Padaro, Kades Nuha Inspiratif dengan 5 Keunggulan Kepemimpinan

  • Whatsapp
Padaro, Kades Nuha (dok: Pelakita.ID)

Dengan bercocoktanam jagung ini ada peluang untuk buka kerja sama dengan Politeknik Sorowako. Jadi inilah gunanya kepala desa, membuka ruang kerja sama dengan pihak luar. Kita harus bergerak. 

Kades Nuha, Padaro

PELAKITA.ID – Perjalanan ke Desa Nuha sungguh mengesankan. Ada tiga alasan. Pertama, karena bisa menikmati keindahan Danau Matano di atas speedboat yang bersih dan melaju kencang.

Kedua, bisa menikmati perjalanan bersama kawan-kawan tim PPM SDGs Desa. Ketiga, bisa berkenalan dan mengobrol layaknya “teman ngopi” dengan Kepala Desa bernama Padaro.

Kades Padaro—sosok ini sudah lama diceritakan oleh fasilitator desa PPM SDGs, Suarni Jufri. Suarni bahkan pernah mengirimkan artikel tentang sosok dimaksud.

Pagi itu, 5 Agustus 2025, pria itu pula yang menjemput kami di Dermaga Sorowako tujuan Nuha.

Mengenakan topi, pakaian dinas layaknya kepala desa lengkap dengan sepatu hitam, ia sudah duduk di dekat mesin speedboat. Ia nampak menikmati perjalanan itu, sesekali mengisap rokok di tangan kirinya. Langit di atas Danau Matano cerah. Kabut di sejumlah bahu Verbeek mulai menjauh.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di Dermaga Nuha. Dermaga kecil ini berdampingan dengan Pelabuhan Feri Nuha yang juga menjadi sandaran feri. Jaraknya sekitar 100 meter. Dari dermaga ini, pengendara bisa melanjutkan perjalanan hingga ke batas Morowali.

“Dari sini, Beteleme Morowali sudah dekat, Pak,” kata Padaro sembari menuntun kami menuju Galeri UMKM yang baru saja dibangun tidak jauh dari Dermaga Nuha. Bangunan ini, kata Suarni Jufri, dibangun atas usulan warga desa dan ditujukan sebagai penampung produk-produk UMKM Nuha.

Padaro, dan mesin pemipil jagung hibah Politeknik Sorowako (dok: Pelakita.ID)

“Bisa diisi keripik pisang atau ubi, juga produk olahan lainnya berbahan lokal,” tambah Padaro. Setelah menyaksikan kondisi galeri seluas 7 x 6 meter itu, kami berjalan menuju bukit. Padaro pula yang berdiri di depan menghantar kami.

“Bak penampungan ini menambah kekuatan pasokan air untuk warga. Sudah ada bantuan sebelumnya, tapi kapasitas yang tersedia masih kurang,” ucapnya. Kawan kami, Jumardi Lanta, naik ke puncak bak dan memeriksa bagian dalam.

Padaro bergeser ke tepi bukit, mengisap rokok, dan memandangi hamparan rumah warga, lahan kebun, serta Danau Matano di kejauhan. “Itu kebun jagung, saya minta izin ke pemiliknya untuk ditanami jagung. Daripada kosong?” katanya.

Menanam jagung bagi Padaro bukan pilihan utama bagi warga Nuha, sebab menurutnya warga lebih suka menanam singkong, padi, atau berkebun merica.

“Dengan bercocoktanam jagung ini ada peluang untuk kita buka kerja sama dengan Politeknik Sorowako. Jadi inilah gunanya kepala desa, membuka ruang kerja sama. Harus bergerak kita…” ujarnya seraya melirik ke Suarni Jufri dan tim PPM SDGs Desa.

Betul saja, siang itu dua orang warga membawa mesin pemipil jagung pemberian Politeknik Sorowako.

Penulis sempat menyaksikan bagaimana mereka menyalakan mesin pemipil: jagung masuk, lalu keluar biji jagung yang siap diolah.

Selain berhasil mendapat atensi mitra perguruan tinggi, Padaro juga berkontribusi dalam penggunaan anggaran desa untuk sejumlah usaha UMKM, memfasilitasi pembangunan lapangan futsal, dan mengelola bantuan PPM SDGs Desa PT Vale dengan efektif—setidaknya jika melihat berfungsinya bak penampungan air yang telah diberikan. Program ini pun melibatkan tenaga lokal, aparat desa, dan tenaga teknis.

Sebagai fasilitator desa, Suarni mengakui kepemimpinan Padaro mampu menggabungkan semangat persaudaraan, ketegasan, dan visi yang jelas untuk membangun desa.

Bagi penulis, sekurangnya ada lima keunggulan utama yang membuat Padaro menjadi teladan bagi warganya.

Ramah dan Senang Bercanda

Padaro dikenal dekat dengan warga. Itu diakui oleh beberapa warga yang penulis tanyai. Setiap kali bertemu, ia selalu menyapa dengan senyum tulus dan sering menyelipkan candaan ringan.

Hal ini membuat suasana antara pemimpin dan masyarakat terasa akrab tanpa jarak yang kaku. Kehadirannya mampu mencairkan suasana, sehingga warga nyaman menyampaikan aspirasi dan keluh kesah. Ia yang kini memasuki periode kedua jabatan kadesnya tahu persis bahwa warga butuh pelayanan—bukan sekadar janji, tetapi keterbukaan dan kesungguhan merealisasikan.

Padaro, diapit staf Desa dan fasilitator PPM SDGs Desa, Suarni Jufri (dok: Pelakita.ID)

Tegas pada Janji

Bagi Padaro, janji adalah komitmen yang harus dipenuhi. “Saya memegang prinsip bahwa kepercayaan masyarakat dibangun dari konsistensi ucapan dan tindakan,” ucapnya.

Menurut Padaro, apa yang dilakukan saat ini sejalan dengan janji pembangunan yang telah ia sampaikan di awal masa jabatan, yang secara bertahap direalisasikan, menunjukkan integritasnya sebagai pemimpin.

Menurut Robert K. Greenleaf, kepemimpinan servant leadership dicirikan oleh ramah dan senang bercanda → membangun kedekatan dan rasa nyaman warga dan tegas pada janji → menunjukkan integrity dan fokus melayani kepentingan warga.

Ini relevan dengan apa yang telah ditunjukkan Padaro.  Kata Greenleaf, pemimpin adalah pelayan terlebih dahulu; mereka mengutamakan kebutuhan pengikut, membangun komunitas, dan memperkuat orang lain.

“Iya tawwa laporan kegiatan PPM SDGs rampung 100 persen,” puji Suarni.

Mampu Menebar Optimisme di Depan Publik

Menurut Suarni, dalam setiap pertemuan, baik di forum resmi maupun acara desa, Padaro selalu menekankan pesan optimisme. Ia percaya bahwa perubahan besar dimulai dari keyakinan bersama bahwa Desa Nuha mampu berkembang.

“Gaya bicaranya yang penuh semangat sering memotivasi warga untuk berpartisipasi aktif dalam program desa,” ucap Suarni.

Padaro, menurut James MacGregor Burns & Bernard Bass bisa disebut pemimpin transformasional.  Ini dicirikan dengan upaya menebar optimisme di depan publik, sejalan dengan inspirational motivation (menginspirasi visi bersama) serta pandai membuka jejaring dan kerja sama → mendukung idealized influence (pemimpin jadi teladan dan membuka peluang).

Pandai Membuka Jejaring dan Kerja Sama dengan Mitra

Padaro menyadari bahwa membangun desa tidak bisa dilakukan sendirian. Ia aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak—mulai dari pemerintah daerah, lembaga swasta, organisasi masyarakat, hingga perguruan tinggi seperti Politeknik Sorowako—untuk mengakses peluang dan sumber daya.

Kemampuannya membuka jejaring ini telah membawa banyak program pembangunan dan pemberdayaan masuk ke Desa Nuha. “Sudah banyak, Pak, sejak periode pertama menjabat hingga saat ini,” ucapnya.

Menjaga Amanah dengan Kesabaran

Sebagai pemimpin, Padaro memahami bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam. Ia sabar menghadapi proses, mendengar masukan, dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang.

“Saat diberi janji oleh Politeknik Sorowako terkait mesin pemipil ini, kami tunggu. Akhirnya tiba juga,” ucapnya terkait relasi Pemdes Nuha dengan Politeknik Sorowako.

Mesin pemipil ini, kata Padaro, adalah amanah yang harus dijalankan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab demi memastikan hasil yang diraih benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

“Semoga dengan adanya mesin pemipil jagung ini, semakin banyak warga yang tertarik menanam jagung juga,” kata dia.

Penulis K. Azis