PELAKITA.ID – Kabar membanggakan datang dari dunia kelautan Indonesia. Kurniawan Ishak, alumni Kelautan Universitas Hasanuddin angkatan 1993 – saat itu masih bernama Ilmu dan Teknologi Kelautan (sekarang FIKP), menerima Penghargaan Raksaka Samudera Sakti dari Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Senin, 24 November 2025.
Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada individu yang dinilai berkontribusi luar biasa dalam menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan, serta berperan dalam penguatan pengawasan laut Indonesia.
Kurniawan adalah Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bitung.
Oleh MKP Sakti Wahyu Trenggono disebut berdedikasi tinggi dalam bidang pengawasan kelautan. Lulus pada masa ketika Indonesia mulai giat membangun kapasitas pengelolaan sumber daya laut, ia menempuh karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dengan latar belakang akademik kelautan yang kuat, Kurniawan memulai perjalanan kariernya dari berbagai posisi teknis hingga akhirnya dipercaya menjadi Kepala Stasiun PSDKP Bitung, salah satu stasiun pengawasan paling strategis di Indonesia.
Bitung adalah pintu gerbang wilayah perairan timur, jalur perikanan industri terbesar, serta kawasan yang berhadapan langsung dengan aktivitas lintas negara di Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
Beberapa kontribusinya adalah penghentian sejumlah lokasi pengusahaan tambang yang tidak memenuhi dokumen syarat seperti PKPRL.
PSDKP adalah unit operasional KKP yang bertugas mengawasi dan menegakkan hukum di sektor kelautan dan perikanan. Sebagai Kepala Stasiun, Kurniawan memimpin salah satu pangkalan pengawasan terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Bitung adalah pusat operasi ratusan kapal perikanan, mulai dari kapal kecil tradisional hingga kapal industri besar. Tugas stasiun PSDKP adalah memastikan semua aktivitas perikanan berlangsung sesuai aturan, mulai dari kepatuhan izin usaha, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, pelaporan hasil tangkapan, hingga operasional kapal selama di laut.
Di bawah kepemimpinan Kurniawan, pengawasan dilakukan melalui patroli laut, monitoring VMS (Vessel Monitoring System), hingga inspeksi rutin di pelabuhan perikanan.
Pencegahan dan Penindakan IUU Fishing
Kawasan timur Indonesia merupakan salah satu area yang rawan praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
Stasiun PSDKP Bitung berperan penting sebagai garda terdepan menekan praktek perikanan ilegal, baik yang dilakukan oleh kapal Indonesia maupun kapal asing.
Kurniawan memimpin operasi-operasi lapangan yang melibatkan: Kapal Pengawas Hiu Macan dan Orca, tim penyidik perikanan, serta kerja sama dengan TNI AL, Polair, dan Bakamla.
Selain sektor perikanan, PSDKP juga mengawasi aktivitas di kawasan pesisir dan konservasi laut. Kurniawan bertanggung jawab mencegah penyelundupan benih lobster, perdagangan spesies laut dilindungi, perusakan terumbu karang, dan penambangan ilegal di wilayah perairan.
Ia aktif mendorong penguatan patroli terpadu dan memperluas koordinasi dengan pemerintah daerah serta kelompok masyarakat pengawasan (Pokmaswas).
Stasiun PSDKP Bitung memiliki penyidik perikanan yang menangani berbagai kasus pelanggaran. Kurniawan memastikan bahwa proses hukum berjalan profesional, transparan, dan sesuai standar hukum nasional.
Ini mencakup penyitaan alat bukti, pemeriksaan awak kapal, penyusunan berkas perkara, hingga koordinasi dengan kejaksaan dan pengadilan.
Pendekatan pengawasan modern tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pembinaan. Kurniawan aktif menginisiasi pertemuan reguler dengan asosiasi nelayan, koperasi, dan pemilik kapal untuk meningkatkan pemahaman terhadap regulasi dan menciptakan praktik perikanan yang berkelanjutan.
Apa Itu Penghargaan Raksaka Samudera Sakti?
Raksaka Samudera Sakti adalah penghargaan resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diberikan kepada individu yang berjasa besar dalam menjaga laut Indonesia. Nama ini memiliki makna mendalamm. Raksaka berarti pelindung atau penjaga, samudera berarti lautan. Sakti melambangkan kekuatan, keberanian, dan keteguhan.
Secara keseluruhan, penghargaan ini merupakan simbol kehormatan bagi “penjaga laut Indonesia” — mereka yang menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pengawasan, konservasi, dan pengelolaan sumber daya kelautan.
Penghargaan ini hanya diberikan kepada individu dengan rekam jejak kuat dalam menindak kapal ilegal,
menjaga keberlanjutan sumber daya, meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawasan, dan memberikan dampak signifikan terhadap keamanan maritim Indonesia.
Penghargaan Raksaka Samudera Sakti yang diterima Kurniawan merupakan pengakuan atas dedikasinya dalam menjaga laut Indonesia dari berbagai ancaman dan pelanggaran. Sebagai alumni Kelautan Unhas ’93 yang kini memimpin Stasiun PSDKP Bitung, ia menunjukkan bahwa kerja keras, integritas, dan keteguhan membawa dampak besar bagi bangsa.
Di tengah tantangan perubahan iklim, tekanan eksploitasi sumber daya, dan kejahatan maritim lintas negara, Indonesia membutuhkan figur-figur seperti Kurniawan—mereka yang tidak hanya bekerja di belakang meja, tetapi hadir langsung di garis depan pengawasan laut.
Kiprahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda kelautan bahwa menjaga laut adalah panggilan yang mulia, dan dari daerah perbatasan seperti Bitung, lahir para penjaga samudra yang menjaga masa depan bangsa.
