Ketua Dewan Pakar IKA FIKP Unhas, Rijal Idrus: Organiasi Harus Optimalkan Kepakaran dan Keragaman Pengetahuan Alumni

  • Whatsapp
Jetua Dewan Pakar IKA FIKP Unhas, Dr Rijal Idrus saat menghadir rapat persiapan pelantikan dan Rapat Kerja IKA FIKP Unhas (kanan)

PELAKITA.ID – Dalam struktur organisasi seperti Ikatan Alumni (IKA) universitas atau fakultas, posisi Dewan Pakar sering kali menjadi jembatan penting antara pengalaman profesional dan pengembangan intelektual.

Dewan ini berfungsi sebagai pusat gagasan strategis yang membantu pengurus dalam mengambil keputusan berbasis pengetahuan dan nilai-nilai keilmuan.

Hal tersebut menjadi perhatian Dr Rijal Idrus yang saat ini menjadi ketua Dewan Pakar IKA FIKP Unhas sebagaimana SK yang sudah diteken oleh Ketua IKA Unhas Andi Amran Sulaiman.

Dia menyebut itu sebab sejauh ini sudah banyak organsiasi IKA terbentuk di lingkup Unhas baik IKA Wilayah, IKA Fakultas hingga IKA Departemen bahkan sampai keluar negeri.

Rapat persiapan pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus IKA FIKP Unhas yang dihadiri Ketua IKA FIKP Unhas, Dr Muhammad Ilyas (dok: Istimewa)

”Mereka tidak hanya memberi nasihat, tetapi juga menjaga agar arah organisasi tetap berpijak pada visi akademik dan kontribusi nyata bagi masyarakat. Karena itu, keberadaan Dewan Pakar seharusnya dilihat sebagai kekuatan penggerak, bukan sekadar pelengkap dalam struktur organisasi,” ujar Rijal saat hadir pada persiapan Rapat Kerja IKA Unhas FIKP yang dipimpin ketuanya di Kantor Ketahanan Pangan, Dr. Muhammad Ilyas yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu, 12 November 2025.

Rijal menegaskan pentingnya optimalisasi peran Dewan Pakar dan para anggotanya yang sebagian besar adalah guru besar atau mendekati guru besar dengan latar belakang beragam.

Menurutnya, potensi keilmuan dan pengalaman luas para akademisi senior ini harus diarahkan untuk memberikan kontribusi pemikiran yang konstruktif bagi kemajuan organisasi.

Mesti demikian, Dr. Rijal juga menekankan perlunya pengaturan dan sinergi yang baik antara Dewan Pakar dan para ketua bidang dalam struktur IKA, agar pemikiran strategis tersebut dapat terimplementasi secara efektif dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

Dia secara eksplisit menilai, dari perspektif organisasi, hal tersebut menggambarkan kebutuhan akan tata kelola yang kolaboratif.

Kata Rihal, Dewan Pakar yang berisi para ahli dapat berperan sebagai pengarah ide dan pengembang konsep besar, sementara ketua bidang bertugas menerjemahkan ide tersebut ke dalam bentuk program kerja yang konkret.

”Hubungan yang sinergis ini akan menciptakan alur kerja yang efisien: pemikiran strategis dikawal oleh para pakar, dan pelaksanaannya dijalankan oleh bidang-bidang yang relevan,” sebutnya.

Dengan demikian, lanjut Rijal, organisasi alumni seperti IKA FIKP tidak hanya bergerak reaktif terhadap kegiatan, tetapi juga proaktif dalam merancang agenda yang berdampak jangka panjang.

Dia berharap sinergi antara Dewan Pakar dan bidang-bidang organisasi juga menjadi cerminan profesionalisme dan kematangan institusional. Setiap program akan memiliki fondasi ilmiah dan arah yang terukur, sekaligus membuka ruang bagi transfer pengetahuan dari para pakar kepada generasi muda alumni.

”Bagi IKA FIKP Unhas, sinergi ini sangat relevan mengingat dinamika sektor kelautan dan perikanan yang terus berubah akibat kemajuan teknologi, tantangan lingkungan, dan kebijakan ekonomi biru. Peran Dewan Pakar akan menjadi kunci dalam memastikan setiap langkah organisasi tetap kontekstual dan berbasis sains,” tegasnya.

Pada akhirnya, seperti diungkapkan Dr. Rijal Idrus, Dewan Pakar bukan hanya simbol kehormatan, melainkan motor intelektual organisasi.

Dengan mengoptimalkan kontribusi pemikiran dan membangun koordinasi yang erat antarbidang, IKA FIKP Unhas dapat menjadi model bagi organisasi alumni lain — tempat para ilmuwan, praktisi, dan pemimpin bersatu untuk menggerakkan perubahan. Di sinilah nilai sejati dari Dewan Pakar: menjadi penjaga arah, penghubung generasi, dan penggerak ide untuk kemajuan bersama.

Redaksi