PELAKITA.ID – Sembari menunggu hasil obrolan grup Whatsapp grup alumni Unhas tentang Petta Mulawarman yang selalu kontroversi, terkait respon IDI atas geNose di Kota Makassar, Pelakita.ID membuat simuliasi siapa gerangan nakhoda ideal memimpin IKA Unhas setelah terbetik kabar H.M Jusuf Kalla tak lagi maju.
Mubeslub IKA Unhas akan digelar akhir bulan Oktober 2021. Siapa gerangan yang paling pas jadi nakhoda bahtera IKA?
Meskt tak lagi minat untuk pelayaran berikutnya, JK minta supaya ketua nanti berkarir di pentas nasional.
Level nasional yang bisa jadi multitafsir, apakah posisinya sebagai pejabat nasional atau dedikasi dan kontrubusinya berdampak pada tingkat nasional.
Meski demikian, jelang pelaksanaan Mubes itu, rasanya sangat seksi jika bisa mengutak-atik siapa gerangan ketua dan sekjen IKA Unhas.
Tentu harus satu paket sebab kerja-kerja keseharian atau menata rumah tangga sangat bergantung seberapa tanggap dan lincah mereka mengelola potensi internal organisasi.
Husain Abdullah yang selama ini aktif mengurusi dan mempublikasikan kegiatan JK dianggap belum sepenuhnya optimal mengembangkan potensi internal IKA Unhas jika dibandingkan dengan IKA perguruan tinggi lain seperti IKA ITB, UGM hingga IPB dalam mempengaruhi konstalasi politik dan interior pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Siapami?
Gelombang spirit IKA Unhas yang dimanifestasikan atau ditunjukkan alumninya selama ini yang selalu ingin tampil beda dan membarukan konstalasi setting politik nasional maka ada beberapa nama yang pantas.
Selain itu, jika mencari figur nasional, pejabat nasional, serta pejabat daerah berdarah Unhas yang punya visi me-nasional bahkan beyond, penulis punya beberapa nama atau figur yang bisa dipertimbangkan untuk komposisi Ketua dan Sekjen IKA Unhas dambaan, harapan dan masa depan bersama ‘anak-anak Ayam Jantan’.
Pertama, Syahrul Yasin Limpo atau SYL dan Prof Farida Patittingi. SYL yang Menteri Pertanian serta Prof Farida yang Dekan FH Unhas sangat berpengalaman memimpin organisasi dan punya nama tenar sebagai tokoh nasional.
Kepakaran dan daya jangkau kemampuan komunikasi Prof Farida dianggap sangat bisa mengawal dan merealisasikan ide-ide SYL dan pada saat bersamaan membangun komunikasi dengan alumni untuk negosiasi dan operasionalisasinya.
Kedua, Andi Amran Sulaiman dan Mulawarman. Mantan Menteri Pertaniaan AAS punya leadership yang teruji dalam membuktikan bagaimana bekerja terukur, sabar dan bermuara pada hasil yang memukau.
Pengalamannya sebagai bos Grup Tiran adalah senjata yang bisa mengembangkan potensi kekuatan IKA Unhas. Mulawarman? Dia pantas jadi sekretaris umum.
Daya kritis dan pengalamannya sangat dibutuhkan IKA Unhas. Petta Mul., begitu sapannya, sangat bisa membangun komunikasi dengan alumni dan sudah punya skenario dalam menghidupkan harapan alumni Petta Mul selama ini sangat ingin menarik dan memoles potensi alumni yang sering diabaikan rezim.
Ketiga, M. Ramdhan Pomanto dan A.M Sapri Pamulu. Danny, Wali Kota Makassar punya nama sebagai wali kota yang penuh inovasi, selalu menawarkan breakthrough kata senior di IKA Teknik Unhas.
Danny yang arsitek ini punya kapasitas untuk menghdiupkan IKA Unhas dari pundi-pundi pribadi dan kekuatan jejaring birokrasinya.
Sapri berpengalaman sebagai pengurus elit IKA Unhas sebelumnya dan sejauh ini sangat mau mendengar dan takzim pada visi misi sosok seperti Danny. Keduanya Antek yang ccair pada alumni.
Keempat, Idrus Paturusi dan Sawedi Muhammad. Belakangan ini penulis suka dengan ‘manuver’ sosial kedua kebanggaan Unhas ini.
Mantan rektor dua periode, Idrus Paturusi adalah pekerja sosial yang bisa hadir dan ril kontribusinya ketika ada bencana dan konflik sosial.
Dia berhasil mendampingi JK sebagai pengabdi kemanusiaan dan bertangan dingin dalam manajemen proyek kemanusiaan.
Dr Sawedi Muhammad berpengalaman sebagai bagian dari perusahan internasional PT Vale dan paham bagaimana organisasi membangun citra sosial yang efektif.
Sebagai sosiolog yang selalu gelisah dengan tata kota dan perlunya partisipasi publik, penulis haqqul yakin keduanya bisa jadi kuda hitam untuk pemilihan pengurus IKA Unhas.
Kelima, Andi Sudirman Sulaiman dan Yusran Yusuf. Keduanya punya history yang baik dalam tiga tahun terakhir sebagai ‘paket’ masa depan perubahan Sulsel.
Jika ada Nurdin Abdullah, mungkin posisi ini untuk dia tetapi kali ini Andi Sudirman pun bisa. Selain muda dan tentu akan mudah membangun komunikasi dengan millennial Unhas terutama generasi 2000-an ke bawah.
Andi Sudirman disebut punya jejaring perusahaan dan organisasi bisnis yang bsa menjadi supporter untuk IKA Unhas.
Leadership-nya yang selalu menyelesaikan masalah dengan terukur, adaptif, sabar dan berbasis agamis sangat disukai pada konteks Sulsel.
Masuknya Yusran yang juga mantan Plt Wali Kota Makassar serta karib Danny Pomanto sebagai tandem akan memudahkan kerja-kerja inovatif Andi Sudirman Sulaiman.
Keenam, Prof Abdul Kadir dan Salahuddin Alam. Prof Kadir yang saat ini pejabat eselon I di Kementerian Kesehatan adalah alumni Unhas yang sarat prestasi kerja dan karir.
Putra kelahiran Selayar ini punya jejaring yang bagus serta mudah diajak bertemu. Pengalamannya sebagai pejabat eselon I tentu sangat pantas untuk menjadi nakhoda IKA Unhas. Jejaring internasional dan kepakarannya sudah terbukti dan akan jadi kartu baik untuk jejaring Unhas ke depan.
Salahuddin Alam Dettiro? Anak Makassar siapa yang tak kenal ‘kongsita’, aktiivis LSM, aktivis alumni di Ibu Kota, mengakar di Sulsel dan salah satu konseptor Hari Kelahiran Sulsel 19 Oktober 1669 ini?
Pengalamannya yang panjang dan sarat liku itu adalah bekal untuk dapat mengelola IKA Unhas terutama internal yang potensinya sungguh luar biiasa dan perlu gercep di tengah suasana dunia yang VUCA ini!
Penulis
K. Azis (alumni Kelautan Unhas)