PELAKITA.ID- Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, bangsa Indonesia optimis memulai langkah maju menuju Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Umum Garuda Asta Cita Nusantara (GAN), Burhanuddin, S.H., M.H. didampingi Sekjen Erlambang Trisakti, S.H., jelang tutup tahun 2024 di Jakarta.
Menurut Burhanuddin, optimisme ini terbangun karena Prabowo Subianto mulai memancangkan pilar Asta Cita, program strategis yang dalam jangka pendek akan memperkuat pondasi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.
Apa indikasinya? Menurut Ketua GAN itu, yaitu Negara yang kuat karena anak-anak mudanya sehat dan baik pendidikannya. Melalui Program Makan Bergizi Gratis kualitas kesehatan anak-anak tingkat dasar ditingkatkan.
Contoh kedua, lanjut pria yang akrab disapa Om Boer ini, adalah Negara Kuat karena semakin mandiri di bidang pangan. Melalui Program Ketahanan Pangan, pemerintah membangun pusat-pusat penyediaan sumber pangan baru (Food Estate).
“Indikasi ketiga, Indonesia sebagai negara kuat adalah bila tata kelola Sumber Daya Alam sebagai faktor kekayaan negara sepenuhnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
“Program Ketahanan Energi dan Hilirisasi Produk Tambang adalah cara tepat menuju Indonesia yang berdaulat di bidang energi dan industri pertambangan,” kandidat Doktor Hukum ini.
Indikasi ke empat yang menurut GAN menjadi alasan Indonesia optimis menjadi negara maju adalah Penegakan Hukum yang berkeadilan.
“Ini menjadi indikasi penting untuk memberi rasa keadilan bagi bangsa. Selain itu juga semangat pemberantasan korupsi menjadi prioritas utama yang dapat kita saksikan bersama,” sebut Boer.
Garuda Asta Cita Nusantara (GAN) sebagai organisasi masyarakat independen yang terus memantau gerak kebijakan pemerintah merasa yakin bahwa melewati 100 hari pertama, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah mulai menunjukkan geliat perubahan ke arah positif
Burhanuddin juga tidak menafikan masih ada sebagian masyarakat yang ragu terhadap langkah-langkah Prabowo di bidang ekonomi, misalnya dengan kenaikan PPN jadi 12%.
“Masyarakat belum sepenuhnya memahami mengenai hal ini, bahwa pemberlakuan PPN 12 persen hanya untuk produk-produk tertentu yang tidak akan memberatkan masyarakat bawah,” sebutnya.
Menutup pernyataannya, Burhan mengatakan, “Mari kita menyambut 2025 dengan optimis dan memberikan dukungan pada pemerintah sambil terus memberikan masukan agar program-program yang dilaksanakan dapat berjalan baik,” kuncinya.
Redaksi