Kampung Nelayan Merah Putih, Komitmen Prabowo yang Perlu Supervisi Ketat

  • Whatsapp
Prabowo Subianto (dok: Istimewa)

Ambisi besar hadir bersama investasi besar. Setiap lokasi KNMP diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar 22 miliar rupiah. Pada tahap pertama, mulai 2025, program ini menargetkan pembangunan 100 kampung pesisir dengan total anggaran 2,2 triliun rupiah yang bersumber dari APBN.

PELAKITA.ID – Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) bukan sekadar sebuah program—ia adalah sebuah visi.

Dirancang sebagai inisiatif nasional, KNMP bertujuan mentransformasi permukiman pesisir dan komunitas nelayan menjadi ruang yang bukan hanya produktif dan modern, tetapi juga bermartabat dan berkelanjutan.

Program ini merupakan evolusi dari upaya modernisasi kampung nelayan sebelumnya, dengan cakupan yang lebih luas, menyatukan aspek perumahan, mata pencaharian, dan pemberdayaan di bawah satu payung pembaruan.

Berbeda dengan skema bantuan jangka pendek, KNMP mengusung desain yang holistik. Program ini berinvestasi dalam infrastruktur, membangun kelembagaan koperasi, menyediakan air bersih, listrik, layanan kesehatan, sekaligus memastikan akses nelayan ke pasar.

Tujuan utamanya bukan sekadar membuat nelayan bertahan hidup, melainkan menjadikan mereka arsitek utama ketahanan ekonomi mereka sendiri.

Anggaran dan Target Pengembangan

Ambisi besar hadir bersama investasi besar. Setiap lokasi KNMP diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar 22 miliar rupiah. Pada tahap pertama, mulai 2025, program ini menargetkan pembangunan 100 kampung pesisir dengan total anggaran 2,2 triliun rupiah yang bersumber dari APBN.

Menjelang 2027, cakupannya meluas hingga 1.100 kampung pesisir di seluruh Indonesia, dengan total pendanaan lebih dari 24 triliun rupiah.

Pelaksanaannya bertahap: 100 lokasi pada 2025, disusul 500 lokasi pada 2026, dan 500 lokasi lainnya pada 2027—gelombang perubahan yang menyapu garis pantai nusantara.

Tujuan dan Manfaat

Pada intinya, KNMP bertujuan memulihkan martabat dan kesejahteraan nelayan.

Fasilitas seperti pabrik es, unit cold storage, dermaga, pusat pengolahan hasil laut, perumahan layak, sanitasi, dan listrik bukan sekadar kenyamanan, melainkan penopang hidup untuk memastikan standar hidup yang lebih baik sekaligus menambatkan komunitas pada stabilitas.

Namun program ini tidak berhenti pada pembangunan fisik. Ia juga memperkuat ekonomi lokal dengan menempatkan koperasi sebagai pusat usaha komunitas.

Melalui pelatihan, pendampingan, dan integrasi pasar, keluarga nelayan didorong untuk bertransformasi dari penerima bantuan pasif menjadi aktor aktif pembangunan wilayah.

Infrastruktur sosial dan komunitas juga menjadi bagian penting. Jalan, ruang publik, dan organisasi masyarakat sipil akan memperkuat kehidupan desa, mengurangi kerentanan sosial.

Pada tingkat nasional, KNMP adalah wujud komitmen terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi maritim—di mana wilayah pesisir tumbuh menjadi motor pembangunan yang inklusif dan tangguh.

Keterlibatan Lokal

Semangat KNMP tidak hanya dibawa oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah didorong untuk mengusulkan lokasi dan mengawal pelaksanaannya.

Beberapa provinsi bahkan telah menyatakan antusiasme, mengajukan lokasi untuk masuk dalam inisiatif ini. Keterlibatan mereka krusial: keberhasilan KNMP sama besarnya ditentukan oleh kepemilikan dan pengawasan lokal, selain investasi nasional.

Visi besar sering menghadapi medan yang terjal sehingga harus dikawal atau disupervisi dengan sungguh-sungguh. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan nama dan desain program memunculkan pertanyaan tentang konsistensi kebijakan.

Selain itu, mengarahkan porsi besar anggaran kementerian pada satu proyek unggulan berisiko mengesampingkan agenda penting lain: pengembangan usaha kecil, praktik perikanan berkelanjutan, serta rehabilitasi ekosistem pesisir yang rapuh.

Tantangan lain adalah soal keadilan. Tanpa pemantauan yang cermat, transparansi, dan akuntabilitas, KNMP berpotensi memperlebar kesenjangan antara wilayah pesisir yang mendapat manfaat dan yang tertinggal di pinggiran.

Ringkasan

  • Program: Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP), inisiatif transformasi pesisir berbasis komunitas.

  • Anggaran: ±22 miliar rupiah per lokasi; 2,2 triliun pada 2025; diproyeksikan 24 triliun pada 2027.

  • Tujuan: Kesejahteraan nelayan, ekonomi lokal inklusif, infrastruktur, dan pemberdayaan komunitas.

  • Metode: Pembangunan infrastruktur dipadukan dengan penguatan koperasi, pelatihan, dan pendampingan.

  • Catatan: Membutuhkan konsistensi kebijakan, distribusi manfaat yang adil, dan akuntabilitas yang kuat.

Kesimpulan

Kampung Nelayan Merah Putih pada hakikatnya adalah janji kehadiran—sebuah komitmen bahwa negara tidak akan berjarak dari komunitas pesisirnya.

Dengan investasi besar dan kemauan politik, program ini berpotensi mengangkat kehidupan nelayan, memperkuat ketahanan pangan, dan membangun ekonomi pesisir yang tangguh.

Namun keberhasilannya tidak hanya ditentukan oleh angka dalam anggaran atau rancangan di atas kertas. Ia akan bergantung pada keberanian untuk melaksanakan secara inklusif, kedisiplinan untuk mengelola secara transparan, dan kebijaksanaan untuk memastikan bahwa inisiatif unggulan ini selaras dengan keberagaman program lain.

Hanya dengan begitu, merah putih akan berkibar dengan bangga di atas setiap kampung nelayan, mengingatkan kita bahwa tidak ada satu pun komunitas yang berada di luar cakrawala kepedulian.

(KAS)