Salah satu yang menarik adalah kegiatan ini menjadi inisiatif sekaligus kontribusi setiap kelompok masyarakat dengan menyediakan Amale.
____
PINRANG, PELAKITA.ID – Maulid Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam menjadi acara tahunan yang digelar oleh masyarakat perdesaan di Kabupaten Pinrang. Salah satunya di Masjid Nurul Wathan Dusun Kapa, Desa Siwolong Polong, Kecamatan Mattiro Sompe.
Menurut Sahman AT, selaku Ketua Yayasan Masjid Nurul Wathan, kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diinisiasi bersama dan dirawat oleh warga.
“Kami bersama beberapa warga dusun menggagas agar dirayakan dengan hikmat dan meriah sehingga bisa dihadiri banyak warga. Sejak saya kembali dari Jepang tahun 2012, saya sudah ikut menyiapkan dan menggelar acara ini dengan meriah dan menginspirasi,” ujar Sahman yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Pinrang, Sulawesi Selatan.
“Salah satu yang menarik adalah kegiatan ini menjadi inisiatif sekaligus kontribusi setiap kelompok masyarakat dengan mempersembahkan Amale, yaitu telur yg ditancapkan pada batang pisang yang diberi hiasan,” ungkap Sahman saat ditemui di Dusun Kapa, Pinrang, 24/12/2022.
Pada perayaan maulid ini, ada uraian hikmah maulid yang disampaikan oleh KM. H. Usman Pateha, S.HI., M.Pd, beliau adalah Anggota Majelis Dakwah Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah,” ucap Rusdi Suardi, SE selaku Ketua Panitia Pelaksana.
Terkait amale itu Rusdi, yang juga alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia menyebut satu tiang amale, ada yang terdiri dari 600 butir telur, semuanya tergantung dari kemampuan masyarakat atau kelompok warga.
Muhammad Krakatau Syahbani, S.Pd selaku Kepala Dusun Kapa mengatakan bahwa selama pelaksanaan maulid, warga jualah yang berpartisipasi langsung dan hal ini terus dirawat serta dijalankan dari tahun ke tahun.
“Warga diberikan tanggung jawab untuk mempersembahkan minimal tiga buah paket sebagai bekal bagi para tamu yang hadir, isinya terdiri dari Songkolo/”kaddo’ minnyak’, kaddo’ minnyak adalah songkolo yang terbuat dari ketan dan berwarna kuning diberi bumbu bawang putih, merica, sereh, dan lengkuas. Terkadang di isi dengan ikan dolo’-dolo’ setengah kering yang disuir-suir,” imbuhnya.
Namun yang menarik menurut pengamatan Pelakita.id karena ada juga beberapa amale yang dipersembahkan oleh warga yang sedang berada di perantauan. Pada masing masing amale tertulis siapa pemiliknya.
“Inilah puncak kegiatan keagamaan dalam satu tahun,” ujar Syahbani, perjaka muda lulusan Universitas Islam Makassar yang baru beberapa bulan lalu dipercaya sebagai Kepala Dusun.
Syahbani pun menyebut bahwa di Dusun Kapa kerap dikunjungi oleh ustaz kondang Dasa’ad Latif.
“Beliau, Ustaz Das’ad Latif sudah 6 kali masuk di kampung ini,” ujarnya.
Perayaan maulid kali ini berlangsung Sabtu, 24 Desember 2022 menurut Sahman mendapat berkah dari Allah SWT.
“Allah Swt memberi anugerah hari ini, sehingga tidak turun hujan, padahal berdasarkan prakiraan cuaca yang saya lihat, sampai dua pekan ke depan, wilayah ini dilanda badai dan hujan deras,” ucapnya.
Perayaan Maulid di Dusun Kapa berlangsung cukup meriah. “Kalau kita lihat suasana ini, semua yang duduk di bawah tenda yang menyiapkan 700 kursi adalah tamu dari luar kampung sementara warga setempat memilih untuk berdiri atau duduk di bawah kolong rumah disamping masjid demi memberi pelayanan kepada tamunya,” pungkas Sahman.
Editor: K. Azis