PELAKITA.ID – Sustainable Fisheries Partnership Foundation atau yang dikenal sebagai SFPF adalah organisasi non pemerintah dan non profit (LSM) internasional yang berpusat di Hawaii, Amerika Serikat.
SFPF bekerja untuk tercapainya ekosistem laut yang sehat, pasokan sumber makanan dari laut yang mencukupi, serta peningkatan ekonomi dari sektor perikanan.
SFPF bekerja dengan pemerintah, industri, nelayan/petambak dan pemangku kepentingan lainnya di sektor perikanan untuk membantu menciptakan perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan dan dapat membawa manfaat yang maksimal bagi masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.
SFP secara resmi bekerja di Indonesia sejak 2019 dengan menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Untuk terus mendukung pemerintah untuk meningkatkan dan memperkuat pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di Indonesia, SFPF kembali menandatangani MSP dengan KKP pada tanggal 16 Februari 2023.
MSP ini berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan ruang lingkup peningkatan kapasitas nelayan kecil (small-scale fisheries) dalam rangka mendukung pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan; serta peningkatan akses pasar produk perikanan Indonesia yang berkelanjutan di dalam dan luar negeri.
Program dan kegiatan dalam MSP ini akan diimplementasikan di 4 (empat) provinsi, yaitu Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Di Sulawesi Selatan, SFP telah menandatangani Rencana Kerja Tahunan (RKT) dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan.
Sasaran dari RKT ini adalah Peningkatan kualitas program dan kerja sama yang efektif antar berbagai pihak dalam rangka pengelolaan perikanan kakap-kerapu, rajungan, gurita dan mahi-mahi (lemadang) yang berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk tujuan RKT adalah Terlaksananya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di Indonesia dan peningkatan akses pasar produk perikanan yang memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat.
Dalam mengimplementasikan kegiatan RKT, SFP memberikan pendampingan dan dukungan tehadaP beberapa hal.
Pertama, Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara di Maros dan Pangkep.
Lalu program pengelolaan kolaboratif (co-management) perikanan kakap dan kerapu skala kecil melalui Komite Pengelolaan Perikanan Kakap-Kerapu Sulawesi Selatan.
Berikutnya pengembangan jaringan nelayan kakap dan kerapu skala kecil, llau implementasi program perbaikan perikanan (Fishery Improvement Project/FIP) gurita.
Disusul pengumpulan informasi awal perikanan mahi-mahi atau lemadang lalu implementasi FIP Kakap dan Kerapu oleh Asosiasi Demersal Indonesia (ADI). Lalu promosi produk perikanan kakap, kerapu dan gurita skala kecil yang berkelanjutan untuk pasar di Amerika Utara dan Eropa.
Country Representative SFP di Indonesia, Purbasari Surjadi, menekankan pentingnya menjalin kerja sama dan koordinasi yang lebih efektif antara berbagai pihak dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, M. Ilyas juga mengapresiasi program SFP di Sulawesi Selatan.
“Kami sangat menyambut baik kerja sama dengan SFP. Dengan sasaran dan target yang sudah disepakati, diperlukan kolaborasi pentahelix agar implementasi program dapat dioptimalkan sehingga dapat mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713, khususnya perairan Sulawesi Selatan” ujarnya.