Jakarta, 22 Desember 2025
PELAKITA.ID — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa lebih dari 70 persen pekerja perikanan dan nelayan di Indonesia belum memiliki perlindungan ketenagakerjaan, sementara sekitar 60 persen awak kapal perikanan (AKP) bekerja tanpa kontrak formal.
Kondisi ini mencerminkan ketimpangan struktural yang serius: jam kerja panjang di laut lepas, paparan cuaca ekstrem, sanitasi yang buruk, serta tekanan fisik dan mental yang tinggi. Dalam periode 2019–2025, National Fishers Center (NFC) Indonesia juga mencatat 188 aduan dengan total 563 korban.
Merespons kondisi tersebut, Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia menyelenggarakan Festival Hari Nusantara sebagai bentuk apresiasi sekaligus advokasi bagi pekerja perikanan.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai mitra strategis pelaksana.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, menyampaikan apresiasi kepada DFW Indonesia atas konsistensinya memberi perhatian pada isu pekerja perikanan.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada DFW Indonesia yang telah berulang kali bekerja sama dengan KKP untuk memberikan atensi kepada pekerja perikanan. Partisipasi KKP dalam kegiatan ini merupakan wujud kehadiran negara dalam melindungi awak kapal perikanan sebagai penjaga laut NKRI, termasuk melalui sosialisasi peraturan perundang-undangan dan penguatan kapasitas usaha,” ujarnya.
Sementara itu, Andi Mannojengi, Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, menjelaskan bahwa Festival Hari Nusantara dilaksanakan serentak di empat kota—Benoa, Bitung, Dobo, dan Pekalongan—pada 13 Desember 2025, dan ditutup dengan kegiatan puncak di Jakarta pada 22 Desember 2025.
“Kami mengapresiasi kegiatan ini karena melibatkan berbagai pelabuhan perikanan di Indonesia, dengan PPS Nizam Zachman sebagai lokasi puncak rangkaian Festival Hari Nusantara,” ungkapnya.
Momentum Hari Nusantara dipilih sebagai ruang refleksi atas identitas Indonesia sebagai negara kepulauan, sekaligus untuk mengangkat realitas sosial para penjaga laut: nelayan, pembudidaya, pengolah hasil perikanan, dan awak kapal perikanan yang setiap hari menghadapi risiko tinggi dalam kondisi kerja yang kerap tidak manusiawi.
Direktur Program DFW Indonesia, Imam Trihatmadja, menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan bersifat gratis dan terbuka bagi AKP serta keluarga mereka.
“Festival ini merupakan bagian dari peringatan Hari Nusantara yang berlangsung pada 13–22 Desember 2025 di Pekalongan, Benoa, Dobo, Bitung, dan Jakarta Utara. Kegiatan ini didukung berbagai pihak, mulai dari Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga organisasi masyarakat dan keagamaan, sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat pesisir dan pekerja perikanan,” jelasnya.
Festival Hari Nusantara juga menjadi ruang dialog antara pekerja perikanan, nelayan, pemerintah, NGO, dan pelaku industri.
Berbagai layanan gratis disediakan, antara lain potong rambut, pemeriksaan kesehatan, donor darah, panggung hiburan, serta sosialisasi jaminan sosial dan keselamatan kerja melalui booth informasi, diskusi publik, pertunjukan teater, hingga siaran podcast langsung. Para AKP juga menerima paket sembako sebagai dukungan kebutuhan dasar.
Sepanjang pelaksanaan festival, DFW Indonesia mencatat penyaluran 590 paket sembako, pemberian makanan bergizi bagi 176 AKP, pemeriksaan kesehatan terhadap 238 AKP, layanan potong rambut untuk 171 AKP, serta edukasi kepada 151 warga melalui teater dan konsultasi.
DFW Indonesia menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra pendukung, termasuk KKP, GEF-6, Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, Pemerintah Kota Bitung, sejumlah pelabuhan perikanan, BPJS Ketenagakerjaan, PMI, Kementerian Kesehatan, lembaga perbankan, sektor swasta, organisasi masyarakat, dan komunitas lokal.
Tentang DFW Indonesia
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia merupakan lembaga nasional berbentuk aliansi/konsorsium terbuka yang menghimpun institusi dan individu yang peduli terhadap praktik penangkapan ikan tidak ramah lingkungan (destructive fishing), kemiskinan, adaptasi perubahan iklim, serta penanggulangan bencana di Indonesia.
Kontak Media:
Fairuz M
Communication Officer, DFW Indonesia
📧 fairuz@dfw.or.id
