PELAKITA.ID – Kualitas udara di Kota Makassar tercatat semakin memburuk seiring kondisi cuaca yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Lebih dari dua bulan kota ini tidak diguyur hujan, indeks kualitas udaranya kini berada di kisaran 56 dari skala 0-100 poin, yang mengindikasikan tingkat pencemaran udara sedang.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar Ferdi Mochtar mengatakan, data tersebut bersumber dari pengamatan real-time sistem kontrol kualitas udara, di mana data tersebut juga mengungkapkan jika kemarau panjang akibat fenomena El Nino turut memperparah kualitas udara Makassar.
Dia menjabarkan, buruknya kualitas udara Makassar cenderung terjadi pada siang hari yang disebabkan oleh partikel-partikel kecil seperti debu yang berterbangan lantaran kemarau panjang.
Kondisi ini diperparah dengan kecepatan angin yang tinggi mencapai 1.013 kilometer perjam, yang membuat kondisi udara semakin kering.
Selain itu, kandungan SO2 (Sulfur dioksida) dalam udara dari kendaraan bermotor juga berdampak besar. Alhasil, pencemaran udara yang disebabkan padatnya kendaraan bermotor semakin membuat udara tidak terjaga.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yang pertama adalah dilihat partikel-partikel yang sangat kecil muncul dianggap berpengaruh terhadap kualitas udara.
Partikel kecil itu misalnya debu-debu yang biasa berterbangan itu sangat mempengaruhi indeks kualitas udara, Kedua SO2 atau kendaraan,” ungkapnya, Kamis (7/9/2023).
Berbeda halnya ketika pagi hari. Di waktu tersebut, kondisi udara Makassar cenderung lebih baik. Saat pagi, indeks kualitas udara berada pada kisaran 41 hingga 43 poin yang bisa dikategorikan bersih dan segar.
“Kalau pada pagi hari kualitas udara kita baik, kisarannya berada pada titik 41 terkadang juga sampai pada 42 dan 43,” terangnya.
Ferdi menambahkan, meskipun tergolong pencemaran udara sedang, namun udara Makassar masih dianggap layak untuk pernapasan, baik bagi manusia maupun hewan.
“Untuk dalam kurung waktu satu bulan terakhir ini masih layak untuk pernapasan baik pada hewan atau manusia. Tapi idealnya kualitas udara harus lebih baik seperti bulan-bulan sebelumnya,” paparnya.
Sumber: Rilis DLH Makassar