Ni’matullah RB: Jangan Paksakan Idealisme pada Realitas

  • Whatsapp
Ni'matullah Rahim Bone (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Pemilihan Umum akan digelar dua pekan ke depan. Situasi politik nasional hingga akar rumput cenderung memanas  dan mulai saling telikung.

Ada pihak yang menilai Pemerintah Pusat termasuk penyelenggara Pemilu cenderung tidak fair dan memutarbalikkan regulasi untuk kepentingan pihak tertentu.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, H. Ni’matullah Rahim Bone menilai perlu sikap bijak dalam membaca peta politik nasional.

Menurutnya, selain taat azas, perlu kapasitas dan pemihakan yang pas untuk bisa meniti dinamika tersebut.

“Salah satu kapasitas yang terbangun dalam diri seorang aktivis, di samping wawasan dan skill organisasi, adalah pada kemampuannya beradaptasi,” ujarnya saat ditemui Pelakita.ID, Minggu, 29/1/2024.

Kemampuan yang dimaksud Ni’matullah adalah kedalaman membaca realitas atau gejala politik.

“Yaitu mengkompromikan idealisme dan realitas yang dihadapinya, day by day,” tambahnya.

“Jadi, memaksakan idealisme pada realitas, adalah naif dan konyol. Misalnya pada peta kekuatan dan kecenderungan kepemimpinan nasional,’ lanjut Ni’matullah.

“Menyerah pada realitas dengan mengabaikan idealisme adalah bentuk pragmatisme,” kata dia.

Dia mencontohkan itu pada gerakan mahasiswa  yang nampak selama ini hanya menghunakan instrumen demonstrasi massa, atau gerakan jalanan.

“Padahal, realitas sosial sudah berubah jauh, dan telah mengabaikan bahwa tersedia instrumen medsos yang bisa lebih efektif, adalah naif dan konyol,” tegasnya.

“Jadi jangan bicara kalau belum paham substansi dan napas gerakannya,” imbuh wakil ketua DPRD Sulsel itu.

“Apalagi tentang Pilpres, itu rumit, dengan variabel yang banyak,” sebutnya.

“Poin saya, tidak bisa mudah kita menghakimi pilihan dan posisi orang,” sebutnya.

“Jadi, teguhlah pada posisi dan pilihanmu, tapi itu tidak berarti posisi atau pilihan orang lain itu tidak benar,” katanya.

Baginya, yang menentukan pilihan itu tepat atau tidak, dalam politik, adalah menang atau kalah.

“Ingat, itu tidak berarti pilihan itu  benar,” pungkas Caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan 2 itu.

REDAKSI

Related posts