PELAKITA.ID – Usaha kecil menengah TAKEDABU merupakan contoh bagaimana usaha rumahan yang bergerak bidang industri skala kecil yang memproduksi tas unik, keren dan inspiratif.
Nama Takedabu merupakan singkatan dari “Tas Keren dari Barru’. Keren toh?
Nah, pembaca sekalian, usaha ini merupakan inisiatif untuk melakukan sebuah inovasi usaha perorangan menjadi usaha kelompok,yang akhirnya,kehadiran Takedabu menjadi mulai dilirik warga.
Omzet mereka sudah mencapai 3 sampai 5 juta per bulan.
Usaha Takedabu disebut dianggap mampu dan berpotensi mengurangi angka pengangguran yang ada di Kabupaten Barru,dengan cara merekrut anggota yang ingin nergabung dalam industri usaha tersebut.
Menurut Andi Pusva Yulyana, owner Takedabu, usaha ini lahir dari sebuah pandangan bahwa memulai usaha itu tidaklah harus mempunyai pendidikan yang tinggi,tidaklah mesti mempunyai pengetahuan yang banyak atau bermodal besar.
“Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita sebelum melakukan sebuah aktivitas tentunya harus memperbaiki niat,kemudian ada semangat kerja yang tinggi,dan tentunya harus tetap konsisten,” ujar
Produk tas Takedabu beralamat di Jeppe’e,Kelurahan Sepe’e,Kecamaatan Barru,Kabupaten Barru,Sulawesi Selatan.
IKA Unhas bisa masuk
Apa yang dilakukan oleh Andi Pusva diapresiasi oleh Nasrun Hamzah, salah satu senior KAHMI yang selama ini aktif mendorong tumbuhnya UMKM melalui penguatan sumber daya manusia di Sulawesi Selatan.
Menurut Nasrum yang juga anggota Dewan Pembina IKA Unhas Sulsel ini, kreativitas masyarakat dalam membuat sesuatu peluang kerja sesungguhnya bisa menjadi peluang kerja dan menghasilkan nilai..
“Cuma memang harus diakui perlu mendapat dukungan baik dari segi keahlian,dan permodalan. IKA Unhas Sulsel bisa masuk memfasilitasi, bisa penguatan SDM atau jejaring permodalan,” ucapnya.
“Sudah banyak yang berhasil karena fokus dan mendapat support pemerintah dan masyarakt dan perbankan.
“Saya tidak secara khusus melakukan penelitian tetapi pengalaman nenunjukkan bahwa apa yang dilakukan Andi Pusva di Barru itu luar biasa, perlu mitra dan perluas spektrum bisnisnya,” puji anggota Dewan Penasehat KAHMI Sulsel ini.
Usaha itu, lanjut Nasrun, bisa berkembang karena fokus ,konsisten dan ada perhatian dari stakeholder terkait.
“Perhatian ini yang perlu dimaksimalkan, apalagi kalau bicara jejaring IKA Unhas yang luar biasa ini. Bisa pada aspek pasar, kemitraan usaha dan permodalan,” ujarnya.
“Kegagalan suatu UMKM biasa disebabkan kualitas produk dan di sinilah seharusnya kehadiran pihak perguruan tinggi..Sekali lagi, perlu IKA Unhas terkhusus IKA Unhas Sulsel memediasi ini,” pungkas Analis Kebijakan Madya di BP Sumber Daya Manusia Sulawesi Selatan.
Editor: K. Azis