap pria yang mengaku Ketum Badko HMI Sulselrabar ini di periode 2006-2008 ini.
“Saya kira istilah Camidu itu muncul dari cara kami menyelesaikan persoalan di warkop,” katanya tertawa.
Camidu yang dia maksud adalah Catat Mi Dulu. Kasbon atau piutang kopi, bayar belakangan.
Istilah ini momok bagi sejumlah warkop di Makassar namun bisa menjadi solusi juga jika warkop itu tetap ramai pengunjung.
“Eh, yang datang ini adik-adik dari banyak komisariat, dari Gowa, dari banyak daerah. Tapi tetap ada solusinya saat orderan kopi bertambah,” ucapnya.
“Ketua ini pak, masa’ tidak bisa tangkis?” imbuhnya tertawa.
“Camidu, ini cara kami menangkis,” tambahnya.
Dia mengakui secara berkala tagihan itu bisa diselesaikan. Kadang oleh dia, oleh organisasi dan oleh senior-senior HMI.
Dia menyebut beberapa nama seperti Ni’matullah, Yaqkin Padjalangi, hingga Husain Junaid sebagai alumni dan simpatisasn Kopizone.
“Tanyamaki Om Didies dan Om Iqbal,” ujarnya.
Didies yang dimaksud adalah Abdi Abubaeda, saat ini terdaftar sebagai Caleg Gerindra untuk DPRD Kota Makassar sementara Iqbal Arifin caleg PDI-Perjuangan untuk DPRD Sulsel dari Dapil Sinjai dan Bulukumba.
Kang Said menyebut kedekatannya dengan Didies termasuk Iqbal adalah kesempatan untuk bisa berlama-lama di Kopzone dengan aktivis HMI, memesan kopi dan mengurus Camidu.
Dia yang saat ini maju sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Jawa Barat ini mengaku mempunyai pengalaman unik dan mengasikkan bersama senior pergerakan sosial di Makassar.
Saat ditanya motifnya untuk maju di Dapil Jawa Barat, dia menyebut karena spirit Passompe atau Pelaut Bugis Makassar yang mengenal ‘Kualleangna tallanga natoalia.” Lebih baik tenggelam daripada putar haluan.
“Pilihan saya juga begitu, menjadi kader Golkar, adalah kader yang penuh spirit perjuangan,” ucap dia.
“Ketika perahu pilihan sudah ada, sudah tiba di dermaga perjuangan, kita kan sebagai pelaut kalau perlu perahu pun kita bakar, pantang pulang,” kata pria yang mengaku punya kedekatan dengan Ade Komarudin, politisi Partai Golkar berpengaruh dari Tanah Pasundan.
“Kang Ade juga yang banyak memberi masukan, ide dan memperkenalkan siapa saya dan mengapa memilih Jawa Barat,” jelas Acha terkait Ade Komarudin itu.
“Dia mengaku mendapat pelajaran banyak saat menjadi Caleg di Jawa Barat, terutama di Pantura Jawa Barat seperti Cirebon, Karawang dan Indramayu ini.
“Mohon doanya, Bang Denun semoga bisa mengukir sejarah baik untuk Golkar,” harap peraih suara 15 ribuan saat jadi Caleg di Dapil Karawang Indramayu Cirebon dan sekiitarnya ini pada 2019.
“Sekarang saya bismillah, bertarung di Dapil Jabar V Kabupaten Bogor,” ucap dia.
“Sekali lagi, saya maju lagi jadi Caleg DPR RI dari Partai GOLKAR untuk pemilu 2024 ini,” ucapnya lagi.
“Semoga, hasil tahun ini lebih baik dari sebelumnya dan Insya Allah bisa melenggang ke senayan. Mohon doata Daengku,” kunci Kang Said.
Penulis: K. Azis