PELAKITA.ID – Dengan siapa dirimu melewati ambang senja? Dengan yang namanya tertera di akta nikah? Atau, juga dengan teman sesekolah?
Seorang teman saya tanya, dia jawab akan menua dengan kenangan, dengan mereka yang pernah berjuang dalam suka dan duka. Tidak salah, semua orang punya pengalaman dan kenangan. Semua punya cara untuk menyenangkan dan menenangkan diri di ambang senja. Bemana?
Relevan dengan itu, penulis merasa ‘terhibur’ pekan ini setelah mengikuti peluncuran event DEKADE 1 Smansa Makassar di Rujab Wali Kota Makassar yang inspiratif.
Selain bersua Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, saya juga sempat menyapa dan berbincang dengan Ketua Umum PP IKA Smansa Makassar, Andi Ina Kartika Sari bahkan sempat diajak Pak Sekjen Yusri Lukman untuk makan coto, sayang sekali, seorang kawan sedang farewell sehingga saya harus bergeser ke tempat lain.
Di acara itu, saya merasa terhibur sebab semangat dari alumni angkatan 71 yang ditunjukkan oleh kakanda Dr Apiaty Amin Syam, sebagai ketua panitia Dekade 1 dan kakanda Prof Anis Makkatutu, ketua IKA Smansa 81 telah menjadi cambuk bagi kami, terutama generasi Smansa 91 hingga 2011 dan sesudahnya untuk kreatif.
Cambuk semangat untuk terus bersama dan bersilaturahmi dalam bentuk aksi sosial donor daerah, futsal hingga pencanangan Dekade 1 Smansa itu di bulan Desember 2021.
Tur Bali
Itu pengantarnya. Yang penulis ingin sanjung adalah betapa membanggakannya – sekaligus bikin haru – apa yang terbagi di Grup WA IKA Smansa Makassar: Tentang aksi angkatan 60-an, dan 70-an yang menggelar acara silaturahmi hingga ke Pulau Dewata.
Silaturahmi yang nampaknya disiapkan jauh sebelumnya demi paralel dengan rencana Tenas 3 yang ternyata mundur karena terjangan pandemi itu.
Informasi tersebut saya peroleh dari postingan kakanda Agus Budi Siswanto (Smansa 75).
Dia membagikan foto-foto perjalanan IKA Smansa 75 yang sedang berada di Bali. Informasi ini sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan sebab mereka pernah bilang, jika Tenas urung, mereka tetap berangkat. Mereka buktikan, bukan?
“Opa, oma cuman pesiar dgn tujuan menjaga silaturrahim, Mumpung masih sehat ji kodong,” tulis opa Agus disertai emoticon tertawa.
Pelakita.ID sempat menanyakan apa saja rangkaian acaranya dan dijawab perjalanan biasa saja, sekadar berekreasi, silaturahmi.
Di Bali, hadir pula angkatan 77 yang juga tur ke sana. Jika Smansa 75 menggelar tur dari tanggal 15 hingga 18 Oktober 2021, Smansa 77 menggelar Tour to Bali dari tanggal 15 hingga 17 Oktober 2021.
Tidak mau ketinggalan, A Rachman Sulaiman, tokoh dari IKA Smansa 66 ikut menbanggikan foto-foto reuni mereka.
“IKA Smansa 66 menggelar acara temu kangen pada Minggu tanggal 17 Oktober 2021, dari 12 siang sampai sore,” jelasnya.
Om Rahman menambahkan, pertemuan mereka di Jalan Lure Makassar, sementara yang jadi puan rumah adalah Ibu Holida Haneng.
Di Bali, Muhajir Daeng Paduni, anggota grup WA IKA Smansa Makassar melaporkan kalau dia bertemu kanda-kanda Smansa 75 yang sedang shalat subuh berjamaah di Grand Inna Hotel di mana sebelumnya sempat bertemu di Starbucks Beachwalk Kuta.
Lalu apa yang bisa dipetik dari kebersamaan di usia senja itu? Tentu saja tekad dan konsistensi atas nama persahabatan.
Saya kira mereka menyadari esensi kebersamaan, tentang perlunya merefresh silaturahmi, bercerita, berbagi semangat, menghibur sahabat, dan mencandai diri sendiri. Saya kira tak keliru jika itu disebut penambah imun yang baik untuk seusia mereka.
Tentu hal tersebut menjadi istimewa di tengah pandemi, di tengah kekhawatiran orang-orang tentang potensi betapa nakalnya virus, apalagi di Bali yang sungguh majemuk dan diriuhi orang-orang dari berbagai latar belanag dan negara.
Harapan kita opa, oma, tetta-tetta dan amma-amma yang tur ke Bali tersebut telah vaksin, sebab bagaimana bisa ke sana jika tak memenuhi aturan penerbangan, bukan? Ini berarti mereka sangat tertib dan tetap mengikuti protokol kesehatan meski butuh perjuangan, antrian dan updating travel.
Apapun itu, kehadiran mereka di Bali, membuktikan bahwa spirit kebersamaan di IKA Smansa Makassar sangat kuat dan rela ditebus dengan berkorban waktu, tenaga dan dana. Tidakkah perjalanan sejauh itu membutuhkan energi dan kesungguhan?
Dari Tamarunang Gowa, saya mendoakan semoga mereka sehat walafiat, dan lancar perjalanannya ke Makassar. Braco untuk IKA Smansa 66, 75 dan 77!
Pembaca sekalian, di usia seperti ini, dengan siapa kita’ mengisinya?
Penulis: K. Azis Nuntung
Koordinator bidang infokum PP IKA Smansa Makassar