PELAKITA.ID – Kota Metropolitan Makassar kedatangan tamu luar biasa. Adalah Anthony Albanese, Perdana Menteri Australia yang baru terpilih dua pekan lalu, tandang ke Kampus Merah Unhas. Politisi Partai Buruh itu disambut Rektor Jamaluddin Jompa bersama keluarga besar Rektorat, Makassar. Selasa, 7 Mei 2022.
Prof Jamaluddin Jompa atau bisa disapa JJ memulai sambutannya dengan menceritakan relasi Makassar atau nelayan di pesisir Sulawesi dengan masyarakat Aborigin. “Bukan hanya kontak sosial tetapi juga Bahasa. Kata lepa-lepa sebagai contoh Bahasa yang sama antara Aborgin dan Makassar,” kata Prof JJ., pakar terumbu karang FIKP Unhas ini.
Saat memberikan sambuatannya, Rektor Unhas itu menyampaikan suasana hatinya dan mengaku bangga sebagai alumni Australia.
“Ini merupakan suatu kebanggaan, sebagai pengalaman, sebagai alumni Australia, yang telah berkontibusi pada karir, untuk negara dan saat ini sebagai Rektor,” sebut JJ di depan PM Albanese dan rombongan.
Pada kesempatan itu, Prof JJ juga memperkenalkan Rektor UIN Makassar, Prof Hamdan Juhanis yang juga merupakan alumni Australia.
Dia juga menyinggung beberapa proyek kerjasama antara Unhas dan pihak Australian seperti PAIR yang mengkaji komoditi rumput laut antara Australian -Indonesia Center dan Unhas.
Dia mengaku bangga bisa menerima Duta Besar sebab dia mengaku berasal dari kampus kelautan terbaik di Australia, James Cook University. JJ mengatakan relasi Makassar dan Australia sudah berlangsung sejak lama.
Anthony Albanese memuji JJ sebagai sosok yang telah membuktikan kapasitas leadership dalam mendorong dan mendorong para pengambil kebijakan pembangunan untuk menerapkan sainsl, teknologi dan riset.
“Telah memberikan perspektif sains, dalam memastikan platform masa depan Indonesia dengan keterlibatan saintis yang bisa diterapkan pada bidang sosial, ekonomi dan lingkungan,” ujarnya. Dia juga sempat mengucapkan JJ, Je-Je dan mengundang tawa peserta.
Pada kesempatan itu, dia juga bercerita tentang kesan pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Bogor. Dia mengaku senang setelah bertemu Presiden dan menikmati makan malam di Jakarta. Dia beberapa kali ke Indonesia sebelum pandemi.
Baginya, Indonesia adalah tetangga penting, dan merupakan prioritas utama sementara Makassar atau Sulawesi Selatan adalah contoh bagaimana telah berjalannya relasi ‘people to people’ di urusan maritim dan kebudayaan.
“Relasi antara Northern Territory, dengan komunitas pesisir di Arnheim menjadi contoh, ada banyak peluang untuk memperkuat kerjasama ke depan,” ujarnya.
Terkait itu relasi itu, dalam sambutannya dia juga menyebut ada 900 ribu Muslim di Australia dan dalam kabinetnya ada dua Menteri muslim dari keturunan Bosnia dan Mesir.
Anthony menyebut peluang kerjasama komunitas antara Australia dan Indonesia, terutama Makassar sangat terbuka karena sudah ada pengalaman beratus tahun lalu. “Termasuk kerjasama dalam mengantisipasi dan menanggulangi isu perubahan iklim dan pengembangan kelautan dan perikanan,” kuncinya.
Penullis: K. Azis