PELAKITA.ID – Pagi cerah di Kota Manokwari. Pagi setelah hari sebelumnya melalui perjalanan 7 jam dari Kota Teluk Bintuni. Seperti sudah direncanakan sebelumnya, saya dan sahabat perjalanan Jumardi Lanta akan menginap di rumah Andi Nuralam.
Andi Nuralam adalah teman kuliah Jumardi. Ini kunjungan kami yang kedua dan akan kembali menginap di rumahnya.
Seperti sudah menjadi pakem, kami harus menjajal Coto Maros yang tidak jauh dari rumah pria berdarah Luwu itu.
“Kami datang lagi,” kata Mardi kepada peracik coto asal Sungguminasa, namanya Daeng Bonto – kalau saya tak salah ingat.
Mardi rupanya rindu coto setelah sepekan lebih di Teluk Bintuni bersaji sari laut dan bakso.
Setelah menikmati Coto Maros di Kota Manokwari, Andi Nuralam dan istri mengajak saya dan Mardi keliling kota. Di atas mobil double-cabin kami menuruni kawasan di ketinggian Kota Manokwari.
Mobil yang dikemudikan Nuralam memasuki jantung Kota Maknowari sebelum berbelok ke timur. “Karena bapak suka pantai kita ke sini saja,” kata Andi Nuralam tanpa menyebut nama kawasan wisata dimaksud.
Mobil melaju, melewati café yang malam sebelumnya kami singgahi. Destinasi yang dimaksud rupanya sedang ramai. Sudah nampak banyak mobil parkir. Penjaja es kelapa, gado-gado sudah ramai didatangi pengunjung. Lokasi parkir tak terlalu luas tapi pantai wisatanya cukup panjang.
“Namanya Pantai Pasir Putih,” kata Ny Nuralam. Kami diajak menikmati sajian kelapa muda sembari menikmati pantai pasir putih. Ada banyak pengunjung yang menikmati pantai, duduk santai dan sebagian lainnya mandi di laut.
Tidak kurang 10 titik penjual kelapa muda. Sementara di dalam bangunan terbuka berjejer penjual gado-gado. “ini yang khas di Pasir Putih,” kata Ny Nuralam.
Perempuan kelahiran Maokwari, dari ayah asal Maros ini, sudah beberapa kali ke sini dan menganggapnya lokasi favorit untuk wisata. “Enak toh pak?” katanya saat kami menyelesaikan gado-gado.
Obyek wisata Pantai Pasir Purih terletak di Distrik Manokwari Timur. Pantai ini memiliki pasir putih yang amat bersih, air laut kebiruan, jenrih menjadi daya tarik kawasan ini.
Siang itu, pengelola seperti tak henti membersihkan sampah dengan sapu raksasa. Mereka menyisir pantai dan mengangkat sampah plastik.
Saya dan Mardi memanfaatkan kesempatan untuk berfoto bersama, juga dengan Andi Nuralam dan istri.
Dari titik dimana kami berdiri kami bisa menyapu pandangan ke pesisir timur Manokwari. Menyaksikan kapal atau perahu nelayan yang lalu Lalang.
Menyaksikan keindahan Pantai Pasir Putih Manokwari Timur ini terbayang keindahan serupa di Pulau Biak bagian barat. Pantainya berpasir putih dan dengan tebing-tebing berkapur.
Penulis: K. Azis