PELAKITA.ID – Layaknya lokasi bencana gempa, gempa susulan terus terjadi meski dengan skala yang lebih kecil atau ringan.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly menyebut hingga Minggu 31 Januari 2021 tercatat 59 kali sejak gempa awal terjadi pada 14 Januari lalu di Sulawesi Barat.
Menurutnya, sampai hari Minggu 31 Januari 2021 pukul 14.00 WIB itu telah terjadi 38 kali gempa susulan aftershock, kemudian total gempa-gempa sejak gempa pembuka tanggal 14 Januari yang 59 tercatat.
Pada Minggu 31 Januari 2021 pukul 20.13 Wita kembali terjadi gempa dan berpusat di 3.14 LS – 119.09 BT atau 45 kilometer Timur Laut Majene dengan kekuatan 4,4 M.
Menurut BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 14 kilometer yang turut dirasakan di Majene, Mamuju dan Mamasa namun tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Warga Kota Mamuju, H. Herdin Ismail, yang juga koordinator posko bantuan IKA Smansa Makassar di Kota Mamuju menyebut bahwa saat genpa, warga berhamburan keluar rumah, atau tenda pengungsian.
“Padahal kami dan warga lain sudah empat hari tinggal di rumah. Gempa yang terjadi membuat kami bergegas keluar rumah. Sekarang kembali harus tidur di tenda lagi,” katanya kepada Pelakita.ID, 1 Februari 2021.
“Selama empat hari itu, kami tidur di ruang tamu dengan pintu rumah tetap terbuka,” tambah pria Makassar yang mengaku sudah tinggal di Mamuju selama hampir 30 tahun ini.
Herdin mengaku keluarganya harus kembali ke tenda di depan Masjid Raodlatut Tholibin.
“Untung tenda masih ada, jadi kami masih bisa tidur di tenda,” jelasnya.
Dari foto yang dikirimkan, nampak sanak keluarganya tidur dalam tenda di tepi jalan menuju Simpang Lima Kali Mamuju itu.
Di tenda itu pula dia mengkoordinasikan pemberian bantuan tahap dua dan tiga yang disalurkan melalui IKA Smansa Makassar.
“Suasana saat gempa kemarin persis sama kondisi gempa pertama, warga semua keluar dari kediamannya. Untung lampu tak padam,” tutup Kepala Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat yang juga alumni SMA Negeri I Makassar angkatan 89 ini.