PELAKITA.ID – Dermaga labuh Pelabuhan Perikanan Untia di utara Makassar tampak berbeda pada 23 Juli 2025. Hari itu, kapal Unhas Explorer 2 tiba dari Batam, resmi milik Unhas.
Kabar kedatangan kapal itu dibagikan Rijal Idrus, kolega penulis yang mengirimkan pesan WhatsApp. ”Hari ini ada penyambutan kru dan kapal Unhas Explorer 2.” Begitu bunyi pesannya. Rijal pula yang pertama kali mengundang penulis untuk menjajal kapal Unhas satunya, Unhas Explorer 1, ke Pulau Barrang Lompo dua bulan lalu.
Penulis tiba di PPN Untia sekitar pukul 7 pagi.
Kapal berbobot 101 gross ton eks Vietnam itu tiba dari Batam. Kapal hibah Kejaksaan Agung RI, yang oleh Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa disebut sebagai ‘hasil lobi jejaring alumni Fakultas Hukum Unhas’ dan wujud kepercayaan Kejagung pada kapasitas Unhas untuk mengelolanya.
Fungsi utama
Menurutnya, Kapal UNHAS Explorer 2 memiliki berbagai fungsi dan tujuan penting dalam mendukung kegiatan akademik, penelitian, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
Kapal ini bisa digunakan sebagai sarana praktik lapangan untuk berbagai mata kuliah, sekaligus menjadi tempat magang bagi mahasiswa agar mereka memperoleh pengalaman langsung di laut.
Selain itu, kapal ini juga dimanfaatkan untuk kegiatan riset mahasiswa dan dosen, sehingga dapat mendorong inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kelautan dan perikanan.
Lebih jauh, UNHAS Explorer 2 turut mendukung program Ekonomi Biru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan menyediakan data dan informasi terkait kinerja perikanan tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713.
”Kapal ini juga berperan penting dalam mendukung keberadaan serta pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia, sehingga dapat menjadi pusat kegiatan perikanan yang terintegrasi dengan pendidikan, riset, dan pemberdayaan masyarakat pesisir,” terang JJ.
Rektor juga menyampaikan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai mitra strategis Unhas telah membuka pintu kolaborasi selebar-lebarnya.
“Salah satunya dengan menjadikan Pelabuhan Perikanan Untia ini sebagai pusat kegiatan terkait kelautan dan perikanan, termasuk mendukung program Penangkapan Ikan Terukur KKP.”
Demikian pesan Rektor JJ di hadapan sejumlah undangan seperti perwakilan PPN Untia – unit di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Polairud Polda Sulsel, KSOP Kesyahbandaran Makassar, dan sejumlah pejabat utama Unhas seperti WR 2 Subehan, WR 4 Adi Maulana, serta Ketua MWA Unhas.
Kapal Unhas Explorer 2 menurut Prof JJ akan bersandar di PPN Untia sebagai bentuk kolaborasi antara KKP dan pihaknya. Dia juga menyebut saat ini KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap bidang Kepelabuhanan telah menyiapkan PPN Untia sebagai sekretariat kerja sama mendukung PIT itu.
Unhas, kata JJ, sudah disiapkan ruangan di PPN Untia yang bisa digunakan sebagai tempat berdiskusi membahas bentuk dukungan untuk pengelolaan Wilayah Pengelolaan Perikanan 713 di Selat Makassar dan sekitarnya.
Pada saat memberikan sambutan terkait penerimaan Unhas Explorer 2 itu, Rektor mengungkapkan kesukacitaannya karena setelah bertahun-tahun Perikanan Unhas tak punya kapal riset, kini langsung tersedia dua unit. Meski disebutnya pengelolaan kapal tersebut melalui Unit Kerja Khusus Unhas karena sifatnya lintas disiplin ilmu.
”Kapal Unhas Explorer 2 ini bukan semata digunakan oleh FIKP Unhas, tetapi semua fakultas bisa menggunakannya,” kata dia. Rektor menyebut sebenarnya masih ada peluang mendapat kapal lain, namun untuk saat ini dimulai dengan yang siap saja.
Yang menarik, Rektor JJ mengaku sengaja mengundang sejumlah pejabat Unhas karena berkaitan dengan pengelolaan aset seperti Unhas Explorer yang tentu tak mudah dan tak murah untuk operasionalnya. Dia berpesan agar semua elemen membicarakan bagaimana mekanisme penggunaannya.
Dia memberi apresiasi atas dukungan sejumlah pihak seperti KSOP Makassar, Kementerian Perhubungan, dan tentu semua pihak yang telah menyiapkan, mengoordinasikan, dan mengawal sampai kapal bisa dibawa ke Makassar.
Dedikasi untuk Negara Maritim
Hadirnya dua kapal riset tersebut membuat Unhas sangat layak disebut sebagai Kampus Maritim. Rektor JJ yang merupakan Guru Besar Ilmu Kelautan Unhas ini sadar betul bahwa kapal riset adalah inti dari kampus yang berorientasi maritim seperti Unhas. ”Kita ingin membangun maritim tapi kita tidak punya kapal riset? Bagaimana ceritanya,” ucapnya.
Harapan JJ pada kapal ini tentunya adalah bisa beroperasi secara layak sebagai kapal pendidikan, sebagaimana Unhas punya Tambak Pendidikan. Tambak pendidikan bisa menghasilkan udang dan uang. Kapal riset ini pun demikian, ada hasil dan ada dukungan untuk operasionalnya, sehingga perlu kreativitas mengelolanya.
Kapal ini, kata JJ, bisa digunakan untuk mendukung kebijakan seperti PIT, tentang riset, pengumpulan data di Selat Makassar, di WPP 713. Dia pun berharap Prof Najamuddin, dosen FIKP Unhas anggota Komnas Kajiskan, tertantang memanfaatkan peluang ini.
Sejumlah Tantangan
Selain mengapresiasi kerja sama yang sudah berjalan dengan berbagai pihak, Rektor JJ mengingatkan sejumlah isu atau agenda yang perlu menjadi atensi bersama. ”Persoalan utama kita dalam SDGs 14 itu, pada Life Below Water, banyak sekali yang harus kita lakukan bersama-sama, termasuk perikanan terukur. Kita bisa jadikan WPP 713 contoh pengelolaan perikanan terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Pada momen itu, Prof JJ mengajak perwakilan fakultas di Unhas untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia ini. ”Fakultas FEB, ayo kita pikirkan, masa sih sumber daya alam yang begitu melimpah ini kita tidak bisa jadikan sumber pertumbuhan ekonomi,” ucapnya sembari menyebut nama Prof Abd Rahman Kadir, Dekan FEB Unhas.
Menurut JJ, kontribusi sektor kelautan khususnya kelautan perikanan sejauh ini masih sangat kecil. ”Kita harus ada pemikiran supaya teman-teman kemudian termotivasi bukan hanya dalam volume, tapi nilainya,” kata dia.
Itu, menurut JJ, karena teknologi dan ekonomi belum sepenuhnya hadir. ”Upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui implementasi teknologi. Kalau tidak ada riset, ya tidak bisa buat apa,” sebutnya.
Dia juga berharap kerja sama dengan para pihak bukan hanya karena ada kapal, tetapi juga bagaimana bersama membangun kawasan seperti Untia yang saat ini sedang disiapkan kajian untuk pengerukan dan reklamasi di sisi lain.
“Kita perlu ramaikan kawasan Untia ini pada malam-malam, sore-sore, menjadi tempat orang-orang untuk berkunjung karena di sini ada PPN Untia. Supaya bisa aktif, daripada kemudian terabaikan,” pesannya.
Sebelum menutup sambutannya, Prof JJ menekankan siapapun yang ingin menggunakan Unhas Explorer 1 dan 2, apakah untuk penyelaman atau riset, perlu didukung demi menggairahkan spirit cinta bahari. Maintenance, promosi, dan operasi kedua kapal itu membutuhkan unit kerja yang andal, bisa melalui Unit Kerja Khusus atau fakultas.
Dikatakan Prof JJ, kedua kapal riset Unhas bukan hanya untuk FIKP, tapi Unhas secara keseluruhan bisa menggunakan kapal ini. “Semua, peternakan, pertanian antar pulau, termasuk mengeksplorasi, mengeksploitasi dalam konteks yang benar supaya untuk Indonesia maju,” pungkasnya.
Penulis: Kamaruddin Azis
