“Kamtuu adalah marketplace khusus untuk mencari dan memesan layanan wisata dan perjalanan, tour and travel Indonesia.”
Irwan Firdaus Uno, founder Kamtuu.Com
PELAKITA.ID – Pada tahun 2019 terdapat 139 juta kedatangan wisatawan internasional ke kawasan Asia Tenggara. Tahun 2020, ada 23 juta kedatangan wisatawan internasional ke kawasan ini atau turun 81 persen.
Informasi di atas dipaparkan Irwan Firdaus Uno saat menjadi pembicara pada acara Bincang Wisata Indonesia, What Can We Do? yang dihelat IBP IKA Unhas, Minggu, 26/6/2022.
Irwan, alumni jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas ini juga mencatat selama tahun 2021, ada 3 juta kedatangan wisatawan internasional ke Asia Tenggara atau kembali turun ke sebesar 97,8 persen.
Lalu berapa jumlah perjalanan domestik di Indonesia pada tahun 2019 sebagai perbandingan?
Irwan mencatat, terdapat 722,16 perjalanan domestik dan di awal tahun 2020 saat awal pandemi perjalanan masih cukup besar yaitu 518,6 juta perjalanan.
Pada bincang daring yang difasilitasi oleh IBP IKA Unhas dan dimoderatori M. Taswin Munier, alumni FIKP Unhas, Irwan founder platform wisata Kamtuu, menyatakan informasi di atas bisa menjadi awal mula identifikasi berapa gerangan duit yang dikeluarkan masyarakat serta seberapa potensial pasar domestik untuk kepariwisataan dan dikelola dengan sistem terpadu.
Pelajaran dari Jepang
“Bagaimana kita meningkatkan kunjungan domestik dan mancanegara di tengah situasi yang mulai membaik ini?” tanya founder Uno Internasional dan PT Az Global ini.
Dia menyebut bahwa apa yang dikerjakan pihaknya bersama Kamtuu adalah demi mengoptimalkan peluang itu. Pria yang memulai usahanya ini dengan mendirikan perusahaan travel PT Jalan Jalan Semesta mulai fokus dalam mengandalkan penjualan perjalanan pariwisata online.
“Kita ada website, jalan-jalan-jepang dot com dan perusahaan dengan berspesialisasi destiansi wisata,” ujarnya.
Dia menyebut bahwa pihaknya mendorong apa yang disebut Tur Mandiri dimana pelaku wisata bisa dimudahkan pemenuhan melalui satu aplikasi.
“Karena sering mengirm tamu ke Jepang, kami juga menemukan ada masalah. Kami sering memesankan layanan jemputan bandara, Haneda, Kansai, Narita, nah, ternyata saya mendapati persoalan terkadang kami memesankan untuk jemputan tengah malam,” ucapnya.
“Saya masih tetap saja was-was, jika mobilnya tidak muncul?” imbuh pria yang mengaku punya hubungan keluarga dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno ini.
Lantaran cerita ke Jepang dan kekhawatiran pelaku wisata atau klien tidak terjemput atau ada masalah maka harus ada alternatif, atau setidaknya platform yang bisa memastikan bahwa ada pilihan lain.
“Saya muncul ide, seharunya ada satu portal, dan pemesanan tanpa was-was. Ada market place secara online di Jepang,” lanjutnya. Dari pemikiran itulah dia bawa gagasan itu ke Indonesia.
“Inilah ide awal bagaimana saya punya keinginan untuk membuat sebuah market place aman, namnay Kamtuu dari kata come to, untuk layanan perjalanan wisata, dengan desitinasi khusus Indonesia,” ujarnya.
Irwan menyebut Kamtuu hadir untuk kemudahan pelaku wisata. Menjamin kemudahan pelanggan, mulai dari pemesanan, transaksi hingga proses refund jika ada kendala.
Kamtuu melayani paket tour, transfer di bandara, penyewaan kendaraan, kegiatan wisata, hingga hotel.
Kemudahan dengan menjadi bagian Kamtuu, baik secara personal maupun sebagai perusahaan atau organisasi resmi adalah akan lebih banyak pilihan produk atau layanan yang dapat diperoleh. Akan ada one-stop-shoppong solution di Indonesia, transaksi aman dan bisa disesuaikan permintaan pelanggan.
“Misalnya ada bule menyatakan ingin datang ke Indonesia, apa yang dia harus lakukan, googling, yang akan dia temui adalah penawaran paket-aket,” katanya. Menurutnya, dengan masuk ke Kamtuu maka akan banyak pilihan yang bisa dipilih.
Di Kamtuu, lanjut Irwan, akan ada banyak seller yang menawarkan paket dan tentu akan memberikan banyak pilihan. Bisa lebih aman dan sesuai permintaan pelanggan.
Beberapa kemudahan lainnya adalah akses pasar yang mudah, hemat biaya promosi dan pemasaran, harga tanpa pemotongan, kecuali ada ketentuan pajak, atau kebijakan komisi bisa berubah.
“Ada jaminan pembayaran, mudah manajemen produk atau layanannya. Mudah mengembangkan produk atau layanan berdasarkan tren pasar dan adanya dukungan pengembangan bisnis,” tambahnya.
Untuk memudahkan skema bisnis dan kerjasama multipihak, Irwan berharap partisipasi pemerintah seperti bagaimana bersama mendorong adanya portal promosi destinasi wisata dengan target langsung ke market.
“Dengan portal, bisa menjadi barometer wisata Indonesia, kita dapat bermitra untuk membuat program pengembangan hasil terukur, dapat bermitra dalam hal pengembangan produk layanan wisata, obyek wisata, pelaku bsinis swasta, seller, dengan menggunakan layanan jasa konsultasi bisnsi pariwisata yang disediakan oleh Kamtuu,” paparnya.
Di website Kamtuu, semua peluang usaha wisata bisa dijajaki dan direviu termasuk memasukkan informasi layanan dari pelaku usaha atau mitra dimana Kamtuu akan menjadi fasilitatornya. Mulai dari layanan wilayah, provinsi, kabupaten-kota hingga obyek wisata.
Untuk keluarga IKA Unhas, Irwan menawarkan peluang seperti bagaimana anggota menjadi seller atau agen.
“Kedua, bekerjasama dengan FPT IBP IKA Unhas menyelenggarakan berbagi jenis pelatihan, pendidikan sehubungan dengan bisnis dan profesi kepariwisataan hingga bersama IKA Unhas menyediakan jasa konsultasi bisnis kepariwisataan,” ucapnya.
Acara yang berlangsung selama tiga jam itu menghadirkan beberapa alumni dan akademisi Unhas yang ikut memberi tanggapan seperti Prof drg Mansjur, Dr Ahmad Bahar dari Unhas hingga Kamaruddin Azis dari Pelakita.ID.
Berdasarkan proses dan interaksi antara narasumber Irwan F. Uno dan peserta, maka ada beberapa hal yang perlu dijadikan kesimpulan.
Pertama, Kamtuu hadir untuk menjadi fasilitator bisnis pariwisata dengan layanan utama domestik Indonesia. Kamtuu mengajak pelaku usaha untuk bareng-bareng mengelola layanan kepariwisataan dan mutualistik.
Kedua, Kamtuu membuka ruang dan peluang besar bagi alumni Unhas untuk bekerjasama baik sebagai individu, perusahaan, untuk menjadi seller atau agen.
Keempat, pengelolaan pariwisata harus membereskan hulu-hilir, mulai dari obyek wisata yang utuh, obyektif, terbuka, didukung oleh mitra atau pihak terkait secara totalitas, termasuk Pemda dan masyarakat. Obyek wisata yang dipublikasikan secara transparan akan membuat usaha pariwisata bisa berkelanjutan.
Kelima, Kamtuu menawarkan layanan komprehenstif yang akan memudahkan pelaku wisata, pelanggan, tamu yang dapat dijalankan oleh masyarakat luar. Kerjasama dengan IKA Unhas akan sangat bagus dalam membuka peluang usaha dengan alumni.
Keenam, perlu fokus pada aksi kolaboratif, penguatan di tingkat komunitas misalnya mulai bersama-sama melakukan aksi nyata skala kecil. Ada ajakan ke lokasi wisata Gusung Tallang oleh Prof Mansjur untuk bersama mengamati dan mendiskusikan format wisata yang efektif dan bisa menjadi wahana pengembangan bersama alumni.
Penulis: K. Azis