Harmoni Biru dan Hijau: Fajar Baru Pariwisata Berkelanjutan di Makassar

  • Whatsapp
Melalui program “Explore Makassar”, kota ini diarahkan menjadi pusat eco-tourism unggulan yang mengintegrasikan keindahan alam, budaya, dan konservasi. Gagasan ini mendapat dukungan penuh dari Ketua DPD PPI Kota Makassar, Richard Tjandinegara. Aktivis pencinta alam tersebut menegaskan bahwa keberlanjutan harus menjadi fondasi utama pariwisata Sulawesi Selatan.

Makassar — 24 Desember 2025.

PELAKITA.ID – Di atas geladak kayu jati Kapal Pinisi yang ikonik, pagi itu Makassar menyambut hari dengan tenang. Ombak Pantai Losari berkilauan diterpa cahaya matahari, sementara langit Sulawesi membentang biru tanpa cela.

Di ruang itulah sebuah visi besar dirajut—visi tentang masa depan pariwisata yang berpihak pada alam.

Mengusung tajuk “Save Coral Reefs and Forests for Sustainable Tourism”, pertemuan strategis yang digagas Prabu Pinisi Indonesia (PPI) ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan ikrar kolektif untuk menjaga laut dan hutan sebagai warisan tak ternilai bagi generasi mendatang.

Pariwisata tidak lagi diposisikan sebagai aktivitas eksploitatif, melainkan sebagai jalan cinta pada ekosistem.

Visi dari Para Penjaga Alam

Diskusi dipandu oleh Bambang Hariyanto dan Makmur dari Bidang Pengembangan Pariwisata PPI. Keduanya memaparkan potensi Kepulauan Spermonde yang melingkari Makassar—hamparan pasir putih, perairan jernih, serta kekayaan bawah laut yang menyimpan daya tarik kelas dunia.

Melalui program “Explore Makassar”, kota ini diarahkan menjadi pusat eco-tourism unggulan yang mengintegrasikan keindahan alam, budaya, dan konservasi.

Gagasan ini mendapat dukungan penuh dari Ketua DPD PPI Kota Makassar, Richard Tjandinegara. Aktivis pencinta alam tersebut menegaskan bahwa keberlanjutan harus menjadi fondasi utama pariwisata Sulawesi Selatan.

“Hutan adalah paru-paru kita, dan laut adalah napas kita. Menjadikan konservasi sebagai jantung pariwisata adalah satu-satunya cara memastikan keindahan ini tetap hidup dan lestari,” tegasnya.

Inovasi di Bawah Kedalaman Biru

Sorotan utama pertemuan datang dari Syahril dan Kiki dari Sangkarrang Ocean Dive.

Mereka memperkenalkan konsep Adopsi Terumbu Karang, sebuah inovasi yang memungkinkan wisatawan tak hanya menikmati keindahan bawah laut, tetapi juga terlibat langsung dalam upaya perlindungan dan pemulihan ekosistem karang.

Sinergi ini diperkuat oleh Makmur yang juga mewakili Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sulawesi Selatan. Ia menyatakan kesiapan pelaku usaha untuk mengemas potensi Makassar dalam paket wisata premium yang menggabungkan petualangan, edukasi lingkungan, dan nilai konservasi.

Kolaborasi Lintas Lini

Energi kolaboratif terasa kuat sepanjang pertemuan. Rudi dari Bidang Kepemudaan PPI menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda sebagai penjaga masa depan ekowisata.

Sementara itu, Suhardi dan Bang A’la Unas menyumbangkan gagasan pengembangan wisata perkotaan yang memadukan nilai historis dan wajah modern Makassar sebagai gerbang Indonesia Timur.

Agar gagasan tak berhenti di atas geladak, Ramdhan dari Bidang Pariwisata PPI langsung menyusun langkah-langkah tindak lanjut.
“Kita tidak hanya bicara, kita langsung beraksi,” ujarnya singkat namun tegas.

Kehangatan di Atas Pinisi

Di tengah keseriusan merancang masa depan, suasana tetap cair. Aroma kopi khas Sulawesi mengalir bersama percakapan hangat. Ibu Nahliani, Bendahara PPI, dengan canda ringan mengingatkan pentingnya mengabadikan momen.

“Pagi seindah ini di atas Pinisi, jangan lupa foto-foto,” ujarnya, disambut tawa yang mencairkan suasana.

Kolaborasi antara Nature First Travel, Pinisi.id, dan Sangkarrang Ocean Dive menjadi bukti bahwa ketika pariwisata, budaya, dan konservasi berjalan seiring, Makassar tidak hanya menjadi destinasi—tetapi juga teladan. Sebuah permata biru dan hijau yang siap bersinar di peta pariwisata berkelanjutan dunia.

Editor Denun