Bincang komunitas yang juga dihadiri oleh Ketua IKA Smansa Makassar, Andi Ina Kartika Sari ini berisii paparan tiga narasumber, perwakilan Indonesia Max Owners, Smansa Cycling Community dan Esso Esso Gowes.
PELAKITA.ID – Sudah menjadi kenyataan umum, minat warga bersepeda dan touring dengan motor menjadi trending. Komunitas tumbuh subur. Pada saat yang sama, terjadi pula insiden di jalan raya, banyak peserta gowes atau touring menjadi korban. Ada situasi rentan di sana.
Merespon hal tersebut, Keluarga Besar SOSBOFI atau IKA Smansa 89 menggelar acara Manajemen Roda Dua: Tantangan, Tips dan Mengelola Event serta Jejaring pada Kamis, 3 Februari 2022.
“Ini upaya kita untuk memberikan informasi, masukan, panduan bagi kawan-kawan yang menggeluti olahraga bersepeda atau motor yang belakangan ini semakin berkembang,” kata Ketua IKA Smansa Makassar angkatan 89, Andi Nasrun Tahir di Café Red Corner, lokasi pelaksanaan Bincang Komunitas.
“Terima kasih untuk sahabat alumni 89 dan senior terutama ketua IKA Smansa 88 yang telah membantu kesuksesan acara ini,” imbuhnya.
Sementara itu, H. Hasbullah Bo’ , ketua komunitas sepeda goGOsS89 Smansa 89 yang mengusulkan ide kegiatan ini menyebut bahwa bagi penyuka sepeda dan motor diperlukan panduan atau tips dalam menggelar gowes atau touring bersama komunitas.
“Harapan kita kawan-kawan yang selama ini aktif gowes atau hendak merencanakan touring motor bisa memahami standar atau prosedur bagaimana baiknya menggelar kegiatan seperti dimaksud,” ujar pria yang sedang menyiapkan tur motor ke Jeneponto dalam waktu dekat ini.
Bincang komunitas yang juga dihadiri oleh Ketua IKA Smansa Makassar, Andi Ina Kartika Sari ini berisii paparan tiga narasumber, perwakilan IMO, SCC dan Esso Esso Gowes.
Andi Ina mengapresiasi inisiatif SOSBOFI atas gelaran ini. Dia menyebut manajemen roda dua sangat diperlukan sebab dia sendiri pernah mengalami persoalan pada kakinya setelah ikut lari atau marathon. “Jadi ini sangat penting untuk keselamatan publik,” ujarnya.
“Sebagai ketua IKA Smansa Makassar, saya mengapresiasi kegiatan seperti ini karena sangat penting dan dibutuhkan oleh kita semua. Semoga apa yang dibahas di acara ini bisa dibagikan kepada pihak lain atau masyarakat luar,” harap sosok yang juga ketua DPRD Sulawesi Selatan ini.
Narasumber dari Indonesia Max Owners (IMO) Ashar Karateng memaparkan topik IMO dan komitmen aman berkendara.
Ashar yang juga IMO 3 atau Wakil Presiden yang membidangi hukum etik keorganisasian dan keanggotaan tersebut menjelaskan IMO yang keanggotannya terdiri dari klub motor Max tersebar luas dari Sabang sampai Sorong.
Pria yang juga anggota Makassar Max Community ini memaparkan hal-hal yang perlu dipahami dan disiapkan dalam menggelar touring.
“Ada beberapa hal yang perlu kita pahami seperti outfit. Baju yang kita kenakan ini terlihat ribet tetapi penting,” kata pria yang telah tur Bali – NTB serta beberapa waktu lalu ke Lolai Toraja bersama istri ini.
Dia pun becerita tentang aspek pengaman seperti helm yang mesti full face, hingga bagaimana sikap ssemestinya bagi yang dibonceng saat touring.
“Pastikan kedua kaki atau paha yang dibonceng rapat ke kita pembonceng, sebab jika dibuat longgar atau menganga sangat berisiko.” Hal seperti itu yang diutarakan Ashar.
Pembicara kedua adalah Indra, dokter yang juga pilar komunitas sepeda Esso Esso Gowes yang banyak menggelar gowes dalam negeri hingga luar negeri ini mengaku berdasarkan pengalamannya, memang ada beberapa manfaat jika menggunakan sepeda sebagai alat olahraga.
Dia juga menjelaskan beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum menggelar gowes: tidur cukup, pengecekan alat atau sepeda yang akan digunakan hingga pengecekan denyut jantung. “Kalau saya memasang pengecek denyut jantung. Dipasang di lengan,” katanya.
“Jangan bersepeda kalau tidak cukup tidur, atau habis bergadang,” pesannya.
Pembicara ketiga adalah Anas Iswanto Anwar. Sosok yang juga Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas ini bercerita tentang jejak kedekatannya pada olahraga sepeda, pengalamannya mengelola event yang oleh banyak kalangan disebut mendekati ‘zero accident’ hingga pentingnya mengelola anggota atau komunitas melalui kerjasama.
Anas juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah banyak membantu komunitas sepeda seperti Smansa Cycling Community (SCC) yang dalam dua tahun terakhir menggelar event kerjasama dengan Pemprov.
“Yang terakhir kita menggelar Sulsel MTB Championship di Benteng Somba Opu, kerjasama SCC dan Pemprov Sulsel melalui Dikpora,” jelas ketua SCC ini.
Dia juga mengapresiasi mereka yang bertahan dengan tetap bersepeda atau bukan karena terpengaruh atau ikut-ikutan. “Banyak yang tetap bersepeda seperti saat ini karena memang mereka mencintai sepeda,” ucap alumni Smansa angkatan 82 yang juga pernah menjadi Sekjen IKA Smansa selama dua periode ini.