Destinasi Wisata Memukau di Salalah Oman: Ayn Razat, Mughsail hingga The Abandoned Ship (Bagian 3)

  • Whatsapp
Keindahan di Pantai Mugsail Salalah (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Salalah terletak di selatan Oman, dekatt Yaman. Dia pusat wisata berkembang yang terkenal dengan lanskapnya yang subur, sejarah kuno, dan budayanya yang dinamis.

Banyak orang bilang Salalah punya tempat-tempat tersembunyi, belum dijamah dan bagus untuk pelancongan.

Menjelajahi tempat-tempat yang kurang dikenal namun menawan di Salalah menyingkap keindahan kawasan yang masih alami, menyimpan warisan yang kaya, memberikan pengalaman perjalanan yang unik dan otentik.

Read More

Peta Salalah di Oman

Secara umum, Salalah adalah kawasan penuh lembah subur dibingkai oleh tebing berbatu dan air terjun yang mengalir, merupakan keajaiban lanskap yang bisa menggambarkan kieindahan Oman dibanding negara lain di jazirah Arab.

Arti penting wadi atau ceruk kawasan terletak pada keanekaragaman ekologisnya, yang berfungsi sebagai habitat penting bagi berbagai flora dan fauna.

Bertemu unta di Jalanan Salalah (dok: Pelakita.ID)

“Wadi, adalah tempat atau lekuk di antara dua bukit,” kata Laith, teman perjalanan kami.

Wadi Darbat adalah contoh hamparan hijau, terutama saat musim hujan, saat berubah menjadi oasis yang semarak. Tanaman hijau subur, kolam air tawar, dan air terjun yang menakjubkan menjadikannya daya tarik utama bagi pecinta alam dan fotografer.

Nilai pentingnya tidak hanya sekedar estetika, namun juga berperan penting bagi kawasan ini.

Pengunjung dapat menikmati keindahan alam dengan berjalan-jalan santai di sepanjang jalan wadi, sambil melihat pemandangan sekitar yang indah. Jiwa petualang dapat memilih berkendara off-road atau menunggang unta untuk pengalaman yang lebih mendalam.

Terkait itu, kami diajak berkunjung ke Ayn Razat, salah satu titik yang memadukan kebaiikan ‘wadi’ menyimpan air dan mengalirkannya ke sempadan. Saat kami datang sunga-sungai masih mengalirkan air meski tak seperti saat Al Khareef Season nan subur dan jadi spot wisata ramai.

“Saat musim Khareef, kawasan ini penuh manusia,” imbuh Laith terkait Ayn Razat.

The aabandoned-ship di Salalah (dok: Pelakita.ID)

Berikutnya adalah Pantai Al Mughsail dan Lubang Semburan

Pantai Al Mughsail di Salalah merupakan perpaduan menawan antara tebing terjal dan pantai berpasir. Yang benar-benar mencuri perhatian adalah lubang semburnya, tempat gelombang mendorong ke atas melalui lubang alami di batu kapur, menciptakan semburan yang memukau.

Fenomena geologis yang unik ini menunjukkan kekuatan alam dan memberikan gambaran menakjubkan tentang kekuatan laut yang bertemu dengan daratan.

Untuk menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini, kunjungilah saat musim Khareef (musim hujan), biasanya pada bulan Juni hingga September, saat ombak berada pada puncaknya, yang menawarkan pemandangan keagungan alam yang menakjubkan.

Suasana Hawana Marina (dok: pelakita.ID)

Di Salalah ada juga Benteng Taqah, messki tidak sempat dikunjungi. Kastil Taqah, lambang kekayaan warisan Oman, memiliki makna sejarah sebagai benteng strategis sejak berabad-abad yang lalu.

Awalnya merupakan benteng bagi kepala suku setempat, namun memainkan peran penting dalam menjaga wilayah tersebut dan memfasilitasi jalur perdagangan.

Laith dan Shuaib mengajak kami menikmati tur di Hawana Marina dengan perahu selama lima belas menit. Menyusuri muara dan meliuk di antara resort nan indah.  Ini mengingatkan Singapura dengan tur perahunya namun Hawana lebih kecil. Perahunya pun tak sebesar cruise di sana.

Malam itu kami menyusuri muara dan berkelok masuk ke ruang dalam sungai buatan. Memandangi resort, atau rumah-rumah tunggal yang kata Laith untuk disewakan. Bisa sehari, bisa berbulan-bulan. Hawana Salalah Marina mempunyai 170 tempat berlabuh. Tempat ini adalah jantung alami destinasi Hawana Salalah di Muriya.

Kawasan ini sudah maju sejak ebih dari 500 tahun sebagai pelabuhan kemenyan utama.

Kawasan ini menawarkan akses mudah untuk dibuka, Tempat ini merupakan satu-satunya surga kapal pesiar di pantai selatan Kesultanan. Hawana dirancang dengan kapasitas untuk menampung 100 kapal pesiar. dilengkapi tempat untuk menampung perahu dengan panjang hingga 60m, dan terdapat pilar layanan khusus di atasnya.

Salah satu masjid di Kota Salalah (dok: Pelakita.ID)

Ssetiap tempat berlabuh, menyediakan sumber daya istrik dan air, dengan keamanan 24 jam. Dari sini bisa berkunjung ke Kepulauan Hallaniyat dengan kesempatan melihat paus bungkuk dan tempat memancing olahraga terbaik.

Malam itu, Laith mengajak kami menikmati kopi di beranda Marina. Saya pesan White Coffee. Saat bertanya ke barista dia bilang kopi yang disajikan berasal dari Brazil.  Asik sekali menatap orang lalu lalang di sekitar Hawana, juga rindang pokok kelapa disiram cahaya bulan nyaris purnama.

Kami juga ke puncak bukit Wadi Darbat yang saat Khareef menampakkan sejumlah air terjun. Dari sini kami bisa melihat Kota Salalah dari jauh.

Oh iya, hampir lupa, kami juga sempat bertualang ke Abandoned-Ship.

Ini spot kapal karam atau terhempas karena cuaca ekstrem atau kerap disebut ‘The Abandoned-Ship di Efftalquot Beach, Dhofar.

Untuk sampai ke sana, kami harus melewati jalan-jalan pintas, kadang menanjak bukit, jalan kaki hingga mencari jalur ke titik dimaksud. Ini bagus untuk petualangan dengan jeep atau kendaraan 4×4.

 

Denun
Tamarunang, 9/1/2024

Related posts