PELAKITA.ID – Upaya pengelolaan taman nasional harus dibarengi inovasi baik dalam hal penegakan hukum maupun perlindungan ekosistem dan spesies.
Hal itu pula yang sedang dijalankan di Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan yang sedang mengadopsi inovasi konservasi terumbu karang dengan metode yang mereka sebut ‘Metode Marss’.
Metode tersebut telah dikembangkan di beberapa pulau di Pangkep seperti di Pulau Badi dan Bontosua’ oleh PT Mars dan dsebut efektif menjadi ‘rumah ikan’, rumah masa depan bagi ekosistem laut di Selat Makassar.
“Pengerjaan rangka transplantasi karang dengan metode MARSS yang dikerjakan kawan-kawan KPK Jinato yang difasilitasi oleh Balai Taman Nasional Takabonerate sudah di tahap akhir,” demikian komunitas konservasi di Pulau Jinato, Kecamatan Taka Bonerae di akun instagram mereka, 2 Agustus 2020.
“Ada 500 rangka transplantasi karang yang rencananya di Agustus ini akan dipasang di zona rehabitasi resor Jinato, @jinato_official tunggu update dari kami yah,” jelas mereka.
Terkait itu pula, mereka mengajak para penggiat konservasi untuk ikut Webinar terkait ini semua. “Kawan konservasi jika ingin lebih tau bagaimana metode transplantasi ini yukk ikut wibinar dari @oseanik,” imbuhnya.
Metode MARSS sudah diakui banyak pihak, selain praktis, juga bisa bertahan lama di dalam air, lama dalam arti tidak mudah terhempas gelombang karena menggunakan rangka besi ramping dan serupa formasi jaring laba-laba.
Menurut Dr Syafyudin Yusuf, akademisi dan pakar terumbu karang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin, metode MARSS sangat efektif dibanding metode lain saat ini.
“Mudah, murah, aplicable oleh siapapun termasuk nelayan. Metode ini bisa menstabilkan substrat yang labil, terbentuk ruang dan lorong atau kolom untuk bernaung ratusan jenis ikan dan biota lain, dan koral bisa tumbuh lebih cepat pada jarak di atas substrat alami,” katanya.
Dia juga menyebut bahwa kelulusan hidup karang mencapai 90-100 persen. “Waktu pengerjaan juga cepat, bisa 500 unir di-transplant setisp hari dgn tenaga kerja 20 orang mulai dari speedboat pengangkut hingga pengikat karang dan kolektor induk,” katanya.
Dr Syafyudin mengatakan bahwa dalam 2 tahin terakhir 3 benua datang belajar di Pangkep terkait metode MARSS ini. “Telah diaplikasikan di Redsea, Meksiko dan Australia. Termasuk di beberapa negara Asia Tenggara,” tutup Dr Syafyudin.
Mau tahu lebih rinci? Coba ikuti webinar mereka. Pantau dari akun instagram @oceanik. Yuk!