PELAKITA.ID – Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berkaitan pemberdayaan ibu bayi atau balita dalam pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) telah digelar di Desa Lanna Kecamatan Parangloe, Gowa.
Kegiatan berlangsung pada 8 Agustus 2021 yang melibatkan tim pengabdi Dr. Andi Asrina SKM., M.Kes dan Dr. Fairus Prihatin Idris, SKM., M.Kes dari Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Menurut Dr. Andi Asrina, kegiatan pengabdian ini didasari adanya permasalahan mitra dalam hal ini Puskesmas Parangloe bahwa berdasarkan data awal dari petugas kesehatan di wilayah kerja tersebut diperoleh fakta bahwa dalam 2020 terdapat 26 usia balita BGM.
“BGM atau Balita Bawah Garis Merah adalah balita yang hasil pemantauan berat badan menurut umur pada KMS atau Kartu Menuju Sehat berada di kurva pertumbuhan bawah garis merah,” jelas Dr Andi Asrina.
“Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang ada sebanyak 21 balita BGM. Didapatkan pula bahwa masih banyak ibu bayi yang memberikan MP-ASI padahal belum usia 6 bulan dengan alasan anak sudah meminta dan tidak kenyang dengan ASI saja,” terangnya.
MP ASI yang dimaksud adalah makanan tambahan yang mudah dikonsumsi yang diberikan pada bayi selain ASI ketika ASI tidak dapat mencukupi nutrisi anak untuk tumbuh kembang optimal, biasanya diberikan pada umur 4 dan 6 bulan hingga berumur 2 tahun.
“MP-ASI yang diberikan ada yang dibuatkan oleh ibu bayi tetapi hanya bubur saja tanpa protein, sayur-sayuran dan ibu-ibu muda lebih memilih MP pabrikan dengan alasan lebih praktis,” tambah Dr. Fairus Prihatin Idris, SKM., M.Kes.
Kegiatan pengabdian melalui tatap muka ini dihadiri oleh Camat Parangloe, Lurah, petugas kesehatan serta ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita yang diawali dengan perkenalan dari tim pengabdi dilanjutkan dengan pre test untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu mengenai MP-ASI.
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan mengenai apa itu MP ASI dan praktik pembuatan MP ASI sesuai kelompok umur, yaitu 6 sampai 9 bulan, 9 sampai 12 bulan dan 12 hingga 24 bulan yang diberikan oleh ahli gizi dari Puskesmas Parangloe.
“Antusisame ibu-ibu balita saat penyuluhan dan praktik pembuatan MP-ASI dapat terlihat saat kegiatan berlangsung dan hasil dari praktik tersebut langsung di berikan kepada anak mereka,” ungkap Dr. Fairus.
“Pada akhir dari kegiatan dilakukan post test untuk mengukur Kembali tingkat pengetahuan ibu bayi atau balita setelah diberikan intervensi,” pungkasnya.
Tim Redaksi