DP2 Makassar Perkuat Kelembagaan Pembudidaya Ikan Kecil, Hadirkan Narasumber IKA Unhas Sulsel dan UMI Makassar

  • Whatsapp
Sekretaris Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Andi Fadly, S.STP. M.Si saat memberikan sambutan dan membuka pelatihan penguatan kapasitas kelembagaan pembudidaya ikan kecil (dok: DP2 Kota Makassar0

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar menggelar Fasilitasi Pembentukan dan Pengembangan Kelembagaan Pembudidaya Ikan Kecil yang berlangsung di Golden Tulip, Selasa, 16/7/2024.

Saat memberikan sambutan, Sekretaris Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Andi Fadly, S.STP., M.Si menyatakan kelompok pembudidaya sebagai peserta pelatihan ini harus mengembangkan diri dan kelompoknya sesuai dengan visi misi Pemerintah Kota Makassar.

“Pak Wali Kota, Pak Danny Pomanto menginginkan Makassar salah satunya sebagai Low Carbon City, itu artinya kita harus mendukung dan melakukan kegiatan yang sesuai dengan misi tersebut,” ucapnya.

Read More

Low Carbon City yang dimaksud adalah adanya program-program yang bsia mengurangi emisi karbon atau ramah lingkungan.

Apa yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar ini sebagai upaya untuk membantu warga kota terutama pelaku usaha budidaya ikan kecil mengembangkan potensi diri, memperkuat kelompok dengan berusaha dan mengadopsi usaha ramah lingkungan.

“Pelatihan ini dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan pembudidaya ikan air tawar dan air payau yang ada di Kota Makassar,” sebutnya.

“Makanya bapak ibu, peserta pelatihan harus mengikuti materi yang disampaikan oleh kedua narasumber dan setelah dari sini bisa mengembangkan potensi yang ada,” sebut Andi Fadly.

Dia juga menyatakan bahwa Kepala Dinas, dalam hal ini Ibu Evi Aprialty sangat berkomitmen untuk membantu kelompok pembudaya ikan yang ada di Makassar melalui penguatan kapasitas dan bantuan bahan dan peralatan budidaya.

“Misalnya dengan mendorong agar usaha serupa di Lorong-Lorong Wisata sebagaimana telah dianjurkan oleh Wali Kota Makassar,” ujar dia.

“Lorong wisata sejauh ini telah menjadi bagian dalan menahan laju inflasi karena di sana ada sumber pendapatan juga yang bisa membantu warga kita,” sebutnya.

Pelatihan yang dikuti seratusan peserta ini disiapkan dalam tiga seri.

Pemaparan terkait pengembangan kemitraan pembudidaya ikan kecil oleh Kamaruddin Azis, Ketua Ekonomi Kreatif Selat Makassar IKA Unhas Sulsel (dok: Istimewa)

”Ini merupakan seri pertama, dan kita berharap ada penguatan kelembagaan, ada motivasi dan panduan agar kelompok pembudidaya yang ada saat ini dapat mengembangkan kegiatannya,” ujar Syamsu Bahri, tenaga fungsional budidaya perikanan di DP2 Makassar.

Dia juga menyebut sudah ada sejumlah kelompok yang telah bisa mengembangkan budidaya dengan baik.

“Misalnya ada di Kelurahan Buntusu yang bisa mengembangkan budidaya lele dan sudah sangat baik, demikian pula budidaya ikan hias hingga budidaya udang vaname dalam sistem kolam bundar di Kampung Lette,” ungkapnya.

“Hal-hal seperti itu yang kita ingin sebarluaskan dan tingkatkan agar bisa diterapkan oleh kelompok pembudidaya ikan di Kota Makassar,” harapnya.

Untuk mewujdukan itu, DP2 Makassar menghadirkan narasumber dengan tema spesifik.

Seperti, Membangun Kemitraan Usaha bagi Kelompok Perikanan Budidaya yang disampaikan oleh Kamaruddin Azis, alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas yang juga ketua bidang Ekonomi Kreatif Cluster Selat Makassar pada Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin Wilayah Sulawesi Selatan.

Para peserta pelatihan bersama narasumber dan tim DP2 Kota Makassar (dok: DP2 Kota Makassar)

Pembicara kedua adalah Dr Ir Andi Tamsil, M.Si, akademisi Universitas Muslim Indonesia yang memaparkan topik Manajemen Usaha Perikanan Budidaya.

Akademisi UMI Makassar tersebut, memberi penekanan pada pentingnya kesabaran dalam memulai usaha, perlu ketelatenan dalam merawat usaha serta perlunya kerjasama antar pembudidaya.

“Di tambak itu, tidak bisa kerja sendiri, bahkan meski berbeda lahan, atau tambaknya, namun perlu keterpaduan. Misalnya harus kompak, kalau ada yang menebar benur berkualitas baik, sementara di tambak lain menebar benur kualitas rendah itu bisa berdampak buruk,” ucapnya.

“Yang kualitas rendah mudah terkena penyakit, kalau kena penyakit, dia bisa menyebar ke tambak lain yang bisa jadi membeli kualitas yang baik,” ucapnya.

Dialogis

Pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta terkait dimensi penguatan kelembahaan, juga diarahkan agar sharing pengalaman peserta.

Lalu digelar pula identifikasi gap kelembagaan dan success story apa saja yang bisa terus dikembangkan dan dibagikan ke pihak lain.

Sejumlah peserta berbagi pengalaman seperti Pak Abidin dari Kelurahan Buntusu yang sedang mengembangkan budidaya lele.

Lalu ada Pak Syamsul yang berharap ada tips dalam penguatan dan kerjasama antar anggota kelompok. Ada juga peserta yang menanyakan cara pencegahan penyakit udang serta pendampingan dalam pembuatan proposal usaha.

Kamaruddin Azis, memberikan contoh bagaimana satu kelompok pembudaua udang di Kampung Lette yang mulai tumbuh dengan bermodalkan inisiatif dari dalam komunitas atau warga dan dimotori oleh ketua RW di Tanjung Maradeka.

“Di sana da kelompok pembudaya udang Vaname dengan menggunakan kolam bundar itu berhasil menjalin kerjasama CSR dengan Universitas Bosowo, dengan DP2 Makassar dan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang,” ungkapnya.

“Bukan semata untuk dikonsumsi tetapi juga untuk jadi umpan pancing, ini bisa menjadi salah satu income warga, Kebutuhan umpan sangat besar di Kota Makassar, terutama untuk hobby mancing,” ucapnya.

Menurutnya, bukan semata untuk budidaya atau produksi tetapi juga bisa mengembangkan potensi kepariwiisataan dan usaha kreatif lainnya yang ada di sekitar lokasi budidaya Vaname.

Penulis: Denun

 

 

Related posts