Prof Aminuddin Salle | Perintah Leluhur dan Upaya Percepatan Reformasi Polri

  • Whatsapp
Prof Aminuddin Salle (kanan) bersama Dr Laode M. Syarief (kiri)

Hal penting lain yang patut menjadi perhatian sejak awal adalah pembenahan pola rekrutmen dan akses pendidikan bagi anggota kepolisian yang bebas dari pungutan.

ᨅᨈᨘ ᨑᨈᨙᨀᨚ ᨕᨊᨀᨔᨗ
(Battu Rateko Annangkasi)
ᨅᨈᨘ ᨑᨓᨀᨘ ᨕᨄᨕᨙᨈᨙ᨞
(Battu Rawako Appaenteng)

PELAKITA.ID – Ungkapan leluhur ini sederhana dalam praktik sehari-hari, tetapi sarat makna. Ia mengajarkan bahwa upaya pembersihan harus dilakukan dari atas. Jika pembersihan dimulai dari bawah, maka hasilnya akan sia-sia karena kotoran dari bagian atas akan kembali mencemari bagian yang telah dibersihkan.

Kehadiran tiga sosok berintegritas dalam forum serap aspirasi ini memberi harapan akan niat baik dan kesungguhan kerja komisi: Jenderal (Purn) Badrodin Haiti, Prof. Mahfud MD Karaeng Tojeng, dan Dr. Laode M. Syarief.

Inilah kalimat pembuka yang saya sampaikan sebagai seorang “budayawan” ketika diminta berbicara oleh moderator, Dr. Laode M. Syarief, dalam kegiatan Serap Aspirasi Komisi Percepatan Reformasi Polri di Ruang Senat Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 16 Desember 2025.

Pesan utamanya jelas: dalam percepatan reformasi, pembersihan harus dimulai dari atas.

Selain soal arah pembersihan, leluhur juga mengajarkan pentingnya alat pembersih. Yang digunakan haruslah tangan-tangan bersih. Jika yang membersihkan adalah tangan kotor, maka yang terjadi bukan pembersihan, melainkan pencemaran ulang.

Kehadiran tiga sosok berintegritas dalam forum serap aspirasi ini memberi harapan akan niat baik dan kesungguhan kerja komisi: Jenderal (Purn) Badrodin Haiti, Prof. Mahfud MD Karaeng Tojeng, dan Dr. Laode M. Syarief.

Mereka adalah figur-figur yang diharapkan menjadi “tangan-tangan bersih” dalam mewarnai kerja Komisi Percepatan Reformasi Polri.

Hal penting lain yang patut menjadi perhatian sejak awal adalah pembenahan pola rekrutmen dan akses pendidikan bagi anggota kepolisian yang bebas dari pungutan.

Rekrutmen yang bersih akan melahirkan aparat yang berintegritas, tidak terdorong mencari “uang kembali” ketika telah menjadi anggota.

Pendidikan kepolisian pun perlu diisi dengan nilai-nilai moral serta kearifan leluhur sebagai fondasi pembentukan karakter. Pembinaan integritas harus dimulai sejak awal. Inilah makna pesan leluhur yang lain:

ᨅᨈᨘ ᨑᨓᨀᨚ ᨕᨄᨕᨙᨈᨙ᨞
(Battu Rawako Appaenteng – dari bawahlah membangun).

Dalam menghadiri undangan khusus ini, saya sengaja didampingi cucu pertama saya, Cuchant, mahasiswa semester III Fakultas Hukum Unhas.

Selain berjaga-jaga jika saya—sebagai manula—memerlukan bantuan mendesak, ia juga menjadi saksi betapa kuat dan beragamnya argumentasi para peserta serap aspirasi yang terdiri atas akademisi, budayawan, organisasi profesi, dan mahasiswa.

Beberapa usulan yang saya sampaikan dalam forum tersebut tidak saya tuangkan dalam tulisan ini. Biarlah hal-hal itu saya sampaikan langsung kepada Prof. Mahfud Karaeng Tojeng dan Dr. Laode M. Syarief.
___

Prof Aminuddin Salle Karaeng Patoto
Guru Besar Hukum Agraria FH Unhas, Pendiri Balla Barakka ri Galesong

Editor Denun