PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin (UNHAS) secara resmi bergabung di UKICIS (United Kingdom – Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences), sebuah konsorsium riset internasional yang melibatkan peneliti-peneliti aneka bidang ilmu pengetahuan dari berbagai universitas di Inggris dan Indonesia.
Bergabungnya UNHAS dalam konsorsium ini secara resmi dirayakan dan menjadi bagian dari acara Discussion on the Provision for Stronger Research Collaboration between the UK and Indonesia yang dilakukan di Century Park Hotel di Jakarta, 7 November 2022.
Professor Nasrum Massi (Ketua LPPM UNHAS) dan Sudirman Nasir, PhD (Ketua Divisi Pengelolaan Riset Internasional, LPPM UNHAS) mewakili UNHAS dalam acara ini.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia (dan Timor Lester), HE Owen Jenkins, Rektor Nottingham University beRserta tim dari universitas terkemuka Inggris ini, serta Pelaksana Tugas Dirjen DIKTI, perwakilan LPDP, perwakilan British Council membuka acara dan menjadi pembicara dalam diskusi/workshop ini.
Diskusi ini membahas potensi dan tindak lanjut penguatan kerjasama penelitian terutama di bidang-bidang prioritas seperti perubahan iklim, biodiversitas, tranformasi energi, kesehatan, transformasi digital dan resiliensi.
Selain Nottingham University, universitas ternama lain dari Inggris yang terlubat dalam konsorsium ini adalah Warwick University dan Coventry University. Sementera universitas-univerita dari Indonesia yang terlibat antara lain adala IPB, ITB, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga dan UNHAS.
Professor Nasrum Massi dan Dr Sudirman Nasir terlibat aktif dalam diskusi peta jalan penguatan UKICIS dan pengembangan lebih lanjut kerjasama riset berbagai bidang antara peneliti-peneliti Indonesia, khususnya peneliti-peneliti UNHAS, dengan mitra dan sejawat dari universitas-universitas di Inggris.
Pemanasan global, perubahan iklim, deregradasi lingkungan, pandemi dan perubahan sosial-ekonomi yang amat cepat maupun SDGs menjadi latar belakang makin pentingnya kolaborasi penelitian antar bidang ilmu pengetahuan dan antar bangsa.
Menurut Prof.Nasrum yang dihubungi via WA (8/11) mengatakan bahwa UKICIS ini adalah sebuah wadah perkumpulan para peneliti yang diinisiasi oleh pemerintahan Inggris.
Dana yang disediakan adalah 44 milyara selama empat tahun.”Perlu saya sampaikan bahwa Unhas meloloskan satu proposal dari total 15 proposal yang akan dibiayai oleh UKICIS. Ketua dari tim ini adalah Prof Marianti,”jelas Prof Nasrum.
Bagi Dr Sudirman,HN, sebagai Kepala Divisi Pengelolaan Riset Internasional LPPM Unhas, yang dihubungi via WA (8/11), bergabung dan berperan aktif di konsorsium riset internasional seperti UKICIS ini adalah prioritas utama.
“Selain dengan UKICIS,” kata Dr Sudirman,” Unhas juga tergabung dan berperan kunci di konsorsium riset internasional lainnya seperti Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) – Australia-Indonesia Centre (AIC).
Keterlibatan dalam konsorsium riset internasional dan kolaborasi penelitian lintas disiplin dan lintas bangsa berperan penting . dalam upaya memahami lebih baik dan mencari solusi bagi masalah-masalah terkini umat manusia seperti perubahan iklim, pandemi dan sebagainya.
Menurut Dr Sudirman bahwa Dubes Inggris, HE Owen Jenkins menyebut strategisnya Unhas dan kawasan Wallacea dan pentingnyaa peran universitas, terutama Unhas, dalam penelitian di kawasan unik ini.