PELAKITA.ID – Tahun 2024 segera berlalu, tahun 2025 di depan mata. Pelakita.ID merekam sejumlah peristiwa internasional yang berkaitan dengan dimensi kemaritiman yang patut mendapat atensi.
Mari simak.
Pada tahun 2024, beberapa isu maritim internasional yang signifikan telah muncul, yang berdampak pada perdagangan global, keamanan, dan lingkungan.
Pertama, perkembangan utama meliputi ketegangan geopolitik dan ancaman keamanan sengketa Laut Cina Selatan.
Di situ, Cina telah mengeluarkan peringatan kepada negara-negara seperti Filipina dan Australia di tengah meningkatnya sengketa teritorial.
Insiden pembangkangan oleh angkatan laut Cina telah dilaporkan, yang meningkatkan kekhawatiran atas kebebasan navigasi dan stabilitas regional.
Yang kedua adalah Insiden Selat Hormuz.
Di sini, pada bulan April 2024, Iran menyita MSC Aries, sebuah kapal kontainer yang terdaftar di Portugal, di perairan internasional dekat UEA.
Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan menggarisbawahi kerentanan titik-titik rawan maritim yang kritis.
Ketiga, kasus Serangan di Laut Merah. Pemberontak Houthi di Yaman telah mengintensifkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, yang mengganggu rute perdagangan global.
Sebagai tanggapan, UE meluncurkan Operasi Aspides, misi pertahanan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan maritim di kawasan tersebut.
Isu keempat, Kesejahteraan dan Pengabaian Pelaut.
Pengabaian atau tekanan untuk pelaut telah menjadi masalah yang berkembang, dengan laporan yang menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan, khususnya di Timur Tengah.
Para awak kapal terlantar tanpa upah atau sarana untuk pulang, yang menyoroti perlunya langkah-langkah regulasi yang lebih kuat untuk melindungi pekerja maritim sebagaimana dilaporkan The Times.
Kelima, inisiatif lingkungan dan keselamatan, fokus keselamatan maritim.
Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menetapkan tahun 2024 sebagai tahun untuk menekankan keselamatan maritim, terutama dalam konteks teknologi baru dan bahan bakar alternatif.
Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh lanskap maritim yang terus berkembang.
Keenam, risiko iklim. Industri maritim terus bergulat dengan tantangan terkait iklim, termasuk kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan peraturan lingkungan.
Tinjauan PBB tentang Transportasi Maritim 2024 menyoroti berbagai masalah yang terus berlanjut ini.
Dampak ekonomi konflik bersenjata dan ketegangan geopolitik telah membebani rantai pasokan global, yang menyebabkan terganggunya rute pengiriman dan meningkatnya biaya.
Misalnya, serangan di Laut Merah telah mendorong kapal-kapal untuk mengubah rute melalui Tanjung Harapan, yang mengakibatkan waktu transit yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi.
Bagi Indonesia, perkembangan ini menggarisbawahi sifat kompleks dan saling terkait dari berbagai masalah maritim internasional pada tahun 2024, yang memerlukan upaya terkoordinasi untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan keberlanjutan berbagai aktivitas maritim global.
Guys, are you ready for this?
Editor: Kamaruddin Azis