PELAKITA.ID – Pukul 7 lewat 30 menit, Yeremia sudah ada di depan Hotel 84, tempat saya dan Pak Mardi menginap selama sepekan. Yeremia datang bersama Agus Pongtuluran. Mereka yang akan membawa kami ke Manokwari via Ransiki dan Oransbari.
Pagi yang cerah. Saya duduk di belakang Yeremia, sementara Mardi di belakang Agus. Mobil Hilux melaju di atas jalan Teluk Bintuni yang sangat bagus sebelum masuk ke kawasan Manokwari Selatan yang sebagian belum diaspal rata. Kemi melewati jalan dengan lubang mengang.
“Kita seperti naik perahu dan omba besar ini,” kata Pak Mardi.
Perjalanan mengasikkan setelah kami melewati Ransiki dan melintas di berbagi tikungan eksotik. Salah satunya di sekitar Gunung Botak.
“Kita berhenti saja pak, asok view-nya Gunung Botak,” kata Yeremia. Tak menunggu waktu lama, saya minta menepi sebelum sampai di pusat wisata Gunung Botak, sekitar 2 kilometer sebelum masuk area itu, kami berhenti dan melihat lansekap Gunung Botak yang aduhai. Paduan pasir putih, laut biru dan tepi bukit atau gunung yang ‘telanjang’ membuat suasana di pesisir Gunung Botak sungguh eksotik.
Model bukitnya mengingatkan bukit wisata di Pulau Bali. Juga pulau Padar di NTT.
Disebut Gunung Botak karena nyaris tak ditemukan pohon besar atau menjulang,. Memang ada beberapa bahu gunung seperti telah digerus batu dan tanahnya untuk dipakai pada konstruksi jalan.
Seorang ibu dan suaminya menyambut kami. Mereka penjaga area ini dan mengaku warga di kampung sebelum. Nampak savanna atau ilalalng dan tumbuh tumbuhan semak.
Gunung ini eksotik dan menawarkan suasana adem, apalagi bersisian dengan laut luas. Gunung Botak terletak di Jalan antara Manokwari dan Bintuni tepatnya di Yekwandi, Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat.