Mengenang 2 periset Indonesia di Antartika, ada Unhas dan ITB

  • Whatsapp
Dr Muhammad Lukman di Antartika

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Berpulangnya Dr Muhammad Lukman, dosen FIKP Unhss dua pekan lalu menyisakan rasa haru bagi koleganya. Salah satunya,  kepala pusat studi perubahan iklim Unhas, Dr Rijal Idrus.

Kepada Pelakita.ID, Rijal mengaku kehilangan salah satu sahabat yang berdedikasi pada pengembangan Ilmu Kelautan.

Dia kagum pada pencapaian, pengabdian,  karir alumni S2 University New South Wales Australia dan S3 Umiversitas Bremen itu.

“Sangat senang menyaksikan foto Pak Luky membentangkan bendera Unhas di Antartika,” ucap Rijal. Foto itu diunggah almarhum beberapa waktu lalu.

Luky yang disebutkan adalah alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas angkatan 90 yang pada tahun 2002 ikut riset bersama periset internasional ke Antartika.

Sebelum wafat, Luky bekerja untuk salah satu proyek PBB terkait pengelolaan The Indonesia Sea-Large Marine Ecosystem dan berkantor di KKP Jakarta.

Momen mengesankan di Antartika (dok: istimewa)

“Bagi kita, insan akademia Unhas, sangat pantas menjadikan foto Pak Luky itu sebagai salah satu foto bersejarah Unhas,” sebutnya.

Menurut Rijal,  akan sangat menginspirasi jika Rektorat memajang foto penting itu di salah satu ruangan penting di Kampus Tamalanrea.

“Sebagaimana fotonya JK berorasi di Lapangan Catur Kampus Baraya yang gagah menghiasi Ruang Rapat Rektor di lantai 4 Rektorat,” sebutnya.

Periset KKP di Antartika (dok: istimewa)

Terkait foto Luky di Antartika itu berulang pula saat prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia, Megawaty Sukarnoputri dimaba di sampingnya ada  plakat Unhas.

Pada momen itu, Dr Luky pun hadir.

Di catatan Pelakita.ID, tidak banyak periset Indonesia yang dapat kesempatan ke sana.

Yang tercatat sejarah riset Antartika adalah Dr Muhammad Lukman dari Unhss dan Agus Supangat dari ITB serta periset dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Itu momen indah jika membaca interaksi dan jejaring alumni Unhas di atero percaturan ilmuwan dunia,” pungkas Rijal.

 

Editor: K. Azis

Related posts