PELAKITA.ID – Identifikasi dan perumusan masalah merupakan bagian penting dalam proses penelitian dan penulisan laporannya. Ada beberapa pendekatan untuk melaksanakan bagian ini.
1. Konsep Dasar Penelitian Berbasis Masalah (Problem-Based Research)
Penelitian selalu berangkat dari masalah.
Langkah awal yang paling penting adalah mengidentifikasi dan memilih masalah penelitian.
Definisi Masalah
Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan antara:
-
Apa yang seharusnya vs apa yang terjadi
-
Teori vs praktik
-
Aturan vs pelaksanaan
-
Rencana vs hasil pelaksanaan
-
Pengalaman sebelumnya vs kondisi sekarang
Masalah merupakan kesulitan yang membutuhkan penyelesaian secara ilmiah.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah proses paling penting dalam penelitian.
Fenomena sering kali sulit dibedakan dari masalah, tetapi fenomena dapat menjadi sumber masalah penelitian jika memiliki implikasi akademik atau praktis.
Contoh Fenomena vs Masalah
Fenomena: ketimpangan pembangunan
Masalah: ketimpangan pembangunan menyebabkan
-
konflik sosial,
-
penurunan kualitas hidup kelompok rentan,
-
hambatan terhadap pembangunan berkelanjutan.
Artinya, peneliti perlu mengubah fenomena menjadi masalah penelitian.
3. Contoh Kasus: Partisipasi Publik yang Rendah
Dalam perencanaan pembangunan daerah, partisipasi masyarakat sering kali masih rendah. Keputusan masih didominasi elit politik lokal.
Landasan Teoretis
Participatory Governance Theory
Menekankan bahwa masyarakat harus terlibat sebagai agen aktif, bukan sekadar penerima kebijakan.
Partisipasi publik penting untuk meningkatkan legitimasi, efektivitas, dan relevansi kebijakan.
Mengapa ini menjadi masalah?
-
Kebijakan menjadi tidak responsif
-
Legitimasi rendah
-
Implementasi tidak efektif
-
Disebabkan oleh faktor sosial, politik, dan akses informasi yang terbatas
Fenomena → Kesenjangan → Masalah Penelitian
4. Pemilihan Masalah Penelitian
Masalah yang baik umumnya memenuhi kriteria berikut:
-
Masih baru dan relevan (aktual)
-
Penting secara teoretis maupun praktis
-
Sesuai kemampuan peneliti
-
Didukung data, metode, biaya, dan waktu
-
Sejalan dengan kebijakan pemerintah
-
Ada dukungan riset atau institusi
5. Ciri-Ciri Masalah Penelitian yang Baik
-
Asli dan up to date
-
Dirumuskan dengan definitif, jelas, dan tidak membingungkan
-
Memiliki nilai ilmiah dan nilai terapan
-
Dapat diuji secara ilmiah
-
Data dan metode tersedia
-
Tidak bertentangan dengan hukum atau adat
-
Sesuai minat dan kompetensi peneliti
6. Sumber Masalah Penelitian
Masalah dapat diperoleh dari:
-
Pengalaman
-
Pengamatan
-
Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah
-
Intuisi atau pemikiran kritis
-
Pernyataan pemegang otoritas
-
Literatur dan kajian pustaka
7. Menyusun Latar Belakang Masalah yang Baik
Latar belakang harus menjelaskan:
-
Situasi yang menjadi dasar munculnya masalah
-
Alasan memilih masalah tersebut
-
Apa yang sudah/ belum diketahui mengenai masalah
-
Pentingnya penelitian secara teoretis dan praktis
-
Ruang kosong (gap) yang akan diisi oleh penelitian
8. Tujuan Pemilihan dan Perumusan Masalah
-
Memuaskan rasa ingin tahu akademis
-
Menemukan hal-hal baru
-
Melanjutkan atau menyempurnakan temuan penelitian sebelumnya
-
Menyediakan manfaat praktis bagi masyarakat atau ilmu pengetahuan
Rumusan masalah adalah “roh” penelitian karena menentukan:
-
fokus penelitian,
-
tujuan & manfaat,
-
batasan,
-
metode,
-
dan arah hasil penelitian.
9. Rumusan Masalah yang Baik
-
Ditulis dalam bentuk pertanyaan
-
Jelas, padat, fokus
-
Mengandung implikasi bahwa data tersedia untuk menjawabnya
-
Menjadi dasar penyusunan hipotesis
-
Menjadi dasar untuk menentukan judul penelitian
10. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah
1) Deskriptif
Menjelaskan kondisi suatu variabel atau fenomena.
Contoh:
-
Sejauh mana keterlibatan perempuan dalam pembangunan agroindustri di Desa Mangunan?
2) Komparatif
Membandingkan variabel antara dua atau lebih kelompok/waktu.
Contoh:
-
Apakah terdapat perbedaan kualitas antara kopi komersial dan kopi spesial Toraja?
3) Asosiatif
Menanyakan hubungan antara dua variabel.
Contoh:
-
Adakah hubungan antara lama pemanasan dan masa simpan suatu produk?
4) Kausal
Menanyakan pengaruh sebab–akibat.
Contoh:
-
Adakah pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi bawang putih?
5) Eksploratori
Menjelajahi sesuatu yang relatif baru atau belum diteliti.
Contoh:
-
Apa saja faktor yang menghambat partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di wilayah pesisir?
6) Evaluatif
Menilai efektivitas program/kebijakan.
Contoh:
-
Seberapa efektif kebijakan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah selama lima tahun terakhir?
11. Hakikat Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah dilakukan karena ada pertanyaan atau masalah yang membutuhkan jawaban dan penjelasan secara sistematis dan ilmiah.
