PELKITA.ID – Akdemisi Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga pakar politik kebangsaan, Dr Arqam Azikin ikut memantau kondisi kekinian dan tantangan kampus Unhas termasuk struktur kelembagaan dan efektivitasnya.
Meski dalam kondisi recovery pasca sakit, dia tetap antusias menyampaikan pokok—pokok pikrainnya terkait dunia kemahasiswaan Unhas dan apa saja yang perlu dibenahi ke depan.
Dia hadir sebagai pemantik diskusi bertema Arah Pergerakan Mahasiswa, Jejaring Alumni dan Unhas di bawah kepemimpinan Prof JJ yang digelar oleh WAG Komunitas Alumni Unhas (KAU) bersama beberapa alumni Unhas seperti Mulawarman (jurnalis), Maqbul Halim (Fisip Unhas/penasehat Wali Kota Makassar), Taswin Munir (UHO Kendari/Perikanan Unhas).
Hadir pula Mappabali (IKA Unhas Samarinda), Aslan Abidin (Akademisi UNM/Sastra Unhas), Salahuddin Alam (Direktur PP IKA Unhas), hingga Muhammad Sauib Mappasila (IKAFE Unhas), pengamat politik itu menyebut kapasitas kelembagaan mahasiswa perlu dibenahi.
Fokus WR 1 dan WR3
Arqam menyorot struktur baru Unhas dan pembagian tugas WR1 dan WR 3 Unhas. Saat ini Rektor Unhas mempunyai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yaitu Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D,. Sp.BM(K).
Untuk WR 3, atau Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi dijabat oleh Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum.
Berdasarkan konfigurasi wakil rektor dan pembagian tugasnya itu, dia menilai berdampak tidak beresnya kelembagaan mahasiswa karena pembagian tugas antara WR 1 dan WR 3 yang disebut menggampangkan urusan kemahasiswaan.
“Dengan perubahan ini, ada WR1 dan WR3, menurut saya kenapa harus diubah, tidak gampang mengurus mahasiswa,” ujarnya.
Dia lalu membandingkan bagaimana situasi kelembagaan saat dia menjadi mahasiswa dan merasakan kedekatan komunikasi, antara mahasiswa dan struktur yang ada hingga WD3, hingga pola komunikasi ke struktur atas Unhas.
“Dengan komposisi dimana bidang kemahasiswaan ada di WR1, targetnya apa, ini perlu lebih spesifk di WR3,” harapnya.
Dia menganggap pemisahan itu tidak efektif terutama jika membandingkan bagaimana kedekatan mahassiwa yang terjalin di tahun 80-an, 90-an karena peran maksmal di fungsi WR3.
Poin Arqam adalah ada fokus misalnya ada yang mengurus akademik, sarana prasana dan keuangan, hal serupa untuk kemahasiswaan pun dibuat lebih spesifik dan tak digabung.
Perlu orang tepat
Menurut Arqam, person yang mengurusi bidang WR1 Unhas saat ini harus lincah. “Harus diisi oleh mantan mahasiswa atau dosen yang punya pengalaman berinteraksi dengan mahasiswa dan paham keorganisasian mahasiswa,” ucapnya.
“Cari dosen yang memang mantan aktivis mahasiswa, fungsionaris mahasiswa, dari senat mahasiswa,” sarannya.
Baginya itu penting sebab bisa diarahkan untuk mengelola dunia kemahasiswaan termasuk mengendalikan atau menyelesaikan persoalan seperti tawuran itu.
Hemat dia, selama ini dengan struktur Unhas yang terdistribusi antara WR1 dan WR3 akan berdampak pada fokus pendampingan ke mahasiswa.
“Yang mengurusi mahasiswa sebagian jalan, sebagian tidak jalan, dulu pengkaderan mahasiwa jalan karena dibantu WR3,” sebutnya lagi.
“Apa berani WR1 rapat dengan adik-adik kita, kalau berani pergilah rapat, rajinlah rapat dengan ketua himpunan, ketua senat karena itu mitranya mahasisw,a dikasih bagaimana ini anak-anak,” tegasnya.
Terkait dunia kemahasiswaan di Unhas, dia berharap ada peningkatan kapasitas mahasiswa dan kanalisasi atensi pada isu-isu nasional dan strategis.
“Untuk pergerakan mahasiswa, di semua fakultas, perlu ada skripsi, dimana Unhas mengambil tema-tema yang bukan hanya pada juara-juara, cari disertasi, skripsi dan dikutip level nasional, kapasitas penelitian berguna untuk nasional dan internasional,” harapnya.
Dia berharap pula agar mahasiswa-mahasiswa itu disiapkan untuk bagaimana mampu atau punya kapasitas serta siap memimpin mahasiswa juga.
“Untuk isu-isu nasional, di mana mahasiswa Unhas? Apakah ada yang punya pemikiran dan tulisan untuk itu? WR 3 tidak mengurus ini,” pungkasnya.
Acara berlangsung hingga pukul 18.00 Wita. Beberapa peserta di antaranya Kepala Pusat Kebencanaan Dr Ilham Alimuddin, Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim Dr Rijal Idrus, Ketua Satgas Unhas Prof Amir Ilyas yang menjelaskan konflik di Agrokompleks yang viral hingga Dr Iqbal Djawad termasuk Muhammad Korebima alumni Komunikasi Unhas angkatan 90 yang bermukim di Ambon.
Editor: K. Azis