PELAKITA.ID – Kue tar bertuliskan “Satu Tahun Satupena Sulawesi Selatan” dan dua nampan jajanan pasar, jadi penanda adanya acara Syukuran Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Sulawesi Selatan di Figor Cafe, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Makassar, Sabtu, 3 Juni 2023.
Tanpa terasa, organisasi ini sudah genap berusia setahun, setelah dideklarasikan tepat pada peringatan Hari Lahir Pancasila, tanggal 1 Juni 2022 lalu.
Koordinator Satupena Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, memulai acara syukuran bertema “Berbagi Inspirasi Literasi” ini, dengan mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Pengurus Pusat Satupena, Denny JA, atas amanah yang diberikan.
Diakui bahwa meski sudah berusia setahun, tapi belum semua teman-teman Satupena Sulawesi Selatan hadir dalam acara-acara yang digelar.
Meski begitu, kata mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sulawesi Selatan ini, dia yakin interaksi terjalin melalui karya-karya yang diposting di grup WhatsApp atau publikasi tulisan di media.
Disampaikan, walaupun organisasi belum berjalan sebagaimana idealnya, tapi ada progres yang dibuat. Dia berharap, nanti ada ajang pemberian penghargaan bagi penulis di Sulawesi Selatan, yang dimotori Satupena Sulawesi Selatan.
Beberapa teman saling dukung dalam penerbitan buku, juga dukungan Satupena untuk peluncuran dan diskusi buku. Dalam waktu tak lama, akan diterbitkan buku “Proses Kreatif Penulis Makassar”, kerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar.
Ada pula buku-buku dari teman-teman Satupena yang sudah siap diluncurkan, seperti autobiografi Prof Sukardi Weda, serta buku kumpulan puisi Dr Sri Gusty.
“Mungkin dalam rangka menyambut pesta demokrasi, perlu juga bikin buku terkait pengalaman masing-masing orang ketika mengikuti Pemilu atau pandangan-pandangannya tentang Pemilu,” usul penulis dan editor buku yang dikenal pula sebagai pegiat Sekolah Ramah Anak tersebut.
Hadir dalam acara sederhana ini, Prof Kembong Daeng (Dewan Penasihat), Yudhistira Sukatanya (Dewan Pembina), Handayani Hasan (Sekretaris), dan Rosita Desriani (Bendahara).
Hadir pula beberapa Wakil Koordinator, yakni Fadli Andi Natsif, Maysir Yulanwar, dan Zulkarnain Hamson, serta pengurus dan anggota Satupena Sulawesi Selatan lainnya
Rahman Rumaday, sebagai pemandu acara, kemudian mengundang Prof Kembong Daeng berbagi inspirasi seputar pengalaman menulis dan kegiatan literasi.
Guru Besar Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) itu menyampaikan tengah merampungkan autobiografinya dan buku terjemahan Al-Qur’an berbahasa Makassar.
Kembong Daeng yang dikenal sebagai penulis buku Pappilajarang Basa Mangkasak itu mengaku senang karena tulisannya ada yang dijadikan naskah teater dan sudah dipentaskan.
Dia mendorong Satupena ikut melestarikan sejarah dan budaya Sulawesi Selatan melalui tulisan yang dibukukan.
Fadli Andi Natsif, Sri Gusty, Maysir Yulanwar, Muh Amir Jaya, dan Yudhistira Sukatanya juga diberi kesempatan berbagi inspirasi literasi.
Ada yang bercerita seputar proses kreatifnya dalam menulis, progres karyanya selama menggeluti dunia tulis-menulis, serta pengalaman baru yang diperoleh selama serahun ini. Namun ada juga yang membaca puisi.
Satupena Sulawesi Selatan merupakan organisasi dengan anggota yang cukup beragam.
Mereka terdiri dari penulis, penyair, sastrawan, pegiat literasi, akademisi, pendidik, pustakawan, jurnalis, pengacara, perupa, dan pendongeng. Ada juga yang berlatar belakang ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa.
Satupena Sulawesi Selatan punya anggota yang tersebar, antara lain di Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Selayar, Sinjai dan Bone. Ada juga yang di Maros, Pangkep, Wajo, hingga Enrekang.