PELAKITA.ID – Pemilu 2024 menyiapkan 20.462 kursi mulai DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Sejumlah Caleg disebut telah bersiap melenggang ke kursi parlemen Oktober nanti, namun sebagian besar lainnya kandas.
Para caleg disebut mengeluarkan dana tak sedikit.
Prajna Research Indonesia merilis, modal disiapkan caleg DPR RI mulai Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar bahkan lebih. Caleg DPRD Provinsi menyiapkan 500 juta hingga 1 miliar, DPRD kabupaten/kota berkisar 250 juta hingga 300 juta, bahkan lebih.
Dahsyat bukan?
Dengan nominal minimum modal yang dikeluarkan untuk sosialisasi tersebut, tak heran ada beberapa caleg, baik untuk tingkat DPR, DPRD Provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota yang mengalami tekanan hebat ketika tidak terpilih.
Apalagi tak sedikit dari mereka memilih hanyut pada aliran praktik money politic, demi suara, mengintai di gerbang pagi jelang pencoblosan.
Sudah sering kita baca di media sosial, media mainstream, kekecewaan para caleg gagal dilampiaskan langsung ke masyarakat, tanpa tedeng aling-aling, di luar nurul, eh nalar.
Bahkan menjurus ke tindak kriminal, seperti perusakan, atau mengganggu ketertiban umum karena ‘mebayar namun tak dapat suara’.
Sebegitu lemah, terbeli dan tergadainyakah suara pemilih demi perhelatan Pemilu yang disebut pintu gerbang menuju Pemerintahan baru yang diidam-idamkan?
Mengapa menuju ‘kotak suara’ tak lagi gagah berani, keren dan tangguh sebagaimana ungkapan “The ballot is stronger than the bullet’ oleh Abraham Lincoln, Presiden Amerika, itikad voters tak lagi mulia, Pemilu kehilangan tuah dikalahkan motif mata uang? Pada transaksi dan nikmat sesaat?
Mengapa praktik ini berlangsung masif, kian Barbar dari waktu ke waktu di tengah klaim Pemerintah indeks demokrasi dan sumber daya manusia kita kian membaik?
Ada apa dengan mentalitas pemilih dan politisi kita? Mengapa pemilih begitu mudah terbeli suaranya dan seperti tiada pedang hukum tajam – melembaga – yang mampu menebas praktik banal tersebut?
Mari simak obrolan Pelakita Podcast yang bekerjasama dengan the COMMIT Foundation dengan tema Politik Transaksional Mengapa Semakin Barbar? Bersama pengamat Sosiologi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas, Dr Rahmat Muhammad yang akan mengulik Trend Politik Transaksional dan Sosiologi Pemilih.
Dia akan tampil bersama Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, H. Ni’matullah RB yang melengkapi dengan menjelaskan desain dan nature Politik Kontemporer serta urgensi Tanggung Jawab Moral Politisi kita.
Elaborasi kedua narasumber akan ditanggapi oleh Komisioner Bawaslu Sulsel Alamsyah dan aktivis Saya Perempuan Anti-Korupsi SPAK Husaimah ‘Ema’ Husain. Bincang Online ini akan dimoderatori oleh Kamaruddin ‘Denun’ Azis, Founder Pelakita.ID.
Klik link Zoom berikut ini untuk masuk.
https://us02web.zoom.us/j/88514742620?pwd=a2NZVU5mWDIzS3pxOTY0VmRJSjl6QT09
Meeting ID: 885 1474 2620
Passcode: COMMIT
Mari ramaikan!
Pelakita,ID – Menyelami Indonesia lebih Dalam
The COMMIT Foundation – Community Initiative for Transformation