PELAKITA,ID – Setelah Opu Daeng Risadju, Pajonga Daeng Ngalle dan Andi Sultan Daeng Radja ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2006, lebih dari satu dekade tidak ada lagi tokoh dari Sulawesi Selatan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional yang baru.
Apakah daerah ini sudah krisis figur tokoh yang layak dijadikan pahlawan nasional?
“Saya kira daerah Sulsel tidak krisis. Banyak figur tokoh-tokoh yang levelnya nasional dan layak diperjuangkan sebagai pahlawan nasional,” kata Darwis Ismail ST,MM, Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPW-KKLR) DKI Jakarta yang dihubungi di Jakarta, Senin (5/6/2023).
Oleh karena itu, dalam rangka menyongsong peringatan bulan Proklamasi Kemerdekaan dan Hari Pahlawan Nasional tahun 2023, salahsatu tokoh yang ikut diusulkan KKLR DKI Jakarta adalah nama Jenderal (Purn) TNI M.Jusuf menjadi Pahlawan Nasional kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Darwis Ismail, selama ini M. Jusuf, dikenal masyarakat Indonesia sebagai sosok penting di dua rezim pemerintahan berbeda.
Jenderal (Purn.) M. Jusuf, lahir dengan nama lengkap Andi Muhammad Jusuf Amir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1928.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, M. Jusuf bersama pejuang asal Sulawesi lain ikut menyeberang ke Jawa membantu perjuangan kelompok Republikan. Dari sinilah karir militernya terus menanjak.
Tak hanya ambil bagian dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, M. Jusuf sempat menjadi ajudan dua sosok penting selama masa Revolusi Nasional.
Dalam buku Jenderal M. Jusuf: Panglima Para Prajurit (Atmadji Sumarkidjo, Kata Hasta Pustaka, 2006), dijelaskan bahwa M. Jusuf menjadi sosok penting di dua rezim.
Pada masa pemerintahan Soekarno, ia memimpin sejumlah operasi militer penting, menjadi Panglima KODAM XIV/Hasanuddin (1959) kemudian menempati pos Menteri Perindustrian (1964).
Sedangkan pada Orde Baru pimpinan Soeharto, dirinya masih dipercaya The Smiling General menjabat sebagai Menteri Perindustrian di dua masa kabinet awal (1968-1978).
Setelahnya, M. Jusuf didapuk sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) sekaligus Panglima ABRI (1978-1983) kemudian Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1983-1993).
M. Jusuf meninggal pada 8 September 2004 di Kota Makassar, pada umur 76 tahun, akibat menyakit gagal ginjal.
Sementara itu informasi yang dihimpun dari Pemerintah Provinsi Sulsel menyebutkan bahwa nama Jenderal M.Jusuf telah masuk daftar nama yang diusulkan ke pemerintah pusat di Jakarta.
“Alhamdulilah….kalau begitu. Sekarang kami akan terus mendorong dan memberi penguatan terhadap usulan yang sudah dilayangkan oleh Pemrov Sulsel tersebut,” ujar Darwis Ismail yang juga Ketua Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Universitas Hasanuddin (Unhas).
Penulis: Rusman Madjulekka