Dahsyat! Inilah keunggulan WARUNG PANDANGA di Batas Kota

  • Whatsapp
Om Iwan tangani langsung pesanan kami (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Berbatasan dengan Barombong Kota Makassar membuat Desa Aeng Batu-Batu di Kabupaten Takalar memiliki keunggulan kompettitif sebagai pusat bisnis aneka rupa. Jaraknya hanya hanya terpaut 5 6 kilometer dari Pantai Losari menjadikannya menjadi alternatif wisata dan kuliner.

Itu pula yang menjadi pertimbangan mengapa Iwan, demikian nama pemilik warung ikan bakar dan aneka masakan laut, atau lengkapnya Warung Pandanga hadir. Warung ini relatif baru berdiri.

Read More

Awalnya hanya pondok-pondok kecil, jual ikan bakar. Sekarang sudah nampak teratur dan bahkan sudah lantai berlantai dua dan tampil sebagai magnet kuliner di selatan kota.

Pelakita.ID yang menggunakan sepeda dari kediaman di Gowa menjajal destinasi kuliner ini.  Jarak yang ditempuh, 18 kilometer atau 36 km total, Sabtu, 15 Mei 2021.

Dari Makassar, lokasi ini ditempuh setelah melewati kawasan Barombong lalu terus ke arah selatan. Berbelok kanan dari perempatan Batu-Batu dan Desa Bontolanra. Setelah mentok di ujung jalan lalu berbelok kanan. Sekitar 200 meter, Warung Pandanga hadir.

Jelas sekali bagaimana warung ini telah menjadi pilihan tempat rekreasi, santai dan menikmati sajian ikan bakar dan aneka asesoris kuliner seperti sayur asam hingga aneka minuman.

Interior lantai satu Warung Pandanga (dok: K. Azis)

Saat Pelakita.ID sampai ada empat mobil parkir, sementara beberapa pengunjung sedang mandi di laut. Ada satu pondok atau gazebo yang disewakan, Pemiliknya lain. Di sisi kanan Warung Pandanga eksis.

Di lantai satu tersedia tidak kurang enam meja kayu tebal. Unik dan artistik. Ruangannya ditata dengan baik dan nyaman. Ada dua kamar kecil di sisi kanan depan, dekat laut. Tersedia pula ayunan dan kursi santai.

Saya membayangkan suasana syahdu di lokasi ini jelang sunset di musim kemarau. Siang itu, kami menikmati angin sepoi berhembus dari Selat Makassar. Inilah salah satu keunggulan Warung Pandanga.

Warung ini disebut Pandanga karena berada di Dusun Pandanga. Di bagian dapur ada lima orang sibuk menyiapkan ikan. Kelompok ibu-ibu sibuk menyiapkan sayur, minuman dan sambel.

Jika warung ikan bakar lain tak melepas sisik, di sini, sisik harus dilepas (dok: K. Azis)

Seorang pekerja bekerja melepas sisik ikan, dua orang lainnya memilah ikan kakap, kerapu, udang dan ikan kotak atau kudu’ kudu’ dalam bahasa Makassar.

Kami memesan dua ekor ikan kerapu bakar ukuran sedang plus seekor kakap. Seporsi sayur asam, dua porsi sambel dan dua porsi lapangan donge-donge dan mangga muda. Segelas kopi dan segelas teh manis panas.

Untuk saya yang asli Makassar – maksudnya lahir di Galesong yang berbahasa Makassar – sajian di atas adalah favorit apalagi ada donge-donge dan raca’ mangga. Sambelnya yang luar biasa enak membuat istri saya berdecak kagum. Ini keunggulan berikutnya.

“Ini sambel terenak yang pernah saya nikmati,” pujinya. Keunggulan lainnya.

Btw, gimana rasanya keseluruhan menu? Nikmat? Mau tahu jawabannya? Tandas!

 

Penulis: K. Azis

 

 

 

Related posts