Dosen UMI Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Penanganan Stunting

  • Whatsapp
Para narasumber dan anggota Tim Pengabdian UMI pada sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja kaitannya dengan stunting pada siswa Madrasah Aliyah Wihdatul Ulum Parangloe Kabupaten Gowa yang digelar oleg FKM UMI dan Dinkes Gowa (dok: FKM UMI)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Kesehatan reproduksi remaja merupakan pengetahuan dasar yang harus dipahami oleh siswa SMA. Harapannya, agar tercipta kesadaran mereka untuk menjaga kesehatan reproduksinya.

Selain itu, perlu  upaya bersama untuk mengurangi risiko kehamilan usia dini, melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) yang berisiko terjadinya stunting pada generasi di masa yang datang.

Demikian penegasan pada sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja kaitannya dengan stunting pada siswa Madrasah Aliyah Wihdatul Ulum Parangloe Kabupaten Gowa.

Read More

Kegiatan pengabdian dosen UMI ini terselenggara berkat dukungan dari Yayasan Wakaf UMI melalui LPkM (Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat) dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Secara umum, disampaikan bahwa persalinan usia kurang dari 20 tahun berkaitan erat dengan stunting, pendarahan ibu dan kecatatan pada kepala bayi. Kepala bayi yang mengecil dengan sendirinya mempersempit volume otak dan menganggu pertumbuhan organ lain secara optimal.

Itu pula yang menjadi alasan mengapa upaya pencegahan stunting pada generasi yang akan datang perlu dilakukan dengan harapan mereka bisa memahami dimensi kesehatan reproduksi remaja kaitannya dengan stunting pada siswa seperti pada Madrasah Aliyah Wihdatul Ulum Parangloe Kabupaten Gowa.

Sekolah tersebut adalah sekolah islam di bawah naungan Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI)  berlokasi di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa mendidik kurang lebih 116 siswa.

Pada kesempatan itu, dr Andira Ratu Nurasyid salah satu mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian tersebut membawakan materi berjudul “Peran Remaja dalam Pembarantasan Stunting”.

Ratu demikian sapaannya, mengatakan bahwa penyebab stunting terdiri dari penyebab langsung, penyebab antara dan penyebab tidak langsung.

“Penyebab langsung yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi, tidak diberikan air susu ibu (ASI) dan adanya penyakit, penyebab antara meliputi jarak anak, jumlah anak, umur ibu saat hamil dan melahirkan, menyumbang 30 persen terjadinya stunting dan beririsan dengan penyebab antara,” terangnya.

Para narasumber dan peserta sosialisasi kesehatan reproduksi dan penanganan stunting (dok: UMI)

“Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi sanitasi lingkungan, tingkat pendidikan, tingkat sosial-ekonomi dan kemiskinan. Penyebab tidak langsung dan penyebab antara menjadi penyebab 70 persen terjadinya stunting,” tambahnya.

Kaitan antara kesehatan reproduksi remaja dengan kejadian stunting disampaikan oleh ketua tim pengabdian Dr. Fatmah Afrianty Gobel, SKM., M.Epid.

Dosen yang akrab disapa Yanti itu menekankan bahwa masalah kesehatan reproduksi remaja di antaranya hubungan seks pranikah, putus sekolah karena hamil di usia sekolah, pasangan yang tidak bertanggung jawab, terjadinya aborsi, penularan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS serta penggunaan obat-obatan terlarang.

“Hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan lanjut dimasa yang akan datang yaitu melahirkan anak berisiko stunting,” katanya.

Alumni Magister Kesmas UMI Idhar, SKM., M.Kes menyampaikan materi tentang stunting secara umum sementara Dr. dr. Hasta Handayani Idrus, M.Kes menyampaikan bahwa generasi stunting akan kesulitan menghadapi persaingan di masa depannya.

Suasana pelaksanaan sosialisasi (dok: Tim Pebgabdian UMI)

“Selain tinggi badan kurang yang menjadi persyaratan melamar pekerjaan pada beberapa instansi, juga stunting biasanya menyebabkan terganggunya kecerdasan seseorang,” ujarnya.

Pengabdian kepada Masyarakat ini diikuti kurang lebih 30 orang siswa madrasah, merupakan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang menjadi kewajiban setiap dosen.

Pada kesempatan itu, tim pengabdi bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel dalam penyediaan brosur yang menjadi salah satu materi edukasi.

Hadir dan menyampaikan sambutan pembukaan kepala Madrasah Aliyah Arniah, SE., SPd.

Arniah menyampaikan terimakasih dan menyambut baik tim kegiatan pengabdian ini, turut berpartisipasi pula mahasiswa FKM UMI.

 

Sumber: Rilis UMI

Related posts