Jumardi Lanta, warga Daya yang juga pengurus Dewan Masjid Kota Makassar membagikan catatannya setelah mengikuti seminar pendidikan dalam rangka memperingati Hari Ulang Taun ke-47 STAI DDI Maros. Acara berlangsung pada Kamis, 21 September 2023 di Aula Kampus STAI DDI Maros. Berikut laporannya.
PELAKITA.ID – Penulis mengikuti tausyiah AG Prof Dr H Syamsul Bahri A Galigo, Lc., MA yang merupakan Ketua PB DDI (Darud Dakwah wal Irsyad) pada Ulang Tahun ke 47 STAI DDI Maros.
Kegiatan seminar tersebut memilih tema Pemikiran Anre Gurutta KH. Abd Rahman Ambo Dalle dalam mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam yang rahmatan lil aalamin.
Disebutkan, pada tahun 1955 AG. KH. Abd Rahman Dalle sudah merencanakan untuk mendirikan universitas Islam Addariyah, tapi dalam perjalanan menuju Makassar, beliau diculik di Belang-Belang Maros oleh tentara DI TII.
Penculikan itu telah direncanakan dan dengan maksud membawa Anre Gurutta ke dalam hutan.
Selama 8 tahun AG. dibawa oleh DI TII untuk memberi pengajaran kepada Tentara DI TII di pedalaman, di tempat persembunyian.
Dijelaskan oleh Prof Syamsul Bahri, ada beberapa pesannya AG dalam menjalankan peran-peran dakwah dan pendidikan.
“Antara lain; ikhlas, teguh pendirian, ulet, tidak gampang putus asa atau temmangingngi. Tidak mudah menyerah, dalam bahasa Bugis disebutkan, narekko engka permasalahan dihadapi engngerakka (jika ada masalah yang dihadapi maka ingat aku (AG. KH. ABD. Rahman Ambo Dalle),” tegas Gurutta Syamsul Bahri.
Dalam mengembangkan dakwah AG tidak menganut aliran tarekat tertentu, tarekat gurutta adalah DDI, tidak pernah jadi guru tarekat, meskipun Gurutta sendiri mengamalkan beberapa wirid dzikir tarekat seperti Al Muhammadiyah Al Sunnusiyah, Naqsabandiyah, Qadariyah, dan tarekat lainnya.
“Kita perlu Belajar tasawwuf, karena hal ini bagian dari ilmu fardhu ain. Tauhid, Fiqh dan Tasawwuf menjadi azas untuk beribadah kepada Allah. Penguasaan ilmu ini Ulul ilmi menunggu rahmat Tuhan, ilmu ladunni,” jelas Prof Syamsul Bahri.
Menurutnya, jika mau belajar, kita perlu mengikuti warisan AG. KH. Abd. Rahman Ambo Dalle. Jika ada kesulitan, Engngerangngi Guruta.
Adapun prinsip dakwah Gurutta adalah lahuu dakwatul haq. Prinsip dakwah gurutta. Ada di logo DDI.
“Tidak pernah menyinggung mazhab atau aliran lain, bahkan dengan penganut agama lainpun beliau bicara dan bersahabat untukmenunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,” ucap Syamsul Bahri.
Suatu waktu di Parepare ketika ada aliran kelompok Kristen Advent pertama kali masuk di Parepare, salah satu orang yang mereka temui untuk melaporkan keberadaannya adalah Gurutta.
Mereka menjelaskan tentang ciri khas kelompok tersebut bahwa Kristen Advent ini lebih dekat dengan Islam, tidak makan babi dan minum khamar. “Gurutta hanya senyum-senyum,” kata Syamsul Bahri.
“Urusan masuk Islam itu adalah hidayah, oleh karena itu Islam tidak boleh dipaksakan kepada siapapu, tugas kita hanya berdakwah dan mendidik,” tambahnya.
Disampaikan bahwa Gurutta sendiri tidak pernah mengatakan bahkan menjelek-jelekkan aliran tertentu seperti Syiah, Wahabi maupun aliran lainnya yang berbeda dengan DDI.
“Termaauk kepada agama di luar Islam. Gurutta selalu mengajarkan kelembutan dan akhlak yang baik,” jelasnya.
Bagi Prof Syamsul Bahri, Gurutta keras jika terkait pelanggaran akhlak oleh santrinya.
“Kita perlu pandai berbeda, diri kita sejatinya memberi contoh. Gurutta disenangi oleh orang-orang termasuk orang China khususnya bahkan Gurutta pernah mengislamkan anggota Permesta seperti Gerungan dan teman-temannya karena akhlaknya,” ungkapnya.
“Gurutta Tidak mempengaruhi kata-kata tetapi karena akhlaknya maka pemeluk agama lain yang menyatakan sendiri keinginannya memeluk agama Islam,” ucapnya lagi.
Terkait keilmuan, DDI sangat konsen mengembalikan sanad ilmu gurutta, silsilah ilmu sampai pada
Imam Asy’ari, Imam Junaid, Imam Syafii. Bahkan ada yang bertanya dari Iraq maupun Iran tentang sanad keilmuan Gurutta.
“Gurutta tidak pernah mengatakan kembali kepada Al Quran dan Sunnah, karena sesungguhnya Al Quran dan Sunnah menjadi rujukan semua sanad ilmu para ulama sampai pada Rasulullah SAW,” sebut Syamsul Bahri.
“Untuk mencapai ilmu terbaik, kita perlu mengambil silsilsh ilmu ulama yang kita jadikan rujukan,” tandasnya.
DDI sebagai rumah bersama dan alumni DDI ada di mana-mana maka syiar perlu digalakkan adaptasi kemajuan teknologi informasi seperti menggunakan medsos, Youtube, Tiktok, sebaiknya di-like (subscribe).
“Hanya saja saat ini warga DDI sendiri kurang merespon baik. Padahal rasa cinta sesama warga DDI atau biasa disebut in love perlu terus ditumbuhkan. Namumaga caita ku pada padaki warga DDI, atau biarpun kita marah jika sesama warga DDI), harusnya langsung saling meminta maaf dan saling mendukung,” ucap Syamsul Bahri.
Prof Syamsul menghimbau hadiri untuk mengkampanyekan One DDI.
“Kita fanatik DDI. Kebanggaan kita jika kader DDI yang digunakan oleh pihak lain termasuk ormas lain maupun partai. Warga DDI ada di mana-mana, seperti menjadi pengurus Muhammadiyah dan NU,” lajutnya.
Ada hal yang tidak boleh dilupakan oleh warga DDI, lanjut Prof Syamsul Bahri, bahwa sanad Ilmunya. Gurutta tidak terlepas dari K.H. As’ad Sengkang.
“Hanya berbeda bentuk kelembagaan karena DDI sudah jadi Ormas sejak tahun 1955. Sedangkan As’adiyah adalah lebih fokus pada pondok pesantren,” terangnya.
“Keberadaan DDI akan terus mewarisi pemikiran AG. KH. Abd.Rahman Ambo Dalle dalam mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam yang rahmatan lilalamin,” tutup Prof Syamsul Bahri.
Penulis: Jumardi Lanta
Editor: K. Azis