Riset yang dilakukan ini tidak cukup dengan sekali pendataan tetapi perlu dan akan dilakukan secara berulang pada selang waktu tertentu. Prof. Nurjannah Nurdin, S.T, M.T
PANGKEP, PELAKITA.ID – Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas (DEPIK FIKP) bersama Puslitbang Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil dan Ikatan Sarjana Kelautan Unhas sedang menggelar pengabdian masyarakat di pulau-pulau Pangkep sejak setahun terakhir.
Informasi itu disampaikan Prof Nurjannah Nurdin, S.T, M.Si, Kepala Puslitbang Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Unhas saat dihubungi Pelakita.ID, Senin, (30/1/2023).
“Secara rutin, teman-teman di DEPIK FIKP mengunjungi lokasi dampingan sekali dalam tiga bulan. Ada pemilihan beberapa pulau di Desa Mattiro Walie sebagaimana permintaan kepala desa sebelumnya, pada tahun lalu,” ujar Guru Besar FIKP Unhas yang akrab disapa Prof Ecce ini.
Menurut sosok kelahiran Kota Parepare itu, setelah pendampingan pada beberapa pula itu maka akan pindah ke beberapa pulau lainnya.
“Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sebagian teman-teman dari FIKP Unhas ini sebagai bentuk pengabdian dan penelitian antara mahasiswa dan dosen terutama berkaitan kewajibab tugas akhir pada pulau binaan dimaksud. Ini kita intensifkan agar memberi dampak nyata bagi warga setempat,” ucapnya.
“Atas nama Puslitbang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil LPPM Unhas kami mendukung inisiatif ini,” jelas Prof Ecce.
“Pada hari Sabtu lalu itu, meskipun demgan cuaaca yang kurang mendukung, hujan, angin kencang, gelombang dan arus yang cukup kuat, namun sebanyak 20 dosen Departemen Ilmu Kelautan FIKP Unhas, beberapa Laborant, dan mahasiswa tetap berangkat,” ungkapnya.
“Mereka tetap berangkat ke Pulau Binaan untuk melakukan pengabdian di Pulau Salebbo, dan penelitian mandiri di Pulau Samatellu Borong dan Pedda,” ucap Ecce.
Menurutnya, dosen-dosen yang berangkat dikelompokkan berdasarkan beberapa judul riset yang telah didiskusikan sebelumnya pada tingkat departemen.
“Mahasiswa dan dosen yang datang ke pulau itu, juga membawa misi memotivasi warga pada pembiasaan mengurangi pemakaian bahan kebutuhan habis pakai yang berbahan plastik, mengajak untuk tidak membuang sampah di pantai dan menjelaskan dampaknya,” jelas alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas angkatan pertama itu.
Tim DEPIK FIKP Unhas menekankan pada penyadartahuan anak-anak usia sekolah untuk peduli laut.
Dr Khairul Amri sebagai ketua Departemen Ilmu Kelautan mengaku kegiatan kolaboratif ini sangat bermanfaat untuk tim DEPIK secara umum dan juga untuk mahasiswa karena ada kesempatan melakukan obsercvasi, wawancara dan mendallami isu-isu tertentu di pesisir dan pulau-pulau di Pangkep.
“Pendanaan kegiatan ini termasuk riset mahasiwa juga berasal dari swakelola dosen DEPIK. FIKP Unhas,” ujarnya.
Khairul Amri menjelaskan selama di pulau, dilakukan sosialisasi dan penyadaran dalam perlindungan pesisir dan ekosistem lain.
“Mulai anak-anak usia prasekolah sampai nenek kakek yang masih bisa beraktivitas umumnya punya kebiasaan simpel dengan membuang sampah di pinggir laut sebagai tempat pembuangan akhir warga pulau. Ini yang kami sosialisasikan agar tumbuh kesadaran bersama. Tentu ini tidak boleh terpisah dari kepedulian Pemda pada program pengelolaan sampah di pulau,” tambah Dr Khairul Amri.
Aneka riset
Dr Khairul Amri juga membagikan informasi terkait beberapa judul riset yang sedang dijalankan itu di antaranya, terkait Kesesuaian Parameter Oseanografi untuk Budidaya Rumput Laut di Pulau Samatellu, Kabupaten Pangkep oleh Dr. Ir. Muh. Farid Samawi, M.Si, Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si dan Isyanita, S.TP, MM.
Lalu, Oseanografi dan Dinamika Sedimen Pulau Samatellu Tinggi, oleh Dr. Mahatma Lanuru, ST, M.Sc, Dr. Wasir Samad, S.Si, M.Si dan Mustono, S.Kel.
Yang ketiga riset Very High-Resolution Sensor for Seagrass Identification and Monitoring, oleh Prof. Dr. Nurjannah Nurdin, ST. M.Si, Dr. Khairul Amri, ST.M.Sc.Stud, Dr. Supriadi Mashoreng, ST. M.Si dan. Dr. Yayu A. La Nafie, ST, M.Sc.
Berikutnya adalah Identifikasi dan Inventarisasi Spesies Bryozoa di Ekosistem Padang Lamun, Pulau Samatellu, Pangkep, oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Haris, M.Si, Dr. Widyastuti Umar, S.Kel, Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si, Prof. Andi Iqbal Burhanuddin, ST.,M.Fish.Sc., Ph.D, Huyyirnah, SP.M.P, Takbir Dg. Sijaya, S.Kel. M.Si.
Riset lainnya adalah Pengukuran Karakteristik Geomorfologi dan Kualitas Air Bersih Pulau Samatellu Borong oleh Dr. Ir. Amir Hamzah Muhiddin, MT, Dr. Muhammad Banda Selamat, S.Pi, MT, Dr. Muhammad Anshar Amran, M.Si dan Dr. Wasir Samad, S.Si, M.Si.
Penelitian Identifikasi Objek dan Daya Tarik Wisata Bahari di Desa Mattiro Walie (Pulau Samatellu) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dipilih oleh . Dr. Ahmad Bahar, ST, M.Si dan Dr. Ir. M. Rijal Idrus, M.Sc.
Riset Prevalensi Karang Sehat dan Karang Terinfeksi Penyakit di Pulau Samatellu, Kabupaten Pangkep oleh Dr. Ir. Arniati, M.Si, Dr. Ir. Aidah A. Ala Husain, M.Sc, Hendra Hasyim, S.Kel, M.Si, Yusril,. Esya Agiel Hidayat, A. Agung Asnur dan Nur Afif Bahmid.
Kemudian, Eksploitasi Kima Kebutuhan Pesta Tradisional Masyarakat Pulau Kecil Kepulauan Spermonde oleh tim Dr. Syafyudin Yusuf, ST, M.Si, Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, MP, Drs. Sulaiman Gosalam, M.Si, Dr. Mahatma Lanuru, ST. M.Sc, Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si. dan Dr. Muhammad Banda Selamat, S.Pi, MT.
Yang terakhir adalah Koleksi dan Identifikasi Lamun dan Makroalga di Pulau-Pulau Desa Mattirowalie, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep oleh Dr. Inayah Yasir, M.Sc, Dr. Supriadi Mashoreng, ST. M.Si, Dr. Yayu A. La Nafie, ST, M.Sc, Wilya Ananda, S.Kel dan King Abdul Azis.
“Judul-judul riset ini belum termasuk tugas akhir mahasiswa tentang analisis kesesuaian wisata di pulai binaan, analisis kandungan dan sebaran phytop dan zooplankton di perairan pulau binaan untuk selanjutnya dapat menjadi indikasi awal untuk dilkukan riset lanjut tentang kandungan zat pencemar,” terang Kairul.
Menurutnya, riset yang dilakukan ini tidak cukup dengan sekali pendataan tetapi perlu dan akan dilakukan secara berulang pada selang waktu tertentu.
Pembiayaan
“Pembiayaan kegiatan pengabdian dan penelitian kali ini atas biaya mandiri yang dikordinasikan bersama. Semoga bisa memberi manfaat untuk masyarakat pulau binaan, lingkungan pulau dan perairan, bermanfaat untuk dunia pendidikan dan juga untuk pemerintah,” harap Prof Ecce yang meraih gelar Profesornya tahun lalu ini.
“Semoga dalam 2 tahun ke depan bisa menunjukkan perubahan positif yang signifikan terhadap kecintaan penduduk pulau terhadap lingkungan perairan di sekitarnya,” pungkasnya.
Penulis: K. Azis