Kolom ASRI TADDA: Daftar di KPU, AMIN Akhirnya Kecewakan Banyak Pihak

  • Whatsapp
Asri Tadda (dok: Istimewa)

DPRD Makassar

AMIN yang diusung Nasdem, PKB dan PKS relatif lebih mulus menemukan chemistry, sehingga pada akhirnya terlihat saling mengisi dan saling menguatkan.

PELAKITA.ID – Kamis, 19 Oktober 2023 menjadi hari yang begitu monumental bagi sebagian besar rakyat di negeri ini. Sebuah pertunjukan kolosal yang begitu dinanti-nanti oleh siapapun yang pada batinnya mengidamkan perubahan dan perbaikan untuk bangsa.

Anies Baswedan yang sejak awal bahkan tak pernah diyakini bisa mendapat usungan partai politik sebagai Calon Presiden, hari ini telah membalikkan semua hal tersebut menjadi fakta yang membuat banyak pihak kecewa besar.

Read More

Anies Baswedan bersama Muhaimin Iskandar, diiringi parpol pegusung bersama puluhan ribu relawan dan simpatisan yang rela datang dari berbagai pelosok di tanah air sejak dini hari, mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, mengusung akronim ”AMIN’ dengan tagline #AMIN-kan saja dulu.

Tuntas sudah sebuah fase perjuangan. Internal KPU di hari yang sama juga telah menyatakan bahwa keseluruhan berkas administrasi pendaftaran yang diajukan Paslon AMIN dalam status MS atau memenuhi syarat.

Komitmen AMIN untuk mendaftarkan diri pada hari pertama dibukanya periode pendaftaran Capres/Cawapres oleh KPU-RI yang akan berakhir 25 Oktober nanti, sudah ditegaskan sejak awal.

Hal ini untuk menunjukkan bahwa AMIN telah siap memasuki kontestasi Pilpres untuk mengusung visi perubahan dan perbaikan bangsa, tidak lagi bergelut pada drama dan perdebatan tentang siapa yang bisa menduduki posisi Calon Wakil Presiden.

Ya, AMIN adalah pasangan Capres dan Cawapres yang lebih dulu tuntas secara internal koalisi dibandingkan dengan yang lain. AMIN yang diusung Nasdem, PKB dan PKS relatif lebih mulus menemukan chemistry, sehingga pada akhirnya terlihat saling mengisi dan saling menguatkan.

Duet AMIN adalah pertemuan dua sahabat klasik aktivis masa kuliahan di UGM. Anies di Fakultas Ekonomi dan Muhaimin di Sospol.

Duet ini juga menyatukan HMI dan PMII, dua organisasi kemahasiswaan Islam terbesar di tanah air yang selama ini relatif susah akur secara politis.

Solidnya AMIN ini secara signifikan telah membuat koalisi lainnya terpaksa memutar kembali rencana dan strategi, melakukan penyesuaian-penyesuaian, setidaknya untuk mengimbangi kekuatan koalisi AMIN yang diyakini, begitu sangat signifikan.

AMIN telah merubah peta dan konfigurasi politik pada beberapa waktu terakhir, khususnya pada basis demografi yang dijadikan barometer pemenangan Pilpres seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Roadshow AMIN di berbagai daerah pada dua bulan terakhir yang dibanjiri ratusan ribu hingga jutaan orang, menjadi gambaran nyata betapa gelombang perubahan mendapatkan tempat di relung hati mayoritas masyarakat Indonesia.

Dengan tuntasnya pendaftaran AMIN hari ini, maka tentu banyak pihak merasa sangat kecewa. Tidak sedikit juga yang mungkin sakit hati dan akan sangat sulit menerima kenyataan memilukan ini.

Mereka yang kecewa adalah yang selama ini tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi nakhoda di negeri ini. Mereka yang tidak suka dengan agenda-agenda perubahan bangsa yang diusung oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Mereka yang sakit hati tentunya adalah yang sejak awal ingin menjegal perjalanan politik Anies Baswedan. Mereka, mungkin saja, memang tak mau negara ini bisa berubah lebih baik, lebih maju dan sejahtera berkeadilan sebagaimana amanat Pancasila dan UUD 1945.

Yang kecewa pada Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies Baswedan juga tak kalah sedikit. Ketua Umum PKB yang memiliki basis massa ideologis sangat signifikan khususnya di Jawa itu, awalnya dianggap masih bagian dari rencana rezim yang tengah berkuasa.

Tetapi setelah melalui proses politik yang begitu singkat tetapi sangat dramatis, Cak Imin akhirnya bergabung di Koalisi Perubahan, dan didaulat sebagai Cawapres Anies Baswedan.

Ini tentu mengagumkan banyak pihak, dan pastinya amat mengecewakan harapan-harapan mereka.

Sebagai relawan, komitmen awal kami adalah mengusung sosok Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia, siapapun wakilnya.

Hanya saja, kami berharap wakil yang diusung oleh Anies adalah yang dapat membuka peluang menang lebih besar, terutama untuk menghadapi lawan yang disupport penuh oleh penguasa.

Qadarullah, Allah SWT telah berkehendak. Doa-doa para relawan dan simpatisan agar Anies Baswedan mendapatkan pasangan yang memungkinkan kemenangan pada Pilpres, Insya Allah telah terkabul dengan hadirnya Muhaimin Iskandar, sosok yang awalnya tak dinyana bisa turut dalam koalisi.

Akhirnya, meski telah mengecewakan banyak pihak yang tak menyukainya, AMIN hari ini telah menyebar kebahagiaan, melahirkan kesyukuran luar biasa pada segenap relawan dan simpatisan serta partai pendukung maupun pengusungnya.

Kebahagiaan dan kesyukuran pada hari ini, saya yakini, kelak bakal menjadi energi besar yang terus menggelinding ibarat bola salju untuk memenangkan Pilpres 14 Februari 2024 mendatang.

Related posts