Menatap Masa Depan Pangan: Temuan Utama dan Pelajaran dari Buku Tahunan Statistik FAO 2025

  • Whatsapp
Laporan SOFIA 2025
  • Pertumbuhan Produksi: Akuakultur kini menyumbang lebih dari 57% dari total produk hewan akuatik yang digunakan untuk konsumsi langsung. Proyeksi 2032: Produksi akuakultur diprediksi akan terus tumbuh sebesar 17% hingga mencapai 111 juta ton pada tahun 2032Sektor ini diperkirakan akan memasok 60% dari total pangan akuatik dunia untuk konsumsi manusia pada akhir periode tersebut.
  • Berbeda dengan akuakultur, sektor perikanan tangkap menunjukkan tren pertumbuhan yang jauh lebih lambat. Volume Produksi: Produksi perikanan tangkap diproyeksikan hanya meningkat sebesar 3% hingga tahun 2032, mencapai total 94 juta ton.

PELAKITA.ID – Di tengah dinamika global yang terus berubah, data statistik yang akurat menjadi fondasi utama bagi pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) baru saja merilis Statistical Yearbook World Food and Agriculture 2025, sebuah laporan komprehensif yang memotret kondisi sistem agrifood dunia selama delapan dekade terakhir hingga proyeksi masa depan.

Artikel ini merangkum substansi, temuan krusial, dan pelajaran penting bagi ketahanan pangan global dari laporan tersebut.

1. Substansi: Empat Pilar Pangan Global

Laporan edisi 2025 ini menyajikan data melalui empat tema besar yang menjadi penyusun sistem pangan dunia:

Dimensi Ekonomi: Mengukur kontribusi pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDB serta dinamika tenaga kerja global.

Produksi, Perdagangan, dan Harga: Melacak output komoditas utama, aliran perdagangan antarnegara, serta indeks harga pangan yang memengaruhi daya beli masyarakat.

Ketahanan Pangan dan Nutrisi: Fokus pada prevalensi kelaparan (undernourishment), akses terhadap diet sehat, dan indikator nutrisi anak.

Keberlanjutan dan Lingkungan: Meninjau dampak aktivitas pertanian terhadap penggunaan lahan, ketersediaan air, dan emisi gas rumah kaca.

2. Temuan Utama: Rekor Produksi dan Tantangan Baru

Beberapa temuan menonjol dalam laporan ini meliputi:

Lonjakan Produksi Minyak Nabati: Produksi minyak nabati dunia melonjak 130% antara tahun 2000 hingga 2022, mencapai 212 juta ton. Minyak sawit menjadi motor penggerak utama, di mana Indonesia (59%) dan Malaysia (23%) mendominasi 83% produksi global.

Era Baru Perikanan: Untuk pertama kalinya, produksi dari akuakultur (budidaya) telah melampaui perikanan tangkap dalam menyediakan protein akuatik bagi manusia.

Tren Obesitas dan Stunting: Laporan mencatat tantangan ganda malnutrisi. Di satu sisi, prevalensi stunting pada anak balita terus dipantau, sementara di sisi lain, angka obesitas pada populasi dewasa terus menunjukkan tren peningkatan di berbagai wilayah.

Intensitas Emisi: Sektor peternakan (terutama daging sapi dan domba) tercatat memiliki intensitas emisi gas rumah kaca yang paling tinggi dibandingkan komoditas agrifood lainnya.

3. Fokus Khusus: Ekonomi Sirkular dan Perubahan Iklim

Laporan tahun 2025 memberikan perhatian khusus pada beberapa area inovatif:

Pemanfaatan Produk Sampingan: Terdapat potensi besar yang belum tergarap dalam memanfaatkan seluruh bagian ikan dan produk sampingan kehutanan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan nilai ekonomi.

Statistik Kehutanan yang Lebih Baik: FAO kini menyertakan data perdagangan produk kayu olahan dan kertas untuk memberikan gambaran yang lebih utuh tentang ekonomi hijau.

Laporan The State of World Fisheries and Aquaculture 2024 (SOFIA) dan Statistical Yearbook 2025 mencatat tren signifikan yang mengubah lanskap pangan global, terutama dominasi baru akuakultur atas perikanan tangkap.

4. Dominasi Historis Akuakultur

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, produksi akuakultur telah melampaui perikanan tangkap sebagai penyedia utama produk hewan akuatik untuk konsumsi manusia.

Pertumbuhan Produksi: Akuakultur kini menyumbang lebih dari 57% dari total produk hewan akuatik yang digunakan untuk konsumsi langsung.

Proyeksi 2032: Produksi akuakultur diprediksi akan terus tumbuh sebesar 17% hingga mencapai 111 juta ton pada tahun 2032Sektor ini diperkirakan akan memasok 60% dari total pangan akuatik dunia untuk konsumsi manusia pada akhir periode tersebut.

Distribusi Regional: Asia tetap menjadi pemimpin global, meskipun wilayah lain seperti Amerika Utara menunjukkan peningkatan produksi sebesar 4,3% antara 2020 dan 2022.

Stagnasi dan Status Perikanan Tangkap

Berbeda dengan akuakultur, sektor perikanan tangkap menunjukkan tren pertumbuhan yang jauh lebih lambat.

Volume Produksi: Produksi perikanan tangkap diproyeksikan hanya meningkat sebesar 3% hingga tahun 2032, mencapai total 94 juta ton.

Keberlanjutan Stok: Masalah utama yang dihadapi adalah status stok ikan laut. Laporan menekankan perlunya evaluasi ulang terhadap cara penilaian stok ikan untuk memastikan keberlanjutan hayati jangka panjang.

Pemanfaatan Hasil: Meskipun volumenya cenderung stabil, efisiensi ditingkatkan melalui pemanfaatan seluruh bagian ikan dan produk sampingan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan ketahanan pangan.

Tren Konsumsi dan Ekonomi

Secara keseluruhan, sektor ini mencapai rekor produksi baru sebesar 223,2 juta ton pada tahun 2022.

Konsumsi Per Kapita: Konsumsi rata-rata global mencapai 20,7 kg per orang, di mana 89% dari total produksi hewan akuatik digunakan langsung untuk pangan manusia.

Indeks Harga: Laporan mencatat fluktuasi indeks harga ikan dunia yang dipengaruhi oleh permintaan populasi dan dinamika pendapatan global.

5. Pelajaran Penting untuk Kita Semua

Dari ribuan data yang disajikan, terdapat beberapa pelajaran fundamental yang dapat dipetik:

Pentingnya Data untuk Kebijakan: Keputusan yang berdampak luas harus didasarkan pada bukti keras (hard evidence). Penguatan sistem statistik nasional adalah investasi yang tidak bisa ditawar.

Diet Sehat Masih Sulit Dijangkau: Banyak populasi dunia yang masih belum mampu membeli diet sehat (healthy diet). Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan barang, tetapi juga keterjangkauan harga.

Keberlanjutan Bukan Pilihan, Tapi Keharusan: Dengan adanya perubahan suhu daratan yang nyata dan tekanan terhadap sumber daya air, sistem agrifood harus bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan untuk menjamin kelangsungan hidup generasi mendatang.

Kesimpulan

Statistik adalah “kompas” dalam menavigasi tantangan kelaparan dan perubahan iklim global.

Melalui Statistical Yearbook 2025, FAO mengajak dunia untuk melihat kembali pencapaian 80 tahun terakhir dan bersiap menghadapi tantangan dekade mendatang dengan sistem agrifood yang lebih efisien, inklusif, dan tangguh.


Referensi: FAO. 2025. World Food and Agriculture – Statistical Yearbook 2025. Rome.