PELAKITA.ID – Ketua Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Unhas Darwis Ismail memberi atensi maksimum atas suasana dan dinamika Kampus Universitas Hasanuddin belakangan ini.
Salah satunya terkait tersebarnya berita palu DO Rektor Unhas untuk enam mahasiswa dan seorang lainnya yang telah ujian sarjana.
Tiga mahasiswa Peternakan, satu mahasiswa Kelautan dan satu telah ujian sarjana jadi terhukum. Mereka bahkan telah ditahan selama 90 hari lebih.
“Kami atas nama ISLA Unhas mengecam adanya DO tersebut, kami pantau terus kasus ini,” ucapnya.
“Padahal, yang kita butuhkan adalah pendekatan terukur dan tidak sekaligus menimpakan status DO,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan yang juga ketua Bapilu PP untuk Wilayah Sulawesi, Malulu dan Papua ini.
“Kita mengutuk penggunaan kekerasan di kampus, oleh siapapun tetapi Rektorat harus pula menyadari bahwa ini harus jelas akar masalahnya,” ucapnya.
“Harapan kami ada prinsip keadilan, prinsip pengayoman dan pendekatan komunikasi kekeluargaan,” harapnya.
“Dengan demikian kitab isa melihat sisi mana yang perlu segera dibenahi. Bukannya membawa palu hukum sesegara mungkin,” lanjutnya.
Darwis berharap Unhas seharusnya berbenah saja secara internal dan fokus menciptakan manusia dan melaksanakan riset.
“Rektor kita belum cukup lama posisinya, konsolidasi internal pasti dibutuhkan. Jangan sampai abai di situ,” ujarnya.
“Kalau konsolidasi berhasil maka bisa meminimalkan potensi konflik internal, bisa lebih fokus pada riset misalnya,” tambahnya.
“Bukan sekadar riset tetapi yang unggul dan relevan kebutuhan masyarakat. Persoalan yang kita lihat sejauh ini riset-riset ini juga perlu diawasi, mobilisasi mahasiswa untuk riset sudah sering kami dengar tapi harus dilihat secara proporsional,” kata Darwis.
“Yang kami ingin bilang, jangan sampai mahasiswa jadi alat untuk riset proyek itu, dalam konteks proyek bukan substansi transfer kapasitasnya, demikian pula akuntabilitas proses dan partisipasi periset,” jelasnya.
Yang kedua, lanjut Darwis, dia berharap Unhas bisa maksimalkan aset-aset kampus jadi laboratorium pembelajaran yang dapat menopang dua hal tersebutm” kata dia.
“Khusus buat pengelola kampus Unhas yang kita cintai ini dengarlah saran saran alumni, tentang perlunya perlindungan mahasiswa, peningkatan kapasitas dan karakter baiknya,” tambah Ketua Kerukunan Keluarga Luwu Raya Jabodetabek ini.
“Yang penting jangan kejam terhadap mahasiswa yang nakal, sebab bisa jadi di tangan merekalah Unhas dihormati kampus lain lainnya,” tegasnya.
Dia menyebut demikian sebab keberhasilan alumni Unhas tidak semata dilihat dari kemampuan akademik tetapi kemampuan leadership, inisiatif di tengah krisis dan kelangkaan sumber daya, tangguh menghadapi persoalan sosial kemasyarakatan,” terangnya.
“Ujiannya bukan di kampus, tetapi di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, kampus harus jadi contoh yang baik, bukan sebaliknya,” tutup CEO PT Teknocorp basis Jakarta ini.
Redaksi