PELAKITA.ID – Provinsi Sulawesi Tenggara sangat kaya potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Posisinya yang berada di antara Laut Flores, masuk dalam wilayah Pengolahan Perikanan WPP 714 dan laut Teluk Tolo dan Laut Banda.
Potensi tersebut telah disebutkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 47/KEPMEN-KP/2016 tentang estimasi potensi, jumlah tangkapan yang diporbolehkan, dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia serta data Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Januari, 2018).
Pada WPP 714, potensi perikanan di perairan yang meliputi Teluk Tolo dan Laut Banda ini sebesar 788.939 ton. Yang boleh ditangkap 631.151 ton. Sumberdaya ikan yang banyak dimanfaatkan seperti lobster, kepiting dan cumi-cumi.
Hasil analisis Kementerian Kelautan dan Perikanan, potensi sumber daya ikan di perairan Sulawesi Tenggara mencapai 1 juta ton per tahun, salah satunya terdapat di sekitar perairan Buton. Potensi Perikanan yang cukup melimpah itu membuat sektor tersebut menjadi salah satu sektor utama perkonomian Sulawesi Tenggara.
Komitmen Ali Mazi
Terkait itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengajak generasi muda utamanya alumni Ilmu Kelautan dan Perikanan terutama dari Universitas Halu Ole untuk ikut serta.
Harapannya, agar kaum muda cermat membaca potensi dan peluang pengembangan potensi Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tenggara ini. Yaitu bagaimana menjadikannya sebagai lapangan pekerjaan baru.
“Sumber daya Perikanan ini adalah harapan bangsa. Jika dikelola dengan baik akan berkelanjutan, berbeda dengan sumber daya lainya seperti tambang yang akan habis jika dimanfaatkan terus. Kita tidak boleh bergantung pada sektor pertambangan saja,” kata Ali Mazi pada beberapa kesempatan.
Pihaknya saat ini tenggah mempersiapkan pengembangan industri perikanan di Kamaru di wilayah Kabupaten Buton. Sementara itu, Bupati Buton, La Bakry pun telah menyampaikan gagasan ini ke Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo beberapa waktu lalu.
Kenapa Kamaru karena lokasinya strategis yang sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Buton serta Dokumen Rencana Zonasi dan Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-WP3K).
“Lokasi ini adalah salah satu daerah pelabuhan Perikanan dan saya sudah inisiasi sejak 15 tahun lalu,” tegas Ali Mazi. Ali berharap sektor industri kelautan dan perikanan bisa menjadi lokomotif dan penggerak ekonomi sektor lainnya di Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, peran dan dukungan seluruh stakeholder terutama generasi pemuda alumni Kelautan dan Perikanan di Sulawesi Tenggara tentunya sangat dibutuhkan.
“Sebenarnya kita sudah siap action, hanya tiba-tiba ada pendemi covid-19. Ini menyebabkan adanya refocusing anggaran,” ujarnya. Jika ini berjalan generasi mudah Sulawesi Tenggara bisa diserap di sana.
Dia berharap, masa pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga pembangunan bisa berlanjut untuk mewujudkan Sulawesi Tenggara yang berdaulat aman dalam bidang sektor kelautan dan Perikanan.
Kontributor: Jawadin