PELAKITA.ID – Pujian datang dari Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa kepada Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.
Guru Besar Ekologi Karang Unhas itu menilai perihal potensi perikanan Sulsel yang menjadi atensi Bahtiar adalah sebuah keuntungan bagi masyarakat.
“Ini keuntungan bagi Sulsel mendapatkan gubernur seperti Bahtiar Baharuddin,” ucapnya di depan awak media.
Menurutnya, kita semua bersama seluruh masyarakat Sulsel beruntung bisa dapat Gubernur seperti Bapak Dr. Bahtiar ini.
“Karena betul-betul tahu bagaimana kebutuhan nelayan di Sulsel,” ujarnya.
Rektor yang akrab disapa JJ itu mengaku, dirinya bersama seluruh unsur terkait siap ikut menyukseskan program rumah ikan atau rumpon bagi seluruh masyarakat nelayan di Sulsel.
Dia juga mengajak seluruh pihak untuk menerapkan pendekatan perencanaan berbasis data. Hal yang disebutnya berbasis pengetahuan, riset dan pendalaman atas isu yang ada.
“Jadi ini bisa disebut pendekatan berbasis pengetahuan, pengetahuan yang ilmiah,” kata dia.
Pada Rapat Kerja yang digelar Kesbangpol Sulsel itu, saat memberikan sambutan, Bahtiar menyebut betapa besar potensi alam di 24 kabupaten kota di Sulsel.
Pada kegiatan bertemu Kedaulatan Maritim Sulsel dalam Mendukung Indonesia Emas 2045 yang digelar di Hotel Claro Makassar, Rabu, 20 Desember 2023 itu hadiri sejumlah perwakilan seperti Forkopimda, LSM, organisasi nelayan HNSI, perguruan tinggi OPD, perwakilan Pemda di Sulsel hingga pelaku usaha perikanan dan warga pulau.
Bahtiar menyebut potensi Sumber Daya Manusia maritim yang tidak kalah dengan provinsi lain di Indonesia.
Kendati demikian, menurut Bahtiar, SDM belum ada yang betul-betul fokus di bidang masing-masing, seperti sektor perikanan.
Dia mengajak peserta untuk membaca realitas dan gejala atau persoalan.
“Bumi ini harus didiagnosa berdasarkan kebutuhan antara alam semesta dengan manusianya. Pasalnya, saat ini banyak potensi mulai laut maupun darat yang belum dimaksimalkan,” kata dia.
Menurut Bahtiar, khusus di laut harus diciptakan tempat baru untuk ikan.
“Untuk itu Pemprov Sulsel melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel akan membuat rumah ikan buatan atau rumpon,” tambahnya.
Dia menerangkan, rumpon ini nantinya akan dibuat dengan satu titik minimal luasnya satu hektar dengan estimasi anggaran per titiknya Rp 150 juta sampai Rp 200 juta.
“Itu sudah termasuk biaya pengadaan bibitnya,” imbuhnya.
“Saya sudah berdiskusi dengan nelayan bagaimana soal rumah ikan atau terumbu karang buatan ini sangat bagus untuk ikan. Tempat yang paling netral adalah laut, tidak ada diskriminasi dan pembatasan di sana, semua orang bisa mancing di laut,” jelasnya.
Dia juga mengaku prihatin dengan dengan para nelayan Sulsel yang sudah meninggalkan keluarga berbulan-bulan untuk mencari ikan sampai di Maluku dan Papua.
“Sampai di NTT, NTB dan bahkan sampai Papua. Ini terpaksa dilakukan para nelayan karena sudah tidak ada ikan di Perairan Sulsel,” ucapnya.
Dia berharap dengan adanya program ini maka masyarakat nelayan tidak lagi jauh-jauh untuk mencari ikan.
“Tidak ada orang yang mau jauh dari keluarga hanya untuk mencari ikan. Tapi itu dilakukan karena sudah tidak ada lagi ikan di perairan kita,” kuncinya.
Dipuji aktivis Kelautan dan Perikanan
Selain pujian dari Rektor Unhas, pengamat kelautan dan perikanan Sustainable Fisheries Partnership (SFP) Irham Rapy juga memberi apresiasi.
“Apa yang disampaikan Pak Pj Gubernur ini merupakan angin segar bagi pelaku perikanan berkelanjutan sebab memberi peluang adanya adopsi perikanan yang bertanggung jawab,” ucapnya.
“Konsep rumah ikan ini bisa menjadi tempat pelestarian plasma nuftah, tempat bertumbuhnya biota laut. Hanya saja perlu penentuan yang pas atas selaras dengan kondisi ekosistem laut yang ada,” kata Irham yang bersama SFP sedang mendorong pengelolaan komoditi perikanan secara berkelanjutan seperti rajungan dan kakap kerapu ini.
Dia juga berharap Pemprov Sulsel dapat mendorong adopsi perikanan berkelanjutan dengan mengajak kelompok masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan fasilitas atau bantuan yang ada.
Dosen Universitas Hasanuddin yang juga pakar terumbu karang Dr Syafyudin Yusuf memberi apresiasi atas upaya Pemprov pada apa yang disebut rumah ikan, rumpon atau apartemen ikan ini.
“Konsepnya menarik. Bisa untuk pelestarian karang di dasar laut, namun di atasnya ada rumpon yang bisa menjadi wahana bagi ikan-ikan pelagis untuk datang,” ucap dia.
“Konsep ini perlu pendalaman, dan penyesuaian sesuai karakter kelautan Sulsel. Lain daerah lain model perairannya, ada teluk, selat dan bahkan ada yang landai atau berlumpur. Jadi perlu penyesuaian,” terangnya.
Sufri Laude, aktivis LSM maritim di Sulsel memberi apresasi atas atensi Pj Gubernur pada bidang kelautan dan perikanan ini. Dia mengusulkan dua hal saat memberi tanggapan.
“Pertama perlu pemanfaatan pangkalan pendaratan ikan yang ada yang selama ini tidak berfungsi untuk dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, bisa cold storage, kebutuhan BBM dan pemenuhan peralatan perikanan,”kata Sufri.
“Termasuk memberikan subsidi dan asuransi buat nelayan,” pungkasnya.
Redaksi